43. A Happy Ending

1.8K 342 87
                                    

Song Recommendation
Jung Seung Hwan - Day & Night (Start Up Ost.)

Saerom menyerahkan diri.

Hal yang Saerom sendiri ga sangka bakal dia lakuin hari ini. Bego sih kalo dipikir lagi, kemarin dia menghindar abis-abisan, eh sekarang malah ngaku.

"Saya beri waktu 15 menit." Pesan salah seorang polisi kemudian menutup pintu ruang kunjungan.

"Kenapa anda melakukan ini?" Tanya Jennie, menyentak Saerom kembali ke kenyataan.

Hening sejenak.

"Gue dari dulu kesepian... Karena rumor palsu yang nyebar soal papa gue." Sahut Saerom. "Masa SMP gue suram, dimusuhin satu sekolah, ga pernah ngerasain yang namanya punya temen apalagi sahabat. Tiap ke kantin, yang gue terima selalu tatapan jijik dan makian dari semua orang."

"Kecuali dia, kakak kelas gue saat itu." Saerom menggantung ceritanya, menatap Taeyong penuh arti.

"Saya?" Taeyong, melipat kedua tangan di depan dada bertanya dengan satu alis terangkat.

Mengangguk samar. "Cuma dia yang bersedia nolong gue tiap gue di-bully, even when i almost ended my life. Mungkin lo ga inget karena kejadian itu udah lama banget, kak Taeyong." Saerom tersenyum pahit di akhir kalimat.

"Dia sumber kebahagiaan gue, dia salah satu alasan gue bertahan hidup, dia— orang yang gue suka. Sampe gue bela-belain pindah ke SMA yang sama, tapi... Dia malah punya gebetan. Gue ga suka."

"Gue ga suka ngeliat kak Taeyong senyum ke perempuan selain gue. Jadi gue selalu misahin mereka, dengan cara gue."

Taeyong auto ke-trigger. "Anda—"

"Gue ga rela! Kenapa gue menderita? Kenapa ga ada laki-laki yang tulus ke gue? Sedangkan perempuan lain bisa bahagia bareng kak Taeyong—"

"Dan tidak ada alasan untuk membenarkan tindakan anda! Saya mungkin paham dengan apa yang anda rasakan, tapi bukankah egois jika anda tidak mempertimbangkan kondisi mental para korban?" Seru Jennie. Perasaannya campur aduk; simpati, iba, marah, semua bercampur menjadi satu.

"I KNOW!" Saerom balas berteriak. "That's why i'm here." Tangisnya pecah.

Kini netranya beralih menatap Jennie. "Waktu gue dalam bahaya dan lo nyelamatin gue... Gue seolah ditampar kenyataan, apa yang gue lakuin selama ini hanyalah salah satu bentuk balas dendam dari masa lalu gue, dan ga ada faedah selain nambah-nambah penderitaan."

"Gue sadar, bahagia berasal dari diri sendiri, so i should start loving myself. Selflove, gue yakin gue bakal mulai bahagia." Saerom tersenyum selepas yang dia bisa meski air mata terus mengalir membasahi pipi.

"Ah, gue juga sadar kenapa kak Taeyong milih lo. Lo cantik, cerdas, baik, ga ada alasan bagi kak Taeyong buat ga jatuh cinta sama lo, kak."

Saerom menghela panjang. "Hhhh, gue mungkin ga bisa nebus semua kesalahan yang udah gue lakuin, but gue bakal jalani hukuman yang setimpal dan keluar dari sini sebagai Saerom yang lebih baik."

"Duh, kayaknya akal sehat gue baru jalan sekarang deh." Saerom terkekeh hambar.

Sementara Jennie ga mampu lagi nahan air mata, ngerasa terharu sekaligus lega. "Can i give you a hug?"

"Jen—"

"Boleh?" Sahut Saerom ragu.

Maka tanpa basa-basi lagi, Jennie menarik Saerom dalam pelukan, menyalurkan kehangatan melalui pelukan singkat namun hangat itu.

JONESWhere stories live. Discover now