45. Mulai

288 27 37
                                    

Chapter ini mungkin agak sedikit panjang karena aku kepengen ajaa ceritainnya secara detail. Eakkk..

Dan mungkin disini kata-katanya sedikit kasar. Jadi aku meminta kalian untuk tidak mencontohnya yaaa hehehe.

Selamat membaca ❣️

...

Hari demi hari telah terlewati. Selama 5 hari ini, Nayoung terus-terusan meminta Mingyu menemaninya kemana saja. Dan Mingyu mau tidak mau harus mengikuti perkataan perempuan ular itu.

Kini lelaki itu tengah berada di kamarnya. Mingyu masih setia memeluk erat Tzuyu yang masih nyenyak menyelami alam mimpinya.

Selama 5 hari itu, Tzuyu tak henti-henti untuk menyabarkan dirinya sendiri. Sana dan Dahyun juga menghibur Tzuyu agar perempuan itu tidak emosi.

Karna usia kehamilan Tzuyu masih sangat muda, ia harus banyak menahan emosinya. Sebenarnya Tzuyu sangat tidak mau ketika Mingyu harus pergi bersama Nayoung. Tetapi, demi untuk melenyapkan perempuan itu, Tzuyu harus rela. Tzuyu harus ikhlas.

Hari ini adalah hari sabtu. Dan belum ada tanda-tanda pesan dari Nayoung di handphone Mingyu.

Mingyu menggeliat kemudian membuka kedua matanya. Pemandangan wajah istrinya lah yang pertama kali ia lihat. Wajah Tzuyu yang damai dan cantik itu berhasil membuat Mingyu terpana ntah keberapa kalinya.

Tzuyu selalu berhasil membuat Mingyu semakin mencintainya. Tzuyu selalu berhasil membuat Mingyu terpana akan pesonanya. Walaupun berat badan Tzuyu sedikit bertambah, hal itu tidak memudarkan kecantikan Tzuyu.

Mingyu mengelus pipi gembil Tzuyu dengan lembut dan perlahan. Takut membangunkan istrinya itu. Senyuman tipis di wajah Mingyu tidak memudar sedari ia bangun tidur.

Tangan Mingyu berhenti di bibir pink Tzuyu. Dengan cepat, Mingyu mengecup bibir Tzuyu. Tak lama setelah itu, Tzuyu terbangun.

Perempuan itu mengerjapkan matanya perlahan dan menatap wajah Mingyu yang masih tersenyum tipis ke arahnya.

"Morning sayang" ucap Tzuyu dengan suara lembut dan serak khas orang bangun tidur.

"Morning..." jawab Mingyu yang tidak memalingkan pandangannya dari Tzuyu. Tzuyu mendudukkan dirinya kemudian meraih gelas yang ada di nakas di dekat tempat tidur mereka.

Tzuyu meminum air tersebut hingga habis. Kemudian, ia menatap Mingyu yang masih setia menatapnya.

"Kamu kenapa? Lapar?" tanya Tzuyu

"Enggak... Aku cuman terpana sama kecantikan kamu aja" jawab Mingyu menatap dalam mata Tzuyu.

Tzuyu tersenyum malu mendengarnya. Hal itu bukan baru ini ia dengar, sudah berkali-kali Mingyu mengatakan hal itu. Tapi tetap saja dia merasa malu ketika Mingyu mengucapkannya.

"Morning kiss nya mana?" tanya Mingyu. Padahal lelaki itu sudah mencium bibir Tzuyu ketika perempuan itu tidur.

Tzuyu bergerak ke arah Mingyu. Tangan kecilnya memegang kedua sisi pipi Mingyu. Tzuyu pun mencium bibir Mingyu.

Mingyu tidak tinggal diam. Ia menarik pinggang Tzuyu agar lebih dekat kearahnya. Alhasil, ciuman tersebut semakin dalam. Mingyu juga mulai melumat bibir bawah Tzuyu dengan perlahan. Tangannya masih setia berada di pinggang istrinya itu.

Tangan Tzuyu yang tadi nya berada di kedua pipi Mingyu, kini beralih memeluk leher Mingyu.

Mingyu kembali berulah. Pria itu mengangkat tubuh Tzuyu dengan mudah untuk duduk di pangkuannya. Pautan itu masih terjadi.

You Are My Healing [MinTzu] ✓Where stories live. Discover now