Part 20: Exit Game

252 19 1
                                    

Kalau ada typo tandai yap, part lumayan panjang dan sedikit menegangkan, maybe.

Happy Reading💛

====================

Part 20: Exit Game

"Ingat! Jangan membenci mereka yang menjatuhkanmu, karena mereka lah yang membuatmu semakin kuat setiap harinya" — Armedas Queen Ilonere

***

Langit malam semakin pekat, taburan bintang menghiasinya, dan jangan lupakan rembulan yang menyinar dengan sangat indah. Malam yang indah, dan cerah. Gugusan bintang sangat terlihat jelas tanpa menggunakan teleskop, semuanya sempurna, karena sesungguhnya itulah alam semesta.

Tepat pukul 10.00 p.m, dua orang dengan menyeret koper turun dari sebuah Toyota Alphard 2.5, mobil keluaran terbaru. Sunyi, karena hari sudah malam, hentakan sepatu terdengar nyaring di lorong.

"Hei, selamat datang di Indonesia," sapa seorang perempuan sedikit berbisik.

"Thank you, by the way Aku ingin segera tidur, rasanya tubuhku sakit semua."

"Eh, kamu tadi dalam perjalanan terus tertidur, Queen. Jangan mengelak, bersihkan badanmu, tata kopernya baru tidur, jangan lupa minum obatnya," celoteh seorang pria dengan setelan jas birunya.

Queen memutar bola matanya. "Bawel again."

Kedatangan Queen dan Alatas tidak ada yang tahu, kecuali Sye. Ya! Sekarang ini mereka sedang menginap di Asrama milik Sye. Aksa, Deren maupun Niken tidak tahu, karena mereka sedang berada di rumah. Disinilah Queen mendumal kesal, seraya menghentakan kakinya ia berkata, "besok Aku mau bongkar semuanya. Sekarang tidur titik. Dokter Alatas jangan ganggu yah, mendingan ngobrol sama Kak Sye aja, bye."

Alatas melongo, ia menarik jaket tebal Queen, tapi Queen justru sudah berlari menuju kamar yang sudah di siapkan oleh Sye. "Good night," teriaknya dari dalam kamar, membuat Alatas dan Sye menggelengkan kepalanya.

Terjadi keheningan untuk beberapa detik, hingga Sye mulai membuka mulutnya. "Bagaimana perkembangan Queen?"

"Baik, dia selalu antusias setiap saat. Bagaimana dengan Aksa?" Alatas menatap Sye.

"Beberapa hari ini ia baik di bawah pengawasan Asrama, dan sekarang ia sedang berada di rumahnya bersama Kakak dan temannya," ujar Sye.

Alatas duduk di sofa seraya menselanjarkan kakinya. "Aku tidak tahu ini akan terjadi, terlalu cepat dan mengejutkan. Aku kenal beliau dengan baik saat masih menjadi mahasiswa kedokteran, tapi ... ah ini gila," gerutu Alatas.

"Bagaimana mungkin, itu jahat sekali. Sye, apa Jovan sering kemari?" tanya Alatas.

Sye mengangguk. "Tapi tidak sering, hanya saat ... yah, meminta informasi Aksa. Aku juga heran kenapa ia sangat membencinya, Aksa tidak salah apa-apa, tidak seharusnya dia melakukan hal itu," sahut Sye.

"Vico bagaimana? Aku tidak tahu banyak tentangnya. Rencana dia? Apa dia juga mengetahui ini semua?"

"Kurasa, Vico memang mengetahuinya."

Jiwa Aksa [END]✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα