ekstra chapter (2)

316 25 0
                                    

Kala membuka matanya saat tahu ada yang memeluknya dari belakang. Ia sempat terkejut saat melihat kebelakang ada suaminya, Dikta.

Ia sempat melirik kearah jam dinding yang menunjukan pukul tujuh pagi. Perlahan ia melepaskan tangan Dikta yang melingkari pinggangnya. Dengan sangat hati-hati ia menyentuh wajah sang suami yang amat ia rindukan.

Mata berwarna biru itu terbuka lebar dengan senyum yang tercetak indah diwajahnya. "Selamat pagi, mama." Sapa Dikta.

Kala memeluk Dikta, sempat menjawab saat ia bersembunyi di dada sang suami. "Selamat pagi, papa. Kamu kapan sampai? Maaf ya, bukannya disambut, eh ini aku malah tidur." Kala menyesalinya, terlihat dari wajahnya. Dikta yang paham dengan kelakuan sang istri langsung menyentuh puncak kepala Kala. "It's okay, sayang. Aku sengaja pulang diam-diam buat kasih kamu kejutan. Jangan nangis dong, nanti kalau kelihatan jelek gimana?"

Kala menutup wajahnya dengan selimut. Ini masih pagi, dan suaminya sudah membuat mood nya hancur. "Kalau aku jelek, kenapa kamu mau sama aku?"

Dikta merutuki kebodohannya. Tidak seharusnya ia bilang seperti itu, saat ini perasaan Kala sedang sensitif.

"Siapa bilang kamu jelek? Aku gak peduli. Namamu itu sudah terukir didalam hatiku, sampai aku sendiri pun tidak tau bagaimana caranya untuk melupakannya. Ingat ya, aku mencintai kamu itu karena kamu spesial bagiku. Aku menyukaimu karena kamu yang berhasil membuat hatiku ini terpikat. Jadi jangan pernah berfikir kalau aku menyukaimu karena kasihan atau apapun itu yang membuat kamu down." Dikta memberikan pengertian kepada Kala agar istrinya itu tidak memikirkan hal yang aneh-aneh yang dapat kondisi tubuhnya menjadi menurun.

Wanita itu membuka selimutnya, ia memandang sekilas kearah Dikta. "Kamu bilang aku spesial?" Dikta mengangguk. "Iya kamu spesial, udah kayak martabak pake telor tiga." Diakhir ucapannya ia tertawa.

"Kamu mencoba untuk gombal kan?" Tanya Kala.

Dikta terdiam sesaat. Ia bangun dari tidurnya lalu duduk dibawah ranjang. Sedangkan Kala masih ada diatas ranjang. Laki-laki itu mengambil tangan kanan Kala yang ia lihat ada cincin pernikahan yang tersemat di jari manis.

Ia mencium punggung tangan milik wanita itu. Berulang kali rasa syukur terlontar dari dalam hatinya, ini terasa mimpi kalau ia ternyata bisa bersatu dengan wanita pujaannya.

"Kamu tau gak, hal apa yang paling buatku terasa mimpi? Ya memiliki mu seutuhnya. Dulu, aku kira kamu itu hanya sebatas mantan yang cukup diingat, tapi siapa sangka? Justru aku yang jadi suamimu. Pernah terpikir sih mau pindah hati, tapi kamu tau? Itu rasanya mustahil banget. Gak tau kenapa aku tuh suka sama kamu, cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Karena terbiasa juga. Cinta itu gak semua tentang fisik, tapi harus juga dari dalam hatinya. Kalau diberi hati yang sebaik malaikat, itu sebuah anugerah. Kalau diberi wajah yang cantik anggap saja itu sebagai nilai plusnya. Gak semua tentang wajah dan fisik. Semua itu ada porsinya. Mungkin kamu yang masih ragu samaku, tiga tahun kita bersama tapi kisah kita yang dulu gak akan pernah kita lupain. Anggap saja begini, waktu itu kita lagi ada ujian yang harus kita lalui bersama. Sekarang kamu dan anak kita adalah masa depanku sekaligus menjadi tujuan hidupku. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku, aku gak boleh lengah dalam menjagamu, aku bekerja karena memang sudah kewajibanku untuk menafkahi keluargaku, buat bahagiain kamu juga supaya bisa membelikan apa yang kamu mau. Jadi jangan pernah meragukan perasaanku ini terhadapmu, ya? Harus dengan cara apa supaya kamu percaya bahwa diriku teramat mencitaimu?"

Sekuat tenaga ia menahan tangisnya. Air matanya sudah ia tahan agar tidak terlihat, namun apa daya kalau perkataan Dikta membuat dirinya terkejut sekaligus senang. Senang dalam arti bisa di cintai dengan laki-laki yang begitu baik dan tanggung jawab. Ia merasa bersalah, tidak seharusnya ia tadi merajuk karena sebuah bercandaan yang mengakibatkan suasana kamar menjadi kekurangan pasokan udara.

Langit & Bintang [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant