Episode 04

66 25 6
                                    

*KORBAN PERTAMA*

.
.
.
.
......***......

Aku bangun dengan malas. Sebelum berangjat sekolah tidak lupa menyirami tanaman aneh yang aku temukan di samping rumahku tempo hari. Tanaman ini memiliki bunga yang indah dan unik.

Bentuknya seperti bunga lily tapi bisa menguncup kembali, seperti tidak bisa layu ataupun mati. Bisa mekar jika malam saat bulan bersinar terang. Pertama aku berpikir bunga ini adalah anggrek bulan, tapi melihat bentuk dan warnanya sangat jauh berbeda. Warnanya yang juga bisa berubah ketika siang akan berubah menjadi hitam pucat seperti bunga yang layu. Tapi ketika menjelang malam akan berubah menjadi merah darah keunguan. Aneh sekali tapi juga indah.

Tanaman ini masih jadi bahan penelitianku, tidak lupa aku meletakkanya di balkon kamarku agar terkena sinar matahari. Dalam pikiranku setiap tanaman membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis kecuali tanaman laut. Tapi entah tanamanku membutuhkan sinar matahari atau tidak karena warna bunganya pucat sekali bahkan daunya berubah menggulung tidak mau mekar ketika terkena sinar mentari.

Setelah selesai mengurus tanamanku, aku tidak sengaja melihat foto keluargaku yang tidak memiliki bingkai. Aku harus membelinya nanti pulang sekolah. Aneh kenapa fotonya bisa jatuh begitu saja. Jika jatuh terkena angin, itu tidak mungkin. Melihat posisinya tidak memungkin bisa jatuh ke lantai. Apa ulah hantu itu. Kenapa dia menghantuiku, apa aku punya salah denganya. Apa aku harus ke dukun untuk mengusirnya.

Auww, Kakiku masih terasa sakit bahkan membengkak. Apa aku harus pergi ke dokter untuk mengobati infeksinya. Tapi aku rasa tidak perlu, aku masih memiliki kotak obat yang cukup lengkap. Aku obati lukaku sebelum berangkat sekolah. Aku berjalan dengan sedikit tertatih karena langkahku yang terlihat tidak baik. Sakit tapi masih aku paksakan untuk berjalan. Aku tidak mau menjadi anak yang pemalas apa lagi manja hanya luka seperti ini. Ritual pagi seperti biasa, bersih-bersih badan, sarapan dan berpamitan dengan orang tuaku.

......***......


"Pah, mah, aku berangkat dulu ya!" Salamku pada Mama dan papa setelah selesai sarapan. Aku hendak berdiri untuk berangkat, namun papa langsung menghentikan niatku sampai aku terduduk lagi.

"El tunggu! Duduk lah dulu!"

"Ada apa pah?" Tanyaku bingung.

" Tadi Orlan memberi pesan pada papa kalau dia akan menjemputmu berangkat sekolah. Jadi kamu tunggulah sampai dia datang." Jelas papa setelah meminum tehnya. Papa tersenyum lembut padaku seperti biasanya tapi aku merasa ada yang berbeda entah itu apa.

"Hahh apa! menjemputku. Memang dia tahu rumah kita?" Tanyaku kaget. aku heran dengan apa yang dikatakan papa, apa itu sebuah lelucon. Aku baru sekali menunjukan rumahku padanya mana mungkin dia ingat.

"Iya, kamu sendiri yang memberi tahunya. Kenapa kamu harus sekawatir itu." Sela Mama mengingatkanku.

"Padahal cuma sekali, mana mungkin dia ingat. Dia itu bodoh. Kalau nyasar bagaimana!" Seruku khawatir.

"Hahaha tidak mungkin sayang, dia pasti sampai. Jangan berprasangka buruk dulu." Sela Mama menenangkanku dalam kekhawatiranku kepada Orlan.

"Ah Mama, tapi aku sunggu khawatir!"

"Kamu khawatir sama Orlan, kamu perhatian sekali sayang. Mama jadi senang!" Seru mama tiba-tiba yang membuatku jadi kaget bercampur malu.

"Mama ngomong apa sih!" Protesku. Samar-samar aku mendengar suara mobil di depan rumah. Mobil siapa itu. Apa tamu papa. Aku dan Mama langsung diam dan saling memandang, namun kemudian Mama tersenyum aneh padaku.

Flower From The Hell[TAMAT]Where stories live. Discover now