A•H•S! 2

314 29 13
                                    

Kini jam menunjukkan pukul 17

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini jam menunjukkan pukul 17.30 WIB. Rizal dan Riri—bunda Rey—akan pergi ke pasar atau toko sepatu yang kini masih buka, untuk membeli sepatu pantofel Rey.

Sedangkan Rey, kini tengah menunggu sang adik yang masih bayi dan baru lahir satu minggu yang lalu. Bayi baru lahir, sudah ditinggal untuk berpergian jauh oleh sang bunda. Alhamdulillah-nya, adik Rey tidak rewel sama sekali dan kedua adiknya yang lainpun tidak bertengkar seperti biasanya.

Rey mempunyai tiga adik, satu laki-laki dan dua perempuan. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Umurnya dengan sang adik tidak berbeda jauh, dengan adik laki-lakinya hanya berjarak 3 tahun. Adik perempuannya, hanya berjarak 7 tahun dan dengan adik bayinya berjarak 14 tahun. Sudah kalian tebak bukan, umur Rey kini berapa tahun?

Tak lama setelah azan magrib berkumandang, ayah dan bunda Rey, tiba di depan rumah. Sang ayah dan sang bunda, menceritakan bagaimana perjuangannya untuk mendapatkan sepatu ini. Di mulai dari toko tutup, ada toko yang masih buka namun sayangnya tidak ada sepatu pantofel, mau pinjam ke rumah teman bunda-nya malu, tapi akhirnya ayah dan bunda Rey menemukan sepatu pantofel itu. Rey mencoba sepatu pantofel itu dan sepatunya pas di kaki dia. Rey pun berterima kasih kepada ayah dan Bunda-nya, karena sudah mau berjuang mencari sepasang sepatu dan rela meninggalkan sebentar adik bayinya.

***

Hari pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) berjalan dengan lancar dan datar bagi Rey. Dia yang tidak bisa akrab, kaku, berbicara hanya ketika diajak bicara dan yang paling terpenting dia itu pendiam.

Ketika pembagian kelas, Rey tidak sekelas dengan teman satu kelompok yang agak dekat dengan dia. Temannya itu menyarankan untuk dia pindah kelas ke kelasnya. Namun, Rey menolak karena dia seperti sudah tahu ke depannya akan seperti apa.

Ternyata benar apa yang Rey pilih waktu itu. Awal-awalnya masih sering sapa, terkadang mengobrol atau ke kantin bareng, tapi setelahnya teman Rey itu perlahan-lahan seperti menjauh karena sudah mempunyai teman baru yang waktu itu terpilih menjadi Queen.

Rey pun di kelas paling pendiam, ketika sesi perkenalan dia malu, dan gugup ketika ada guru tahu sekolahan waktu SMP dia itu ketua yayasannya artis. Teman sekelasnya Rey tidak percaya apa yang guru tersebut tanyakan. Karena sekolahan Rey tidak terkenal dan itu berada di perkampungan, menjadikannya hanya sedikit yang tahu.

Sekolah SMK Rey saat ini juga ketua yayasannya artis, lho. Hari pertama memakai pakaian putih abu, ketua yayasan ketika upacara memberi sambutan kepada murid baru dan melakukan sesi foto di akhir upacara. Rey hanya ikut-ikutan saja berfoto karena disuruh. Dia tidak seperti murid yang lainnya meminta foto dengan ketua yayasan untuk upload di jejaring media sosial. Rey memang pada dasarnya terlalu cuek padahal sama ketua yayasan artis. Dia juga pernah berkata seperti ini, "Ngapain ribut-ribut minta foto, kelihatan norak tahu gak, kayak belum pernah liat artis secara langsung aja. Aku yang udah pernah lihat artis, malahan artis itu sudah go international aku malah biasa aja, gak sampai segitunya." nah ada yang tersindir bukan?

Alasan lain juga, Rey tidak mempunyai gadget seperti kebanyakan orang yang sudah mempunyai gadget 4G. Dia masih memakai gadget layar sentuh namun kecil dan sinyalnya pun masih E. Hasil foto buram, sinyal terkadang jelek, tidak bisa screenshot, tidak bisa menyimpan banyak aplikasi dan yang paling ngeselinnya itu cepat habis batrainya. Ketika dicharger lama bisa sampai beberapa jam, namun ketika dipakai terkadang tidak kuat untuk sampai jam pelajaran terakhir atau pulang sekolah. Rey sebenarnya ingin mengganti gadget seperti punya orang-orang, namun dia sadar bahwa keadaan ekonominya memang kurang, ini juga Rey bersyukur bisa di sekolahkan sampai jenjang SMK, dia juga masih harus memikirkan untuk biaya adiknya sekolah. Adiknya sudah terlalu mengalah untuk biaya sekolah dia dan membiarkan pembayaran untuknya.

Saat ini, guru yang Rey tahu itu bernama bu Irna, tengah menulis soal pelajaran Kepariwisataan hanya 4 soal. Rey di sini bingung, dia tidak tahu banyak jawabannya. Dia mengira pertemuan pertama ini akan diberikan materi, namun ternyata perkiraannya salah. Banyak dari temannya pun sama seperti Rey, padahal pertanyaannya mudah bagi yang tahu jawabannya. Seperti ini soalnya,

1. Tulislah 10 Hotel di Bogor yang kalian ketahui!
2. Tulislah 10 nama Bandara di Indonesia!
3. Tulislah 10 Restoran yang ada di Bogor!
4. Tulislah 10 tempat wisata yang kamu ketahui!

Dari 4 pertanyaan itu, Rey hanya tau 1 Hotel, beberapa Bandara, tidak tau sama sekali Restoran yang ada di Bogor, dan pertanyaan terakhir hanya duq yang Rey ketahui.

"Kamu tahu gak nama Hotel yang ada di Bogor?" tanya teman sebelah Rey duduk.

"Aku gak tahu sama sekali nama-nama hotel, tahu juga cuma satu. Tahu Hotel itu karena sering melewatinya tiap hari pas mau sekolah," jawab Rey dengan jujurnya, tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Banyak dari teman sekelas Rey yang mencarinya di google, dia juga ingin seperti itu, tapi kalian tahulah gimana gadget-nya.

Satu persatu mengumpulkan tugas tersebut, hanya Rey dan beberapa orang yang belum mengumpulkan. Rey di situ rasanya ingin menangis, dia baru bisa menjawab beberapa soal. Ingin rasanya Rey mempercepat waktu agar cepat pulang.

Beruntung bu Irna pengertian kepada murid yang belum selesai mengerjakan, dia menyuruh untuk dikerjakannya di rumah dan pertemuan nanti dikumpulkan. Bu Irna mengakhiri pembelajaran hari ini di karenakan bel pulang sudah berbunyi.

Sesampainya di rumah, Rey langsung meminjam gadget sang bunda untuk mencari jawaban dari soal tadi. Rey memang orangnya seperti itu, ketika menurut dia itu soal masih bisa tau jawabannya maka dia langsung mencarinya dan sebaliknya jika dia tidak bisa mengerjakan soal tersebut, pasti dia akan membiarkannya.

"Kak, udah nemu belum jawabannya?" tanya Riri sembari duduk di sofa dengan menggendong adiknya.

"Udah, Bun. Sebentar lagi juga selesai."

Tak lama setelah mengucapkan itu, Rey pun membereskan buku yang barusan dipakainya untuk menulis, menaruhnya di rak buku dan berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, Rey duduk di samping Riri dan menjaili sang adik yang tengah tertidur dengan cara menoel-noel pipinya.

Adiknya menggeliat karena merasa terganggu, namun masih dengan memejamkan matanya. Riri menjauhkan tangan Rey yang digunakan untuk menjaili adiknya. "Udah diem, nanti adiknya kebangun."

"Yah, Bunda enggak asyik nih," ucap Rey sembari mendesah kecewa.

Riri tidak menjawab, Riri malah beranjak entah kemana dan pergi meninggalkan sang anak.

Yuhuuu, saya update🎉Rencananya saya akan update tiap hari Senin dan Minggu, tapi kalau saya lagi mau hari Jum'at juga update, kok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuhuuu, saya update🎉
Rencananya saya akan update tiap hari Senin dan Minggu, tapi kalau saya lagi mau hari Jum'at juga update, kok. Gimana menurut kalian? Update tiap hari Senin dan Minggu atau hari Senin, Jum'at dan Minggu

4 Desember 2020

Aku Harus Sukses! [End]Where stories live. Discover now