Lima Belas

72 19 53
                                    

Oriana menepuk-nepuk punggung tegap yang tengah berguncang di sampingnya. Pemilik punggung itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Terdengar sesenggukan lirih yang berasal dari bibirnya.

"Kamu harus semangat!" nasehat Oriana padanya.

Namun, ucapan Oriana tersebut malah membuat dirinya kian sesenggukan. "Tapi, Gue ..."

"Udah! Malu di lihatin banyak orang!" Sahut Tara memandang Joon dan Oriana yang tengah duduk di sampingnya, keduanya terlihat Dramatis sekali. Sedangkan Tara berdiri di samping kursi, kedua tangannya terlipat di depan dada dengan wajah yang terlihat tak perduli sama sekali.

"Ck! Kamu ini," desis Oriana. Matanya memicing memandang Tara tak suka.

Sedangkan Tara hanya memutar bola matanya malas. "Lo udah gede! Malu kali nangis di depan orang lain," ketus Tara yang terdengar tak memiliki hati itu.

Joon mengangkat wajahnya, Tara bisa melihat jelas bagaimana wajah Joon yang terkesan memeable itu. Mata yang memerah dan berair dengan anak sungai yang berada di ujung matanya tak lupa sedikit ingus yang mengintip keluar dari lubang hidung Joon. Sungguh! Itu bahan tertawaan yang menakjubkan bagi Tara!

 Sungguh! Itu bahan tertawaan yang menakjubkan bagi Tara!

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Lo tu ...." Joon tidak melanjutkan ucapannya ia hanya memandang Tara dengan wajah sedih yang sedikit menyentil hatinya.

Bagaimanapun, Joon adalah sahabatnya satu-satunya bagi Tara. Dia yang mengerti bagaimana diri Tara, mereka sangat dekat hingga dirinya menganggap Joon itu sebagai sahabat sekaligus saudaranya sendiri.

Mungkin tidak sulit bagi Joon untuk beradaptasi dan mencari kawan saat menimba ilmu di The Black Country. Namun, yang Joon pikirkan adalah Tara. Bagaimana dia menjalani hari-harinya tanpa dirinya nanti? Apa Tara akan melakukan hal bodoh lagi? Dan siapa yang akan menarik tangannya ketika dirinya sedang berada di ambang kematian dan kewarasan?

"Gue mau bicara sama Jono." Tara memandangi Oriana, seperti mengisyaratkan kata "Pergi lo! Ganggu!"

Oriana hanya pasrah, ia berjalan meninggalkan Tara dan Joon untuk berbicara sejenak. Kini ia bersandar di pilar badara Soekarno-Hatta dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.

Kedua bola matanya tak teralihkan dengan lalu-lalang orang-orang yang acap kali melewatinya. Oriana hanya Fokus pada dua orang manusia yang terlihat saling menguatkan di sana.

Tak lepas dari pandangan Oriana, kini Tara menyandarkan punggungnya pada kursi panjang di sebelah Joon.

"Lo gak perlu khawatir sama gue," ujar Tara tanpa memandang Joon.

Sedangkan sang lawan bicara menoleh. "Gimana gue nggak khawatir sama lo?"

"Udah berapa kali lo percobaan buat mengakhiri hidup lo sendiri?" tanya Joon memandang banyak orang yang hilir-mudik dengan menyeret koper mereka.

DISAPPEAR LIKE A MIRAGE [LENGKAP]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें