7

124 92 12
                                    

Di malam yang sama dengan latar tempat yang berbeda.

Ryouta Kise dengan Kailiz Kukumeeza, calon pendamping hidupnya . . .

Sepasang Adam dan Hawa itu sedang melangkahkan kaki mereka, penuh dengan irama yang tidak berbeda, sedang menelusuri kepadatan kota yang dikelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit, sembari melihat-lihat ke kanan dan kiri, berharap mendapatkan butik yang pas, si puan berambut merah ini tiba-tiba saja memberhentikan langkahnya, lalu melepaskan genggaman tangannya pada tangan yang lebih kekar darinya. Dirasakan ada sesuatu yang menghilang, teruna bersurai kuning pun menoleh,

"Ada apa Kai-Chan?"

Tanya Kise dengan posisi badan yang kini berubah menjadi berhadapan dengan subjek yang disebutnya Kai-Chan,

"Ryou-Kun . . . Maafkan aku . . ."

"Ehh apa-Ssu? Kai-Chan kenapa?"

Pantofel berwarna coklat tersebut berada lebih dekat dengan sneaker berpoles pink polkadot, dua pasang alas kaki ini pun saling berhadapan,

"Apakah kau memiliki hubungan khusus dengan laki-laki bertubuh lebih kecil dari mu?"

"Ehhh hubungan khusus apa ya? Hubungan antara senior dan junior-Ssu? Tentu saja ada."

Senyuman lebar penuh makna terpampang jelas di paras dengan bulu mata yang lentik karena polesan make up, tarikan lesung pipit yang berusaha menutupi kebenarannya.

"Katanya kamu pacaran sama orang itu."

Ahhh sial . . .

Kalimat yang dituturkan oleh puan bercepol dua begitu pas meremukkan sanubari si pemakai pantofel berwarna coklat. Seperti sebuah kaca yang pecah berkeping-keping karena tak pernah terduga bahwa masa lalunya bisa diketahui oleh wanita terhormat berdarah Rusia yang saat ini menjadi tunangannya.

"Kai-Chan kata siapa?"

Pemilik manik topaz mengeluarkan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu dijawab,

"Seseorang yang bernama Miyaji."

Bayu berdesir kencang hingga pipi terasa ditampar, mendukung angkasa gelap untuk mengeluarkan kesedihannya. Suasana manis bak setetes madu yang mendarat pas di lidah bagian ujung, tanpa ada persiapan lagi langsung berubah menjadi bagaikan disengat lebah bagi sanubari teruna dengan telinga sebelah ditindik.

'Mijayi-Senpai sialan!'

Roman si empunya netra topaz tersebut spontan langsung berubah drastis jika dilihat dengan teliti. Sayangnya Kailiz tidak cukup teliti meski pun ia salah satu kaum hawa yang seharusnya lebih peka dengan keadaan.

"Apakah Ryou-Kun marah?"

Sepasang pupil yang tadinya bagaikan tatapan raja hutan saat menemukan santapan lezat. Kini melebar karena rasa cemas, seraya memegangi sebelah tangan yang masih mengepal kuat-kuat seolah tidak jera dengan pertanyaan yang dilantunkan oleh salah satu makhluk yang kelebihan perasaan.

"Jadi rumor itu bukanlah sembarang rumor kan?"

*Zraasshh*

Organ di dalam dada seseorang yang berbadan kekar tersebut seolah sedang diremukkan oleh tangan selembut malaikat maut.

'Sialan! Aku harus bisa membual sebaik mungkin. Tenanglah Ryouta! Kai-Chan tidak akan mungkin sejauh itu menguntit masa lalu ku dengan Yukio-Cchi.'

Seorang model yang sudah sangat terkenal atas keramahannya terhadap para penggemar, meski semua itu tidaklah murni dari dalam sanubari. Sosok itu menggelengkan kepala dan memasang sebuah senyuman pada persona nya.

My SinWhere stories live. Discover now