Couvade Syndrome

Mulai dari awal
                                    

SiZhui tertawa kikuk, sebelum gejolak aneh menghajar di perutnya. Ia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. JingYi langsung mengejarnya dan menepuk-nepuk punggung SiZhui.

“Maaf SiZhui, kau jadi menanggung masa-masa ini.” JingYi masih setia mengelus dengan lembut punggung kekar milik SiZhui. Pemuda itu berbalik dan memeluk istri tercintanya. Ia tempatkan kepalanya di perut JingYi.

Mendengar suara di dalam perut itu, meski ia tak mendengar sesuatu yang istimewa, karena anak-anaknya masih berbentuk sebuah janin. SiZhui menengadah dan melihat wajah JingYi.

JingYi tak tahan dengan kemanisan suaminya, lantas ia mengelus surai hitam itu. “Jangan membuat A-Die kerepotan ya.” Katanya kepada janin-janin yang tumbuh di dalam tubuhnya.

SiZhui terkekeh, sebelum kembali berbalik dan memuntahkan lagi isi perutnya. “JingYi, aku merasa sangat senang, tapi aku juga sedikit cemas.” SiZhui mulai berdiri dan memeluk JingYi dengan lembut.

Kontrol emosi SiZhui mulai normal rupanya. “Hm? Apa yang kau cemaskan?” Tanya JingYi, ia mulai berjalan ke ruangan utama tempat Wei WuXian dan juga Tabib itu berada tadi.

“Mn, cemas jika salah satu dari mereka tidak selamat, atau mungin bisa merenggang nyawamu saat proses persalinan.” SiZhui menunduk, sampai sebuah tangan mengelus pipi lembutnya. “Aku akan berjuang, jadi kau juga, ya!”

SiZhui menghela napas nya. “Setidaknya aku akan bertahan, demi mereka.”

Lalu, beberapa menit kemudian.

“Hehehe!” Dengan tangan penuh arak, SiZhui berlarian di atas atap, dari atap satu ke atap yang lain. Ini gawat, sifat JingYi secara tiba-tiba tersalurkan kepada suaminya. JingYi sendiri sampai malu melihat tingkah SiZhui yang secara tiba-tiba menjadi sangat aktif.

JingYi menepuk keningnya sebelum ia mengejar SiZhui dari bawah. Ternyata ia menghampiri Wei WuXian, dan menyerahkan arak itu. Dengan kesal JingYi menghampiri mereka berdua.

Senior Wei! Kau-”

“Eits!” Wei WuXian menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan kekiri. “A-Niang,” Koreksinya. JingYi membuang nafas nya. “apa yang kau lakukan?" JingYi kembali membuka suaranya.

“Meminum arak!” Katanya seraya membuka satu-persatu kendi itu dan mulai meneguknya.

JingYi memijit pelipisnya. “Bukan itu yang ku maksud!”

Wei WuXian berhenti minum sampai terdengar deruan nafas yang keluar dari bibirnya usai meneguk minuman tercintanya. Ia menatap JingYi heran. “Lalu apa?” Tanya nya.

“Ugh!”

Sebelum JingYi memulai konser nya, SiZhui telah menyelanya. “Membeli arak untuk A-Niang!” Begitu katanya.

JingYi mencengkram bahu SiZhui mengunakan kedua tangan nya. “Kau tahu? Jika kau tertangkap basah melakukan hal itu, kau akan di hukum SiZhui!”

“Mn, begitu ya..”

Alis JingYi berkedut kesal, perepatan muncul di sekitar wajah nya. “Apanya yang begitu ya!” JingYi mengguncang bahu SiZhui dengan sangat kencang. “Ayo pulang!” Setelah puas mengguncang SiZhui, JingYi menarik lengan suaminya. Ia menunduk hormat kepada Wei WuXian sebelum pergi. “Kami pamit A-Niang!”

“Ah, iya.. Eeum.”

Wei WuXian melanjutkan acara meminun arak nya itu. Ia melihat punggung kedua pasangan muda itu mulai menjauh. Bisa ia lihat, jika SiZhui sedang dimarahi habis-habisan oleh istrinya. Bahkan Wei WuXian sendiri tidak percaya, jika JingYi berani bertindak seperti itu kepada A-Yuan nya.

“Hm, biarkan saja. Ah, lebih baik aku segera menyembunyikan anak-anak manisku!” Wei WuXian mengambil kendi-kendi itu, dan membawanya kedalam pelukanya.

Ia membalik tubuhnya untuk mencari tempat persembunyian yang ia sebut anak-anak manisnya itu. Tapi sayangnya,

Tuk!

“Duh.” Wei WuXian meringis pelan sembari memegangi keningnya. Sedetik kemudian ia mengangkat kepalanya, disana ia bisa melihat Lan WangJi berdiri tepat dihadapannya. Dengan panik ia menjatuhkan semua kendi-kendinya, sehinga kendi-kendi itu dengan bebas melayang di udara.

Dengan gesit, Lan WangJi menangkapnya. “Wei Ying.”

Wei WuXian terkejut, sampai-sampai bahunya bergetar untuk sesaat. “Ya, Lan Zhan?” Dengan kikuk ia melirik mata suaminya.

“Ini, jatuh.”

“Heh?” Ia kira, Lan Zhan nya akan marah, tapi ia malah sedikit tersenyum kepada nya. Wei WuXian mengambil kendi-kendinya dari tangan Lan WangJi. “A-ah iya, te-terimakasih!”

“Mn.”

鲜花盛开  [ZhuiYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang