14 | rasanya jadi pacar dokter

7.2K 1.3K 558
                                    

Di hadapannya, berdiri Papa dengan pandangan penuh tanya. Valerie masih memilih diam karena takut salah mengambil langkah. Dipikirannya saat ini Papa pasti marah kepada dirinya karena sudah membawa lelaki ke rumah. Dari dulu Valerie memang seperti itu saat masih dekat dengan Jeno pun dia selalu sembunyi-sembunyi kalau di antar sama Jeno. Pandangan Valerie tertunduk ke bawah, dia masih belum berani menatap mata Papanya.

"Valerie mau ke mana? Papa nanya ini, kenapa kamu diem terus?!" Suara Papa meninggi.

"Pa, sekali aja... bolehin Valerie main sama cowok." Suara Valerie lirih.

Papa Aryo geleng-geleng kepala, merasa nggak nyangka sama anaknya. Padahal dirinya sudah bilang sama valerie kalau Valerie itu harus kuliah bener-bener bukan malah pacaran. Tapi lihat sekarang ngomong aja hanya dianggap angin lalu Papa Aryo nggak terima. Valerie emang gini kalau dikasih kebebasan suka main di belakang. Makanya Papa Aryo nggak ngizinin Valerie buat pacaran.

Mama Dara yang sadar akan situasi menghampiri suami sama anaknya, sedangkan dokter Doyoung masih terpaku di tempatnya, dia merasa kaku dengan pengalaman baru yang dia dapat. Ternyata Papa Valerie orang yang tegas, Doyoung bingung harus gimana. Ini pertama kalinya dia ngehadapin situasi kayak gini. Soalnya dulu waktu pacaran sama Jisoo paling main dua kali ke Lembang. Itu pun nggak perlu izin ke orang tua Jisoo, soalnya Jisoo tinggal sendiri di Bandung.

Dilihatnya Papa Valerie masih mengintimidasi Valerie, sedangkan Mama Valerie menenangkan Papa Valerie.

"Pa, jangan terlalu keras sama anak, apalagi Valerie tuh masih remaja dia butuh refreshing, Papa jangan gini," sahut Mama Dara.

Papa Aryo menatap istrinya, "Ma, Valerie itu harus dididik bener-bener apalagi dia kuliah kebidanan, biayanya enggak murah ma, kalau Valerie main-main terus kayak gini kuliahnya bakalan gimana Ma?!"

"Tapi Pa, Valerie itu jangan ditekan buat belajar terus menerus! Gimana sih? nggak ke Mama nggak ke anak, ngekang terus." Mama Dara mulai kesal.

Papa Aryo melotot, "Ma, kita lagi ngomongin Valerie, kenapa jadi merembet gini?!"

Mama Dara berkacak pinggang, "iya tapi kenyataannya gitu, kan?!"

Valerie menghela napas, dia malu melihat orang tuanya bertengkar saat ada dokter Doyoung.

"Pa, sekali aja, izinin Valerie," lirih Valerie.

Papa masih menatap tajam kepadanya. Sementara dokter Doyoung perlahan mendekat ke arahnya. Pikirannya diselimuti rasa bersalah sama gugup. Gimana kalau Papa marahin dokter Doyoung? Soalnya Papa itu orangnya kalau marah nggak tau tempat. Bahkan, Valerie pernah liat kak Seulgi dimarahin habis-habisan di depan teman-temannya.

Valerie nggak bisa bayangin gimana tertekannya mental kak Seulgi waktu itu.

"Assalamualaikum, om, tante," ucap dokter Doyoung tersenyum menatap Papa sama Mama bergantian.

"Waalaikumsallam nak dokter," jawab Mama.

Semoga Papa nggak marahin dokter Doyoung.

Valerie meremas kedua tangannya, dia gugup. Atmosfer di sekitarnya terasa tegang saat Papa membisu sembari menatap dokter Doyoung dari atas ke bawah.

Papanya gitu banget sih?!

Gimana kalau dokter Doyoung jadi menjauhi dirinya setelah kejadian ini?

"Paa..." lirih Valerie.

Papa nggak menghiraukannya sama sekali.

"Waalaikumsalam," jawab Papa masih mengintimidasi dokter Doyoung. Tatapannya udah kayak lagi ngajak ribut.

Hello Doctor Where stories live. Discover now