Tujuh belas

72 20 33
                                    

Hai gais! aku Update? Yeeee!!!!
Mau bilang, kalau part ini panjang, jadi jangan bosen yaaa, jangan lupa klik bintang di pojok kiri. Hehe

Selamat membaca 💜

Selamat membaca 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desember 2017

Mobil-mobil bernilai puluhan bahkan ratusan juta rupiah telah berjejer rapi di halaman rumah Tara.

Remaja berusia enam belas tahun itu berdiri memandangi rumah keluarganya yang telah ramai dengan banyak orang entah itu pria atau wanita dengan setelan jas mereka, bahkan ada dari beberapa orang tersebut yang dengan nyata menunjukkan keglamoran kehidupan mereka.

Tara menunduk memandangi snekers putih miliknya, sesekali Tara memutar-mutar ujung sepatunya hanya untuk menggeser-geser pasir halus yang ada di bawah kakinya.

Mungkin saat ini wajah Tara sudah semerah tomat. Seakan enggan untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri, Tara masih berdiri di halaman rumahnya dengan buku-buku yang tengah ia pegang dengan kedua tangannya.

"Tara!"

Remaja itu mendongak, mencari suara siapa yang memanggil namanya.

Wajahnya tersenyum senang ketika mendapati kakaknya melambaikan tangan padanya.

Nata terlihat tampan dengan balutan kemeja putih yang di padukan dengan jas berwarna biru gelap, rambutnya tersisir rapi dengan polesan pomade yang membuatnya bertambah tampan saja.

Nata berlari kecil menghampiri sang adik. "Udah selesai latihannya?" Nata mengacak rambut adiknya yang telah tertata rapi.

"Kaaak!" ucap Tara memperingati, tangannya menepis tangan Nata yang mengacak rambutnya dengan halus.

"Hari ini aku belajar La Campanella By Liszt," tutur Tara.


"Wah! Bukannya kemarin kamu mengeluh  instrumennya sulit? karena jarak not-nya jauh-jauh." tanya Nata terkekeh.

"Tapi, hari ini aku menyelesaikannya dengan baik bersama temanku," jelas Tara berbangga diri.

Nata tersenyum senang, ternyata adiknya ini telah tumbuh menjadi remaja yang berbakat. "Perasaan baru aja kemarin kamu masih suka main lagu twinkle twinkle little star, sekarang udah bisa main instrumental yang susah." Nata gemas dengan adik satu-satunya ini, ia kembali mengacak rambut Tara.

"Yaudah, Ayo masuk." Ajaknya menggandeng tangan Tara.

Tara menunduk kembali, kedua tangannya memegang erat-erat buku-buku yang ia bawa.

DISAPPEAR LIKE A MIRAGE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang