55. Dipermalukan

8K 794 40
                                    

Aduh, bagaimana ya, Lusi rasanya mau tertawa. Cuma, tidak enak juga kalau dia menunjukkan ekspresi kemenangan secepat ini.

Garseta sengaja mengadakan pesta di rumah, berkonsep makan malam formal. Tentunya dengan aturan table manner. Anak kampung seperti Nesta, pastilah mana tahu cara table manner yang sempurna.

Sudah terbayang akan seperti apa tampilannya nanti.

"Mari, Nona, silakan!" Pelayan membantu Lusi untuk menuju meja makan malam.

Garseta dan yang lainnya juga sudah siap. Terrmasuk sepupu-sepupu Viano.

Viano ada di samping mamanya. Wajahnya terlihat gusar meski dia tidak mengatakan apa pun.

Nesta masih berdiri bersama Kevin di sebelahnya.

Oh, waw! Apa itu? Viano menangkap sesuatu. Siapa yang mendandaninya seperti itu?

Kenapa malam ini, dia terlihat sangat manis?

Kursi untuk mama dan papanya Viano disiapkan lebih dulu, tidak ada yang berani duduk sebelum mereka selesai menempelkan bokong di kursi.

"Masuklah dari bagian sebelah kanan,, pelan-pelan bergeser ke kiri. Tegakkan punggung, jangan sampai bersandar apalagi bungkuk. Ukur jarak dada ke meja kurang lebih lima jari." Kevin berbisik pada saat yang lain fokusnya sedang terpecah.

"Eh?" Nesta tidak paham.

Kevin memberi isyarat agar Nesta menurut saja atas apa yang dikatakannya tadi. Itu aturan dasar dalam table manner.

Viano yang melihat aksi bisik-bisikan Nesta dan Kevin merasa gerah. Jarak mereka terlalu dekat, sampai-sampai ingin sekali dia lemparkan bom ke sana untuk memisahkan keduanya.

"Silakan duduk!" Garseta mempersilakan semuanya.

Tadi yang dijelaskan Kevin cukup rumit, tetapi sebisa mungkin Nesta mengingatnya. Hanya perlu masuk dari kanan ke kiri lalu duduk menegakkan tubuh. Kurang lebih seperti itu.

Kevin menghela napas lega. Nesta bisa melakukan apa yang dia katakan.

Lusi yang kesal, melihat Nesta gagal dipermalukan di tahap awall. Sabar. Dia masih bisa menunggu nanti babak berikutnya.

Semua sudah duduk, Garseta membuka percakapan. Dia berterima kasih atas semua orang yang mau peduli dan bersedia meluangkan waktu untuk hadir ke pesta sederhana miliknya.

Selanjutnya, pelayan datang memberitahukan bahwa menu pembuka sudah siap untuk disajikan.

Tanpa menunda, Garseta menyuruhnya untuk menyajikan menu pembuka.

Tak berselang lama, lelaki yang berjas hitam tadi datang bersama rekan-rekannya yang lain. Membawakan nakas berisikan cream soup .

Garseta sudah mempersilakan, tandanya semua bisa menikmati.

Diam-diam Lusi memperhatikan bagaimana nanti Nesta akan menikmati makanan tersebut.

Otak Nesta tidak sedongo Lusi pikir. Walaupun dia tidak tahu bagaimana cara menikmati menu pembuka tersebut, dia masih punya mata untuk memperhatikan memperhatikan cara memakannya dari yang lain.

Nesta memperhatikan Kevin yang ada di sebelahnya. Dia menyendok sup berseberangan dari arahnya kemudian menyeruput kuah dari pinggir sendok. Yang lain juga melakukan hal sama. Kalau begitu Nesta tinggal ikuti.

Selamat di menu pembuka, tiba waktunya menu utama.

Daging sapi pilihan yang dimasak barbeque ditemani mash potato dan beberapa macam sayuran, disajikan di atas hot plate.

Arrogant vs Crazy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang