Part 19: Kejanggalan

153 19 0
                                    

Eyyo, update lagi Psychiatric. Kalau ada typo kalian comment aja yap, biar aku tahu dimana letak typonya. Dukung terus author dengan pencet tombol bintangnya

Happy Reading💛


====================

Part 19: Kejanggalan

"Lu kira gue bodoh? Gue selama ini diem bukan karena takut. Tapi gue nunggu permainan lu mulai. Tolol!"  – Derendra Merigron Wijaya.

***

"Arghh," teriakan frustrasi terdengar menggema di sebuah ruang kosong.

"Awas lu, Sye. Habis di tangan gue lu!" desisnya.

Sambaran petir terdengar di langit Bandung. Angin berembus kencang, awan hitam bergumul tidak teratur. Hujan, tetesan air sedikit demi sedikit turun, semakin lama semakin deras. Gemuruh langit, membuat siapa saja tidak ingin keluar rumah, dan memilih untuk mencari aman di dalam rumah. Sore yang menyeramkan.

Deren dan Nilla sekarang mondar-mandir, bingung harus melakukan apa. Sesekali netra Deren menatap laptop yang menyala menampilkan kode-kode yang tidak diketahui oleh banyak orang.

"Gimana, Der?" tanya Nilla. Deren menggeleng, lalu mengotak-atik laptopnya.

"Kenapa semuanya jadi begini?" cetus Nilla.

"Diem dulu, gue kaga fokus." Nilla mengangguk.

Brak ...

"Kak Aksa ada di tempat Sye," teriak Keyra saat membuka pintu dengan brutal.

Nilla serta Deren menegakkan punggungnya. "Tahu dari mana, Key?"  tanya Deren.

"Aku tadi keluar bentar, terus ada cewe lagi telfonan. Terus nyebut-nyebut Aksara gitu, terus Jerman, Sye. Aku nggak tahu pastinya, cuma itu yang Aku denger, jadi kemungkinan Kak Aksa ada di Asrama Sye, karena dulu Kak Aksa pernah cerita tentang Asrama Sye ke Keyra," terang Keyra seraya mengatur napasnya.

Deren mengusap wajahnya. "Gue yakin itu pasti Lory kalau nggak ya Kerren," gumamnya.

"Shit, gue ketinggalan permainan mereka kayaknya," lanjut Deren.

"Kita kesana, Der?" tanya Nilla.

"Enggak sekarang, lihat dulu permainan mereka."

"Aku rasa, Sye sebenarnya melindungi Aksa." Deren mengangguk samar.

Sore ini, dengan suasana yang tidak mendukung. Kejadian yang tidak diinginkan telah terencana, para tokoh sudah bersiap di posisi masing-masing saat ini. Memulai peran mereka dengan baik dan teratur, permainan yang entah kapan sudah mulai, membuat para tokoh panik. Tidak ada yang tahu, karena semua ini telah terencana dengan baik dan tentunya bersih.

Brum ... brum ...

Sebuah mustang biru keluaran terbaru, terlihat melakukan akrobat di jalanan yang ramai, memamerkan setiap keahliannya dalam mengendarai mobil, tapi ketahuilah hal itu hanya peralihannya semata. Sorakan terdengar begitu meriah, rintikan air hujan yang tersisa membuat suasana semakin seru. Bau tanah basah ditambah asap dari mustang biru menciptakan euforia tersendiri.

Jiwa Aksa [END]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora