1 : 𝓒𝓻𝔂 𝓬𝓪𝓷𝓭𝔂

650 97 77
                                    


𝐉𝐮𝐫𝐚𝐧(𝐆) & (𝐃)𝐚𝐦𝐚𝐢



"Juran Tolong kamu mengerti, kamu nggak harus selalu ikut di pertandingan, saya tau kamu itu bintang disini tapi cedera kamu cukup serius jadi saya minta kamu relakan dulu pertandingan Taekwondo bulan ini."

Titah sesosok pria dewasa berpawakan kekar, air muka penuh keseriusan nampak mengganggu hati dan jalan pikir sang pria dimana tak jauh didepannya berdirilah seorang insan muda berbalut seragam taekwondo.

"Saya bisa Coach! Cuma keseleo aja kok! Besok itu hari yang saya tunggu-tunggu, Kalo saya gagal di kesempatan ini, sia-sia aja dong saya habisin 7 tahun latihan disini, Pokoknya besok saya mau ikut tanding!"

"Keseleo apanya?! Kaki sampe di gip masih kamu katakan keseleo? Nggak! Lebih baik kamu tunggu sampai tahun depan, daripada kamu harus pensiun dari taekwondo setelah ikut pertandingan, itu keputusan saya sebagai coach kamu."

Pria dewasa yang dipanggil Coach itu menunjukkan sisi tegasnya, Binar mata penuh harapan dari sang murid tak menjabah satu inci pun kelembutan hatinya. Murid yang baru saja disentak tersebut kalap dalam keheningan. Kefrustasiannya akan perintah Sang coach menghancurkan dambaan indah cita citanya.

Anak Laki-laki itu mengerut kening tanda tertekan, tangannya mengepal kuat tak terima akan kondisi. Suasana penuh tekanan yang ia rasakan saat ini begitu ingin ia pecahkan berupa air mata, impian yang ia bangun setelah 7 tahun kini hancur dihantam kenyataan.

"Kalo kamu masih mau Dateng ke pertandingan, kamu harus Dateng sebagai penonton cukup ini yang mau saya sampaikan ke kamu, saya turut prihatin sama kondisi kamu Juran sekali lagi maaf."

Desah getar sebuah nafas mulai terdengar menggema di ruangan, bidang kosong berisikan kumpulan karpet puzzle itu hanya berisikan kedua orang yang membuncahkan percakapan. Namun kini salah satu dari keduanya tampak bangkit dan mengangkat kaki meninggalkan percakapan.

Suara sesenggukan akhirnya pecah saat siluet seorang pria telah pergi, kini hanya tersisa seorang anak laki² malang yang menangisi kegagalannya sebelum berperang. Dan semuanya tak pelak karena cidera retak di tulang betis kanannya.

"Sialan!"

Decihnya kesal meninju dinding, gema tangisan anak berusia 15 tahun itu tak hanya terdengar di ruangan itu, namun juga sukses memancing atensi dari nuansa luar.




€€€€€




Dilain tempat, tepatnya ruangan yang tepat persis di samping dojang, disanalah terdapat ruangan cerah bercat kuning yang menyejukkan mata. Ditempeli belasan kaca besar yang mengitari sudut² ruang itu, terdapat juga belasan muda mudi yang secara selaras bergerak bersama mengikuti senandung lagu.

"Okeee! Hari ini cukup sampe disini ya gaisss, Besok begitu sampe pokoknya langsung Cuss ke stan, nggak boleh ada yang telat karena besok hari yang kita nanti-nanti selama ini Audience kita nggak cuma anak sekolah lagi guys! Tapi semuanya.... Semua orang bakal liat perform kita jadi gue mau perform besok harus perfect!"

Sulutan semangat terucap dari bibir manis seorang gadis yang tetap terlihat cantik meski dibasahi keringat. Senyum semangat dari gadis yang baru saja terdiam itu seakan memberi sinergi luar biasa untuk para rekan rekannya. Karena besok Dance crew yang berisikan muda mudi berparas tampan dan jelita tersebut akan kembali bersua tampil dihadapan banyak orang

Tanpa sepatah kalimat lagi, semuanya langsung menghambur dan membereskan keperluan masing² guna bersiap pulang dan bermanja diri memulihkan energi.

"Amai, Papa lo tadi telfon dia gabisa jemput sekarang lo pulang bareng gue ya!"

Juran(G) & (D)amai | Jungwon | ENHYPENDove le storie prendono vita. Scoprilo ora