28. Reality Check

2K 375 84
                                    

Sesuai niat awal, Taeyong, Jennie, Rose serta Jaehyun ngumpul di starbucks.

"Gue bilang juga apa, feeling gue emang dari awal ga enak soal dia." Respon Rose setelah mendengar kisah Jennie hari ini.

"Yang sabar, Jen. Mungkin dia bukan jodoh lo." Kata Jaehyun berusaha nenangin Jennie.

Tapi yang namanya Jaehyun ga bakal puas kalo belom julid—maklum, ketularan Rose. "Lagian ya, udah punya cewek masih aja ngebaperin anak orang, situ ngefans atau gatel."

Salty banget, sedap.

Ada pula laki-laki yang pengen ikut nenangin tapi malu karena di sini banyak orang.

Kalo berdua doang baru ga malu. Hm.

Ga usah disebut juga tau lah ya orangnya siapa.

"Ck, makanya lo jangan kepedean dulu."

Ucapan Taeyong barusan telak mendapat tatapan sengit dari Jaehyun dan Rose.

Yang dikatain Jennie, yang ga terima mereka.

Ga tanggung-tanggung, Rose menggeplak kepala Taeyong keras. "Si bangsat ini, lo tuh ya! Orang lagi galau juga."

Sejalan dengan itu, Jaehyun menendang tulang kering Taeyong dari bawah meja. "Mulut lo buset, pantesan jomblo."

Ampun lur.

Selagi Jaehyun - Rose sibuk ngoceh dan menceramahi Taeyong, Jennie milih diem. Masih meratapi kebegoan karena sempat berharap lebih ke cowok yang taunya cuma ngefans sama dia, udah punya pacar pula.

Masalahnyaaa, Jaewon ga nunjukin tanda-tanda udah taken, mana gombal ke Jennie ngalir terus, ya baper.

Jaewon salah, tapi ga salah juga.

Hnggg, bingung :(

"Nangis lo?" Tanya Taeyong begitu masuk ke dalam mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nangis lo?" Tanya Taeyong begitu masuk ke dalam mobil. mendapati Jennie yang menyembunyikan wajah pada lipatan tangan di atas dashboard.

Fyi, Rose pulang bareng Jaehyun, jadilah Taeyong bertugas mengantar Jennie pulang.

Jennie menoleh dan langsung disambut dengan sensasi dingin dari kaleng soda yang ditempelkan Taeyong di pipinya. "Ngga, lagi reality check aja." Sahutnya sambil merampas kaleng dari tangan Taeyong, kemudian menenggak isinya sampe habis.

"Rasanya kayak baru bangun dari mimpi. Mimpi yang bikin gue bahagia sesaat."

"Dih puitis amat."

"Cih." Jennie terkekeh ringan.

"Lo kalo mau nangis, nangis aja."

1

2

3

Tangis Jennie pecah. Daritadi dia beneran yang ga nafsu nangis, but somehow ketika Taeyong nyuruh dia nangis, bawaannya auto mewek.

Jennie menangis sejadi-jadinya, Taeyong mengusap punggung Jennie pelan.

Sebenernya Jennie ga sepatah hati itu sih (untunglah Jennie belom masuk tahap bucin akut), cuman lebih ke sedih aja gitu karena dia lagi-lagi jatuhin hati ke orang yang salah.

"Percintaaan emang lebih ribet dari keliatannya, kita ga bisa sembarangan milih partner, dan salah pilih itu hal yang lumrah." Ujar Taeyong.

Suara tangis Jennie makin keras. "Gue bego banget huaaaaa. Sejones itu gue jadi gampang baper."

Mendadak Taeyong ngerasa bodoh sekaligus bersalah, meski udah melakukan background check pada Jaewon, tetapi semuanya terjadi diluar dugaan.

Seandainya Taeyong lebih berhati-hati.

Seandainya Taeyong ga bantu Jennie balesin DM Jaewon kala itu.

Seandainya Taeyong menghentikan Jennie.

Seandainya... Taeyong menyadari perasaannya lebih awal.

"Maaf."

Sayangnya Jennie ga denger permintaan maaf Taeyong, cewek itu masih meluapkan emosinya dengan cara menangis.

"Gue kurang ya?" Tanyanya.

Taeyong melotot. "Nooooo. Duh, lo tuh mau merendah untuk meroket apa begimana dah."

"Dengerin gue, lo cantik, pinter, sukses, baik, body goals, lo loveable, meski kadang bar-bar kek preman sih." Taeyong nyoba mencairkan suasana dengan lawakan yang lebih terdengar seperti ejekan di telinga Jennie.

"Heh!"

Taeyong ketawa. "Why? That's your charm though."

"Lo muji apa ngatain siii kampret." Jennie ikut ketawa.

"Feeling better?"

"Yes, thanks to you."

Lalu terdiamlah Taeyong, menatap wajah habis menangisnya Jennie lamat-lamat.

Hening.

Seketika Jennie salting. Hingga tanpa sadar Jennie tahan nafas, saking nervous-nya.

"Makasih karena udah nolongin gue tadi." Kata Jennie, berharap suaranya dapat membuat Taeyong berhenti ngeliatin dia.

"Iya."

Ga mempan, Taeyong masih betah menatap Jennie.

"Btw darimana lo tau kalo tadi gue lagi butuh pertolongan?"

"Pas-pas gue nyampe mall tadi, tiba-tiba nemu gembel mati gaya. Kasian, jadi gue samperin."

"Bajingan."

Masih aja ya, Yong.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

eaaaaaa

JONESWhere stories live. Discover now