40. LAST EPISODE

12.4K 1.6K 482
                                    

♡vote commentnya♡

· · ─────── ·1st date· ─────── · ·

Hari ini gue lagi masakin kak Doyoung soto di rumahnya. Soalnya kak Doyoung baru aja selesai sidang skripsi kemarin. Terus waktu gue tanya mau hadiah apa? Dia cuma bilang, “Kamu aja.”

Gue sebenarnya enggak ngerti dengan jelas bagaimana alur fakultas kedokteran. Tapi, yang gue paham, kak Doyoung sekarang baru aja selesai sidang skripsi. Kak Doyoung cita-citanya dari dulu emang pingin jadi dokter spesialis bedah. Tapi, kata dia kalau mau jadi dokter spesialis harus menempuh pendidikan lagi, yaitu selama beberapa tahun dan dia belum berpikir mau lanjut sekolah lagi.

Katanya, “Nanti dulu deh, nikah aja, yuk. Mau enggak?”

Btw, sekarang gue udah semester empat, gengs. Kalau udah semester tiga atau empat, berarti mahasiswa/i sudah harus menentukan bidang konsentrasi mana yang mereka inginkan. Jadi, gue enggak lagi kuliah dengan semua matkul yang menyangkut manajemen kaya semester satu dan dua, gue hanya harus fokus sama bidang konsentrasi yang  gue pilih.

Ada tiga bidang konsentrasi yang bisa pilih untuk difokuskan, kalau di kampus gue ada, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen SDM.

Gue memilih Manajemen Keuangan selama dua semester belakangan ini. Karena kalau kata dosen dan kata mbah gugel, manajemen keuangan yang nantinya skripsinya paling gampang, paling sedikit, dan paling cepet kelar. Maka dari itu , gue tidak mau ribet dan pengen cepet kawin—eh maksudnya pengen cepet wisuda, makanya gue memilih manajemen keuangan dan harus pisah dengan Cysa, Jizzy, Fia, Celia, dan Titan yang serempak mengambil manajemen pemasaran, karena mereka semua tidak menyukai hitung-hitungan.

Setelah sidang skripsi, Kak Doyoung harus menempuh koas selama dua tahun untuk mendapatkan gelar dokternya. Otomatis, gua akan LDR dengan dia selama masa koasnya itu.

“Lo sendiri sama kak Doyoung gimana? Kalian kan, mau LDR setelah dia koas nanti, dua tahun lagi.”

Tempat koasnya Kak Doyoung ada di kota lain, jarak dari tempat tinggal gue ke kota itu sekitar empat jam kalau naik mobil.

“Awalnya gue takut dan enggak mau LDR sama dia. Lo tau sendiri, selama hampir dua tahun belakangan ini gue selalu sama dia. Terus tiba-tiba harus pisah,ya, pasti gue ngerasa ada yang hilang. Tapi, kalau dipikir-pikir, LDR seru juga sih, gue jadi bisa belajar untuk trust each other.”

 “Kalau nanti lo malah bosen karena enggak pernah ketemu, gimana?” tanya Celia.

“Tanya balik ke diri gue sendiri. Are you sure with the right person? Karena kalau cewe udah ketemu sama cowo yang bener, cowo yang pas sama dia, cowo yang nyambung sama dia, yang namanya bosen langsung hilang dari KBBI hidupnya.”

Cysa langsung nyambung dengan bilang, “Sebenarnya LDR seru, you get to actually see if your relationship will work even if you're not in the same place together or not. Jadi lihat dulu aja, kalau hubungan kalian masih aman-aman aja meskipun berjauhan, ya, itu bagus. Tapi kalau enggak, ya... baikin bareng-barenglah.” Gue dan Celia langsung manggut-manggut.

Agak susah LDR sama Kak Doyoung. Selain susah memendam rasa kangen dan susah memendam rasa ingin ketemu. Kita berdua juga mengalami yang namanya susah sinyal. Karena Kak Doyoung Koas di daerah terpencil, sinyal jadi susah untuk dijangkau. Alhasil, gue hanya bisa menerima satu pesan dari dia dalam jangka waktu seminggu sekali,

"Aku kangen kamu, Jeya"

"Aku juga"


FIRST DATE | KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang