44. Cafe

341 33 20
                                    

"Gyu sini..."

Mingyu menolehkan kepalanya setelah mendengar suara itu. Dari jauh dia bisa melihat Nayoung yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

Mingyu menghela nafasnya. Dia harus sabar dan ikuti semua yang Dahyun bilang. Mingyu berjalan menuju tempat duduk Nayoung.

Woozi, Vernon, dan Wonwoo juga mengambil tempat duduk yang tak jauh dari tempat Nayoung dan Mingyu. Yang pasti Nayoung membelakangi mereka.

Mingyu pun duduk di hadapan Nayoung. Nayoung tersenyum melihat kedatangan Mingyu. Nayoung tidak menyangka Mingyu akan datang dan terlebih lagi dia datang sendirian tidak bersama istrinya. Satu rencananya berjalan dengan mulus.

"Apa kabar?" tanya Nayoung basa basi. Mingyu menatap datar ke arah Nayoung yang masih saja tersenyum ke arahnya.

"Langsung intinya saja" jawab Mingyu dengan dingin. Nayoung mengulum bibirnya. Ia pikir Mingyu akan berbaik hati kepadanya hari ini. Ia pikir Mingyu menyetujui untuk datang kesini karena sudah luluh dengannya.

Namun, Mingyu masih sama saja. Dia dingin seperti pertama kali bertemu. Nayoung harus semangat untuk meluluhkan hati Mingyu dan merebutnya dari Tzuyu. Bilanglah Nayoung sudah gila. Emang dia sudah gila, gila karena Mingyu.

"Santai aja dulu. Buru-buru amat sih" jawab Nayoung dengan santai seolah tidak terintimidasi oleh dinginnya Mingyu. Rahang Mingyu mengeras.

Nayoung dengan santai meminum wine yang sudah ia pesan terlebih dahulu. Sedangkan Mingyu, ia tidak memakan pesanan yang Nayoung pesankan untuknya.

"Sebenarnya lo ngapain sih ngajak gue kesini?" tanya Mingyu yang merasa sangat tidak nyaman berada di hadapan Nayoung. Laki-laki itu ingin segera pulang dan bermanjaan dengan Tzuyu.

Nayoung meletakkan gelas wine nya dengan santai sambil menatap Mingyu yang tengah menatapnya dengan bosan. Nayoung tersenyum tipis.

"Salah ya gue ngajak main sahabat smp gue?" tanya Nayoung dengan santai. Mingyu sungguh semakin merasa tidak nyaman berada di dekat Nayoung.

Mingyu ingin melontarkan kalimat tajam kepada Nayoung, namun pergerakan ketiga temannya mengurungkan niatnya. Wonwoo memberitahu bahwa Mingyu harus menuruti apa yang Nayoung ingin.

Dan dengan terpaksa, Mingyu menurunkan egonya dan mencoba untuk rileks sebelum menjawabnya.

"Gak salah" jawab Mingyu dengan sesantai mungkin. Nayoung tersenyum lebar mendengar jawaban Mingyu. Gadis itu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan anggun.

"Makanannya gak dimakan?" tanya Nayoung saat melihat Mingyu yang tidak menyentuh makanannya sama sekali.

"Gak selera" jawab Mingyu singkat. Nayoung mengendikkan bahunya acuh. Dia tidak peduli dengan jawaban Mingyu yang itu.

Mingyu ingin segera pulang dan menikmati masakanan Tzuyu. Hanya masakan istrinya itu yang sangat ia suka. Makanya dia tidak makan pesanan yang Nayoung pesankan untuknya.

Mingyu menatap bosan Nayoung yang masih makan di hadapannya. Di dalam hatinya, pria itu tak henti-henti menyebut sumpah serapah kepada gadis itu. Mingyu merotasi matanya malas lalu menopang dagunya dengan tangan kanannya.

"Lama amat sih" ucap Mingyu dengan sinis. Nayoung yang tengah memotong steak dagingnya langsung terhenti ketika mendengarkan ucapan Mingyu. Gadis itu tersenyum tipis lalu menyuapkan daging terakhirnya.

"Udah siap" ucap Nayoung dengan senyuman lebar. Gadis itu menatap ke arah Mingyu yang juga tengah menatapnya dengan perasaan jengkel.

"Udah kan? Gue mau pulang" ucap Mingyu lalu berdiri dari tempat duduknya dan akan pergi dari cafe itu.

Namun, langkah Mingyu terhenti ketika mendengar ucapan Nayoung. Mingyu mengepalkan tangannya erat sambil memejamkan matanya. Gak ada habisnya pikir Mingyu.

"Gimana lo temani gue belanja hari ini?"

Begitulah yang diucapkan Nayoung. Mingyu tidak lupa bahwa gadis itu sangat menyukai belanja. Dulu pada saat mereka bersahabat, Mingyu akan dengan senang hati menenami Nayoung berbelanja. Tapi sekarang tidak.

Mingyu membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Nayoung yang masih duduk di tempatnya. Kalau bukan karena perkataan Dahyun dan ketiga teman cowoknya itu, Mingyu mungkin sudah memaki Nayoung habis-habisan.

"Gimana?" tanya Nayoung dengan santai sambil membalas tatapan Mingyu dengan tak kalah santainya.

...

"Gak usah ngerangkul bisa?" tanya Mingyu dengan jengah karena Nayoung selama perjalanan ngerangkul lengan Mingyu.

"Gak bisa" jawab Nayoung dengan santai sambil berjalan riang disisi sebelah kiri Mingyu. Mingyu yang mendengar jawaban Nayoung tak henti-henti untuk melepaskan tangan Nayoung dari lengannya.

"Lepasin gak? Risih tau" ucap Mingyu yang tak tahan di rangkul oleh Nayoung. Mingyu menarik kasar lengannya sehingga rangkulan Nayoung terlepas.

Nayoung menatap kaget ketika rangkulannya terlepas. Dapat diliat sorot mata tidak suka di mata Mingyu.

"Kalau mau jalan yaudah jalan aja gak usah rangkul-rangkul. Gue gak suka" ucap Mingyu berjalan mendahului Nayoung yang menatapnya sambil mengepalkan tangan.

Perempuan itu membuang nafasnya kasar lalu berjalan menyusul Mingyu yang sudah berjalan jauh di depannya. Dalam hati Nayoung tak henti-hentinya menyumpah serapah Tzuyu yang berhasil mengubah Mingyunya itu.

Mingyunya? Ya, Nayoung masih mengganggap Mingyu hanya miliknya. Dia tidak peduli dengan status Mingyu yang sudah menjadi suami Tzuyu. Sekali ia menyebutkan miliknya, maka selamanya akan menjadi miliknya.

Nayoung egois? Emang. Gadis itu mengakui dirinya egois. Gila? Bilanglah Nayoung gila karena merebut Mingyu yang sudah menjadi suami orang.

...

Di lain sisi, ketiga lelaki tampan masih terus mengikuti pergerakan Nayoung dan Mingyu. Woozi tak henti-hentinya mencatat sesuatu di buku kecilnya.

"Ji, Lo nyatat apaan sih?" tanya Wonwoo yang berada tepat disamping Woozi.

"Nyatat beberapa hal dari gadis itu. Gue harus pahami gimana  karakter dari cewek itu sebelum gue nyusun rencana dengan anak buah" jawab Woozi dengan tegas.

Wonwoo menganggukkan kepalanya dan kembali menatap Nayoung yang sibuk belanja beberapa baju. Mereka bertiga masih setia mengikuti Mingyu. Mereka akan menjaga laki-laki itu dari jauh karena Nayoung itu sangat berbahaya.

"Non, menurut lo rencana kita berhasil gak?" tanya Wonwoo. Vernon menoleh sebentar lalu kembali mengawasi pergerakan Mingyu.

"Berhasil. Gue percaya sama Mingyu. Gue percaya dia gak akan terpancing sama tuh cewek" jawab Vernon dengan santai dan yakin. Mendengar jawaban Vernon, Wonwoo tersenyum. Tak ada yang harus ia ragukan lagi.

Wonwoo yakin, Mingyu tidak akan mengkhianati Tzuyu. Wonwoo tau seberapa besar cintanya Mingyu kepada Tzuyu. Belum pernah ia melihat Mingyu secinta dan sesayang ini kepada perempuan selain ibunya dan Tzuyu.

Dan Wonwoo hanya berharap agar rencana ini cepat selesai dan Nayoung segera musnah dari hadapan mereka.

....

Dahhhhhh segini dulu yaaa. Belum ada konfliknya ini hehehe. Sengajaa pemanasan duluu. Siapin hati kalian yaaa.

Jangan lupa vote dan komennya... Maaf ya kalau aku lamaaaaa banget update nya. Aku sibuk kuliah huhuhuu maklum ya gaes aku baru jadi anak kuliahan.

Dan aku baru tau kalau kuliah tuh kayak begini :). Semangat ya untuk kalian semua... Stay safe yaaa... Jangan lupa pakai masker kalau keluar rumah.

Love u gaessss ❤❤❤

You Are My Healing [MinTzu] ✓Where stories live. Discover now