5

128 94 15
                                    

"Biasanya kau lah yang merapihkan rumah Yuu-Kun."
Ucapnya seraya menoleh pada foto Sang Adik yang ia sengaja pajang di dapur dekat kompor, karena baginya dapur merupakan tempat terindah dalam memori antara ia dan adiknya.

Tangan kekar itu meraih sebuah ceret, kemudian ceret tersebut ditungging supaya sebuah cairan coklat kemerahan tertuang ke dalam cangkir yang saat ini berada dalam genggamannya.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar saat melihat Kasamatsu yang masih tertidur nyenyak di sofa miliknya, tidak lama kemudian helaan napas yang kurang lembut pun keluar dari dirinya sendiri.
Ia benar-benar berharap bisa membantu Kasamatsu setelah mengetahui kehidupan pahit dari Wakil Kapten Klub Basket STRKY.

~Flashback~

"Ma maaf aku hanya merasa sedikit pusing. Ahahah Aku izin pulang duluan ya semuanya."

Tutur Kasamatsu sembari tertawa garing untuk menutupi rasa sakit bagaikan tertusuk duri pohon kaktus.

Teruna berkelahiran pada 29 Juli itu bangkit dari tempat duduknya, kemudian membungkukkan badan 90 derajat dan meninggalkan jejak dari sana menuju pintu keluar.
Pada saat Kasamatsu berjalan, Miyaji lagi-lagi menangkap dengan jelas pada iris rekan satu tim nya yang mengeluarkan kilauan air dan entah kenapa spontan tubuhnya langsung berlari mengejar teruna yang baru saja keluar dari Café Tabenomu itu.

"Kasamatsu! Tunggu! Jangan pergi begitu saja!"

Teriak Miyaji seraya berlari untuk mengejar ketua dari band YT KRS itu,

Sementara sang ketua terus berlari tanpa memperhatikan apa pun sampai berakhir pada sebuah gang tidak berujung, dirinya tersentak saat menoleh ke belakang karena rekannya berhasil menjadi penguntit yang baik.

"Apa? Kau mau apa hah? Mau menasihati ku?"

Tanya Kasamatsu dengan penuh emosional, tubuhnya berputar menghadap penguntit tersebut dan kakinya pata-pata melangkah ke belakang hingga terasa dinding menahan langkah itu lebih jauh lagi.

"Kasamatsu tenanglah! Aku berjanji kali ini aku hanya ingin mendengarkannya. Percayalah!"

Kasamatsu sedikit merasa tenang karena perkataan dari Miyaji tidak mengandung unsur tipu daya. Teruna pemilik surai bergerigi ini menarik napas perlahan untuk mengatur detak jantung sampai terasa tidak bertenaga dan jatuh terduduk, kemudian kedua lututnya dipeluk erat-erat bersamaan dengan membenamkan wajah di sana.

Sosok bersurai kuning kehijauan itu merasa bahwa rekannya ini sulit menceritakan apa yang ia alami, akhirnya ia memutuskan untuk langsung bertanya pada intinya.

"Apakah Kukumeeza-San adalah penyebabnya?"

Begitu indera pendengarannya mendengar pertanyaan dari sosok bersurai kuning kehijauan tersebut, netra Kasamatsu sedikit membulat karena tidak percaya bahwa makhluk yang selalu bertingkah konyol dan membuatnya jengkel ini malah sangat memahami apa yang dialaminya.

"Hubungan mu mulai merenggang dengan Kise sejak 2 tahun yang lalu kan? Kasamatsu . . . Aku tidak ingin ikut campur urusan mu, tapi ada satu hal yang membuat ku penasaran sudah sejak lama."

"Katakan saja apa itu?"

"Kenapa kau memilih untuk berhubungan dengan sesama jenis? Padahal kau selalu bersikap baik pada wanita ya malah kau terlihat takut. . . . Apakah kau pernah disakiti oleh Ibu atau saudara perempuan mu?"

"Aaaaahhhh!"

Kasamatsu menjerit sangat keras dan getarannya terasa di dalam hati Miyaji. Bahkan ia sangat tercengang karena Pria dihadapannya yang dikenal sebagai makhluk terlihat kuat rupanya tidaklah benar-benar kuat, pria tersebut menjerit seraya menarik-narik surainya sendiri. Tanpa basa-basi lagi, Miyaji langsung memberikan pelukan hangat guna menenangkan rekan basket sekaligus musiknya itu.

"Tenanglah payah! Maaf karena aku sudah menyakiti mu. Kalau kau tidak bisa menjawabnya sekarang juga tidak masalah, tapi aku hanya ingin membantu mu untuk menyelesaikan masalah."

*Tes*
'Ia benar-benar menangis. Sebaiknya biarkan ia begini.'

Batin Miyaji sebab dirinya merasakan basah pada pakaian bagian depannya, tidak lama kemudian Kasamatsu melepas pelukan walau air masih mengalir dari netranya.

"Aku tidak pernah disakiti oleh Ibu atau Saudara perempuan ku, tapi aku sangat takut."

"Ehhh apa yang kau takuti?"

"Aku sangat takut untuk memiliki hubungan dengan wanita . . . Aku sangat takut jika aku menyakiti mereka! Jika aku melakukannya sama seperti apa yang Ayah ku lakukan terhadap Ibu ku. Bukan hanya itu, aku sudah jarang pulang ke rumah karena jika aku pulang, para tetangga selalu berkata bahwa aku ini sangat mirip dengan Ayah ku! Aku . . . Aaaahhhh. . . .!"

Miyaji menariknya kembali ke dalam pelukan begitu melihat Kasamatsu hendak menarik surainya lagi.

"Jadi kau memilih menjalin hubungan dengan laki-laki karena kau takut seandainya kau bertindak seperti Ayah mu?"

"Aku tidak mengerti sejak aku berada di kelas 6 SD, ia selalu memukul Ibu di depan mata ku sendiri bahkan mungkin sampai sekarang karena terakhir aku pulang kemarin saat mengurus pendaftaran kuliah, begitu banyak luka lebam pada tubuh Ibu. Aku benar-benar tidak mengerti. Ibu selalu mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku benar-benar bingung."

Ucapnya dengan suara bergemetar, Miyaji pun turut merasakannya karena ini benar-benar menyakitkan.

~Flashback End.~

"Pasti semua yang dilakukan oleh Ayah Kasamatsu ada penyebabnya. Tidak mungkin Beliau melakukannya jika tidak terjadi apa-apa, Tapi, tidak salah juga jika Kasamatsu sampai-----"

*Gubrak*

"KASAMATSU...!!!"

Miyaji spontan berteriak sampai-sampai ia menggantungkan apa yang ingin diucapkannya begitu sepasang netra milik nya menangkap rekan dalam bermain basket dan musik tersebut jatuh di dekat pintu masuk, jatuh terjerembap dengan posisi wajah mendarat pada permukaan bumi terlebih dahulu, tanpa basa-basi lagi Sang Pemain Keyboard dari Band YT KRS ini bergegas cepat membawa kembali rekan nya itu ke sofa tempat dimana Kasamatsu berbaring di sana sebelumnya.

"Awww sakit!"

Tutur Kasamatsu seraya mengelus-elus dahi bergantian dengan indera penciumannya,

*Dugh*

"AAAWWWW SAKIT BODOH. . . !"

Mantan Kapten Klub Basket SMA Kaijou ini mendadak mengeraskan suaranya karena baru saja ia mendapat serangan di kepala oleh teruna bersurai kuning kehijauan,

"KAU YANG BODOH!"

Teruna bersurai kuning kehijauan ini tidak mau kalah dan ia pun ikut mengeraskan suaranya,

"KAU YANG BODOH! SUDAHLAH LEPASKAN KISE. . . . Dia bukanlah yang terbaik untuk mu!"

Teruna yang memiliki nama depan Kiyoshi ini berhasil mengontrol emosinya dengan melembutkan nada bicara seraya mengelus-elus surai hitam yang ada dihadapannya dan si empunya surai sudah tidak bisa lagi membendung kegengsiannya, maka ada buliran air yang keluar dari netra Kasamatsu.

To Be Continued . . .

My SinWhere stories live. Discover now