15.

9.6K 872 55
                                    

Kembali ke hari senin, di mana semua sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kembali ke hari senin, di mana semua sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasanya.

Para pelajar kembali bersekolah, para pekerja kembali bekerja.

Agatha sudah siap dengan seragam putih merahnya yang dibaluti rompi atasan, tidak lupa dia memakai dasi serta topi. Karena hari senin pasti akan ada yang namanya upacara.

Tok! Tok!

"Masuk, Aunty!" teriaknya.

Saat Agatha mengizinkannya masuk, Valent baru membuka pintu kamar ponakannya itu.

Valent mengajarkan dan mencontohkan kesopanan pada Agatha dari hal kecil seperti ini. Untuk masuk ke kamar orang baik itu keluarga sendiri atau orang lain wajib mengetuk pintunya terlebih dahulu, jika orang tersebut sudah mengizinkan masuk baru kita boleh membuka pintunya.

Hal kecil memang, tetapi itu bentuk rasa menghormati privasi orang, karena kamar merupakan salah satu keprivasian seseorang.

"Udah siap belum, nih cantiknya Aunty?" tanya Valent.

Dengan mengangguk antusias Agatha menjawab. "Udah dong, Aunty."

Valent langsung mengajak Agatha untuk segera berangkat, karena Valent juga ada pekerjaan di kantor yang harus dia selesaikan sebelum jam makan siang tiba.

_MAMH_

Dicky masih belum menyerah untuk mendapatkan maaf dari Araxi. Sejak kemarin dia mengabaikan Michelle, dia sedang fokus pada Araxi.

Dicky kalang kabut memikirkan cara bagaimana untuk menghadapi Araxi. Gadis itu tidak pernah semarah ini, Dicky sering membuat kesalahan dan Araxi selalu ingin memaafkannya. Tetapi kali ini, Araxi seperti benar-benar memberi pria itu pelajaran... kalau kata maaf tidak berlaku untuk seseorang yang sering kali melakukam kesalahan yang sama atau bahkan lebih.

Araxi ingin mengeluarkan mobilnya dari garasi, namun ditahan Dicky. "Aku mau ngomong sama kamu, Ar."

Tidak ada jawaban, Araxi menatap Dicky datar.

"Sebentar aja, jangan diemin aku gini," lirih Dicky.

Araxi melipat tangannya di dada. "Mau ngomong apa? Gue udah enek, Ky. Lo paling minta maaf, abis itu ngasih alasan klasik, dan besok-besoknya ngulangin lagi. Capek!"

Dicky mengacak rambutnya frustasi. "Aku tau aku salah, Ar. Tapi masa kamu nggak mau maafin aku."

"Emang penting maaf dari gue?" tanya Araxi.

My Aunt My Hero [END].Where stories live. Discover now