26. Misalkan

10.3K 1K 19
                                    

Hidup itu mudah kalau tidak dipersulit. Hidup itu rumit kalau bertemu Viano. Prinsipnya Nesta, sih, begitu.

Soal titip Raja, Nesta sama sekali tidak masalah. Aturan dari Viano-nya itu loh, bikin kepala pusing.

Berapa kali coba, dia chat ingatkan Nesta untuk tidak kasih banyak makanan bermicin. Hish!

Micin itu enak kali, Pak. Cobain deh sekali-kali makan micin. Coba sekali Bapak pasti ketagihan.

Saking menyebalkannya, sampai Nesta balas begitu. Tenang, dia tidak akan ajari Raja makan micin, kok. Cuma mau gertak bapaknya saja.

Viano membalas emot marah disusul stiker monyet dipentung. Anehnya, Nesta malah mesam-mesem. Gemas sendiri. Kok, Viano malah jadi unyu, ya?

Bercanda, Pak. Pokoknya aman deh di sini.

Pesan terakhir, cuma dibaca sama Viano. Mungkin sudah mulai rapatnya. Kantungi lagi ponsel Nesta.

"Vin!" Nesta memanggil bosnya yang baru saja datang. Kasihan dia penuh keringat, kepanasan pasti. Secara, matahari biar masih jam sepuluh, lumayan terik.

Ambil minuman dingin dari rak, Kevin duduk di mini bar.

Nesta hampiri dia.

"Gantian sini, aku yang sebarin brousur kamu jaga kasir."

Kevin masih kipas-kipas wajah pakai tangan. Biar di ruangan AC tetap saja, masih gerah.

"Nggak usah, deh. Bisa lanjut nanti siang atau kapan lagi." Sebetulnya agak tidak tega. Masalahnya, Nesta itu cewek, di luar panas, belum kalau pas dapat yang suka ngacangin penyebar brosur diskon.

"Udahlah, nggak apa-apa!" Nesta mengambil beberapa tumpukan brosur di meja. "Kamu jagain kasir, sama sekalian nih." Dagu Nesta memicing ke arah Raja yang duduk tenang menikmati susu coklat dan snack dari toko. "Pelanggan VIP. Kalau dia mau yang mahal-mahal, kasih aja. Bapaknya udah titip uang pembayaran."

Kevin tertawa kecil. Aneh juga, ada bos yang tenang titip anak di toko retail begini? Jangan-jangan, ada unsur 'udang di balik batu", dugaan Kevin demikian.

"Beres. Tapi, nggak apa kamu sebar brosur sendirian?"

"Nggak masalah." Nesta bergegas keluar untuk menggantikan Kevin. Sebelumya dia ingatkan Raja untuk duduk tenang dan jangan ke mana-mana sampai Nesta kembali.

Raja memperhatikan Nesta dari balik kaca putih. Gadis itu berjalan terus ke depan sampai dia menghilang di belokan. Beberapa detik setelahnya, dia menatap Kevin yang sedang duduk berselonjor kaki.

Kevin yang merasa diperhatikan, menatap balik Raja.

"Kenapa lihatin gitu?"

Sambil menyedot minumannya, Raja menjawab, "Nggak apa-apa, Om."

Kevin manggut-manggut.

"Om, boleh tanya, nggak?"

Kevin menegakkan tubuhnya. "Tanya apa?"

"Kenapa, Om suruh Kak Nesta kerja di sini"

Kevin menyimpulkan senyum. "Yah, karena kita temen. Lagian, Om nggak suruh, tapi Kak Nesta yang mau."

Arrogant vs Crazy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang