Part 10: Skizofrenia

208 25 0
                                    

Yuu ketemu lagi dengan sosok Aksara Aldebaran lagi nih. Jangan lupa cemilannya gaiseu ^^

Happy Reading💛


====================

Part 10: Skizofrenia

"Sebesar apapun masalah mu, tetaplah ingat bahwa orang yang lari dari masalah patut disebut sebagai pengecut"

***

Nilla tersenyum seraya mempersilahkan Aksa masuk kedalam asramanya. Dengan sedikit canggung, Aksa memaksakan seulas senyum. Matanya menatap bangunan berwarna hijau muda, sangat asri dan sejuk.

"Sementara kamu boleh tidur di salah satu kamar disini," celetuk Nilla.

Aksa menoleh kearah Nilla. "Serius gue boleh milih kamar sendiri?" tanya Aksa antusias dan diangguki Nilla.

Kaki panjang Aksa menelusuri setiap ruangan yang rapi dan tidak gelap. Hampir semua lampu di asrama tidak ada yang mati, semua ruangan sangat terang di tengah malam seperti ini.

Nilla mengekor Aksa yang sedang membuka setiap kamar di asrama. Terlihat dari tingkah lakunya, Aksa sangat antusias, jauh dari kata depresi saat berada di rooftop.

"Gimana udah ketemu?"

Aksa mengangguk. "Ini kayaknya nyaman, gue boleh nginep disini beberapa hari?" tanya Aksa hati-hati.

"Boleh, buat diri kamu senyaman mungkin, Aksara," ujar Nilla lembut dengan seulas senyumnya.

"Udah kan ya? Aku mau istirahat dulu. Kalau mau nyariin Aku, tinggal lurus terus nanti ada pintu coklat muda," terang Nilla seraya menunjuk sebuah pintu tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Okay, good night kalau gitu, makasih ya mau ngasih tempat buat istirahat beberapa hari," ujar Aksa seraya masuk kedalam kamar yang bernuansa hijau asri.

Nilla mengangguk, lalu berlalu dari depan pintu kamar Aksa.

***

05.30 pagi, Nilla mulai mengerjakan pekerjaannya sebagai asisten dokter. Yah Nilla sebenarnya merangkap menjadi caregivers atau biasa disebut, pemberi perhatian lebih pada mereka yang 'berbeda' setiap harinya hanya membantu pasien yang mengalami hal-hal kelam dalam hidupnya. Sedikit memberi secercah cahaya bagi mereka.

Hari ini Nilla menggantikan dokter utama dalam menangani pasien secara langsung. Nilla bekerja di salah satu lembaga Psikilogi dan Psikiater di daerah Bandung. Yang sekarang ditempati Aksa untuk beristirahat.

"Buk Sari, nanti jam enam, makanannya harus udah siap ya," titah Nilla, kepada salah satu pekerja dapur.

Nilla mulai memperhatikan halaman asrama yang sudah dipenuhi oleh beberapa pasien yang sedang melakukan aktivitasnya, entah berolahraga, menyapu atau hanya menghirup udara segar.

"Mau kemana mbak Nilla?" tanya salah seorang pasien dengan logat jawa aslinya.

Nilla tersenyum lembut. "Biasa, kontrol asrama. Bu bosnya lagi ijin ngak dateng soalnya," ujarnya.

Jiwa Aksa [END]✔Where stories live. Discover now