Episode 17

12 10 0
                                    


KECELAKAAN!

.....~•*♥*•~.....

"Arkh!" Erangku merasakan sakit di kepalaku. Aku menyentuh belakang kepalaku yang terasa sakit saat kepalaku bergerak. Astaga, belakang kepalaku sampai bengkak. Aku bangun dari kasurku berjalan menuju ke balkon. Membuka korden seketika sinar mentari menyilaukan mataku. Ternyata sudah pagi, padahal aku belum mandi dari semalam. Tadi malam terasa sangat menakutkan. Aku seakan tidak percaya dan menganggap semua itu adalah mimpi, tapi luka benturan dikepalaku terasa berkedut sakit.

Aku berjalan kembali ke dalam menuju kamar mandi untuk membersihkan diri alias mandi. Aku juga sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Walaupun kepalaku masih sakit, setidaknya aku tidak merasa pusing yang membuatku harus istirahat di rumah.  Aku turun ke bawah untuk sarapan. Sudah ada mama dan papa yang menungguku di meja makan.

"Sayang, kamu sudah bangun!" Tanya mama saat aku turun dari tangga dan duduk di samping mama.

"Iya ma!" Jawabku sekenanya.

"Kepalamu masih sakit? Kemarin kamu pinsan di dapur, membuat mama sangat khawatir." Tanya mama lagi memegang kepalaku memastikan benturan yang aku dapat tadi malam.

Aku tidak menyangka ada banyak hantu di rumahku. Bahkan selalu menggangguku dengan tampang mereka yang aneh dan menyeramkan. Pasti karena ruangan rahasia itu, para hantu dari ruangan itu menghantuiku. Jimatku telah dibuang Orlan kemarin saat di jalan, sehingga aku tidak memiliki perlindungan diri lagi. Sekarang aku hanya bisa berdoa agar para hantu itu tidak menyakitiku dan seluruh keluargaku.

"Sudah mendingan ma!" Kataku sambil makan sarapan yang dibuat mama.

"Tadi malam kau kenapa pingsan di dapur. Bahkan dapurnya berantakan sekali. Sampai kepalamu bengkak seperti itu. Tapi, syukurlah kemarin malam mama kompres, sekarang jadi lebih mendingan tidak sebesar tadi malam." Ucap mama terkekeh geli mengingat keadaanku tadi malam yang pinsan dengan bengkak di kepalaku. Setelah pinsan itu aku sudah tidak tahu apa-apa. Padahal aku pikir aku akan mati karena terkejut ketakutan.

"Tidak tahu ma. Mungkin aku kelelahan!" Jawabku mengelak jika semalam sebenarnya aku sedang ketakutan karena melihat hantu. Aku mengingat kembali tentang bibi Lilian, aku ingin menanyakan langsung kepada mama. Apakah mereka tahu atas kematian bibi Lilian. Terutama papa yang mantan suami bibi Lilian.

"Ma, aku mau tanya sesuatu. Aku harap mama jawab dengan jujur!" Tanyaku menatap mama dan papa secara mendalam. Aku ingin mereka serius menjawab pertanyaanku tanpa ada kebohongan lagi.

"Iya sayang, kamu mau tanya apa?" Ucap mama tersenyum lebar yang sudah siap menerima pertanyaanku. Jika sudah mendapat lampu hijau aku akan memulai pertanyaan pertama yang sedari awal mengganjal di hatiku.

"Apa hubungan mama dengan bibi Lilian? Apa hubungan papa dengan bibi Lilian? Apa hubungan kalian berdua dengan bibi Lilian?" Tanyaku beruntun yang intinya sama saja menanyakan hubungan mereka berdua dengan bibi Lilian. Aku melihat mama nampak terkejut sedangkan papa hanya bersikap biasa saja seperti tidak pernah mengenal bibi Lilian.

"Bukannya papa pernah meni(kah dengan bibi Lilian)!" Kataku terpotong oleh kehadiran seseorang yang mengejutkanku. Orlan sudah ada di belakangku menepuk pundakku yang membuatku terkaget.

"Elian! Ayo berangkat sekolah!" Serunya mengajakku berangkat sekolah bersama dengan dirinya. Aku hanya bisa menjawab dengan keterkejutanku.

"Kalau tidak bergegas kita bisa telat." Tukasnya berusaha menarik lenganku untuk ikut dengannya. Padahal aku belum selesai bertanya pada mama dan papa, bahkan mereka belum menjawab pertanyaanku. Kenapa Orlan datang di waktu yang tidak tepat.

Flower From The Hell[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang