Episode 03

54 24 7
                                    


*Wanita Di Bawah Hujan*
.
.
.
.
.

......***......

Awan yang mendung sejak siang tadi masih saja bergelombang di atas langit. Semakin senja semakin gelap, cahaya matahari yang oranye tak tampak lagi. Rintihan hujan turun semakin lama semakin deras, aku pelankan deru mobilku agar tidak tergelincir saat hujan yang begitu lebat menimpa mobilku. Kenapa saat keadaan seperti ini harus hujan, apakah nanti rencana papa dan Mama menjenguk Orlan akan batal karena hujan? Kupikir iya? Mungkin lain kali saja kami menjenguk Orlan. Udara semakin dingin jalan semakin gelap walau sudah ada lampu jalan yang menerangi namun tidak seterang cahaya matahari. Aku lihat jam tanganku sudah menunjukan pukul 6 petang, sudah sewajarnya mentari sembunyi dibalik lautan.

Akhirnya sudah sampai di depan rumah, aku bunyikan klakson mobil agar pak Martin membuka gerbang rumah sehingga aku bisa masuk.  Tidak lama menunggu gerbang pun di buka. Aku membawa mobilku menuju ke garasi. Tanpa sengaja aku melihat ke depan rumah ada tamu yang berdiri disana. Seorang perempuan berambut panjang dengan dress biru selutut, namun tak ada yang membukakan pintu. Aku langsung mengerem mobil untuk berhenti di depan rumah dan berniat membantu wanita itu masuk ke dalam rumah.

"Dreet-dreet-dreet." Suara hpku yang ada di tas bergetar, aku langsung membukanya, ternyata pesan dari Erisha pacarku yang berisi.

"Sayang aku rindu padamu!"

Hanya itu yang dia tulis, tapi terkesan dalam bagiku. Sudah sebulan ini dia jauh dariku. Aku juga merindukannya.

"Aku juga! Bagaimana audisinya, berhasilkah?" Balasku padanya.

"Tentu saja aku masuk ke semi final, doakan semoga aku dapat lolos sampai final, sayang."

Baguslah kalau Erisha bisa masuk semi final, semoga saja dia menang di babak final nanti.

"Iya pasti, kapan kamu pulang?" Balasku lagi menanyakan kapan dia pulang.

"Kalau aku lolos sampai final mungkin dua Minggu lagi!"

Senangnya mendengar dia bisa pulang walau masih cukup lama bagiku, tapi aku sudah sangat rindu padanya.

"Baiklah, aku akan selalu menunggumu. Mau aku siapkan kejutan?"

Tawarku padanya, Hahaha. Semoga saja ini menjadi chetinganku yang paling lama dari hari-hari sebelumnya.

"Jangan tawari aku, bukan kejutan lagi kalau kamu beri tahu aku!" Hahaha semoga saja dia tidak marah.

"Ah iya maaf!" Balasku menambah emoticon sedih yang banyak sekali, hahaha.

"Hahaha, tak apa! Aku latihan dulu ya sampai jumpa sayang." Balasnya dengan menambah emoticon love dan cium, dia manis sekali.

"Iya sampai jumpa!" Balasku untuk yang terakhir kalinya dengan emot sedih, agar dia tahu kalau aku benar-benar rindu padanya.

Itu pesanku dengan Erisha yang paling banyak, biasanya dia cuma memberi pesan sedikit yang terkesan menyapa saja. Aku paham jika dia kadang tidak menjawab pesanku karena para audisi yang ikut dalam kontes menyanyi dilarang membawa HP. Tetapi Erisha adalah salah satu kontestan yang tidak mematuhi peraturan. Aku selalu berdoa semoga Erisha menang sampai final.

"Tuan Elian! Kenapa masih di situ?" Aku dengar suara memanggilku dari belakang mobil. Ternyata dia adalah pak Martin. Aku langsung menoleh keluar jendela namun aku terkejut karena pak Martin sudah ada di sampingku membawa payung.

"Pak martin, itu ada tamu. Tolong suruh dia masuk, kasihan di luar dingin!" Perintahku pada pak Martin, namun wajahnya nampak bingung.

"Tamu, siapa tuan?" Tanya pak Martin bingung sambil mencari-cari di depan rumah.

Flower From The Hell[TAMAT]Where stories live. Discover now