Episode 14

22 15 0
                                    

*Film Dokumenter The Sadness*

......***......

Setelah kembali ke kamar aku meletakan kotak besi itu di bawah kasur dan menyimpan fotoku ke dalam laci. Aku mengambil leptop untuk memutar kaset film dokumenter itu. Astaga kenapa leptopku mati, tidak mau menyala sama sekali. Apa karena terjatuh kemarin malam saat bercinta dengan Orlan. Aku mendengus kesal karena saat membutuhaknya malah rusak seperti ini. Lalu dengan apa aku harus memutar film ini. Aku akan meminjam leptop Ned untuk menonton film ini besok.

Saat aku ingin menyimpan kaset film itu ke dalam tas, aku mendengar ketukan di jendelaku. Seperti ada yang melempari batu dari bawah. Siapa yang melakukan hal itu. Menghampiri dan membuka jendela, aku terkejut karena ada yang melempar batu ke dadaku. Aku mengambil batu itu. Batu ini sama persis seperti batu yang dilempar ke loteng kamarku. Siapa yang melakukan ini.

Aku medekat ke jedela, berusaha ingin mencari seseorang yang melakukannya. Aku sungguh terkejut karena ada sebuah jari-jari yang mulai merangkak naik ke atas balkonku. Tangan yang panjang hitam dan terlihat membusuk itu sangat menakutkan. Aku langsung berjalan ke dalam dan menutup jendelaku. Aku sudah membayangkan sesuat yang seram akan muncul dari bawah balkonku. Aku takut melihat tubuh hantu yang menyeramkan yang akan muncul dari bawah itu. Astaga apakah aku melihat hantu lagi. Hantu apa lagi yang aku lihat kali ini. Dengan jantungku yang bergetar aku berjalan mundur perlahan-lahan. Aku terkejut karena mendengar suara bola berguling ke arahku. Sebuah bola hitam menabrak kakiku sampai aku benar-benar ketakutan karena melihat bola itu perlahan memutar dan menampakkan sebuah kepala dengan wajah mengerikan. Sontak aku berlari naik ke kasurku menghindari kepala hantu itu. Aku melihatnya lagi namun secepat kilat sudah menghilang entah kemana.

Nafasku masih memburu namun aku berusaha untuk bersikap tenang. Aku meraba-raba kasurku yang terasa basah. Benar saja kasurku basah. Ada tetesan air yang jatuh dari atas kasurku. Aku melihat sumber air yang jatuh di atasku, aku langsung terlonjat kaget sampai aku bergeses dari kasur dan terjatuh. Aku melihat hantu mengerikan tergantung di atas kasurku. Aku berdiri dan bersandar di pintu kamarku. Aku melihat lagi ke sekeliling kamarku, memastikan ada hantu yang datang lagi untuk mengganggu. Seketika kamarku terasa kosong kembali. Aku langsung berusaha mengambil kalung jimat yang diberikan Elliedi dalam laci meja kamarku. Aku terperanjak kaget karena pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Ada mama yang terlihat kaget juga karena melihat aku terkaget ketika melihat mama.

"Kau Kenapa sayang?!" Tanya mama heran dengan sikapku yang terlihat ketakutan. Aku masih merasakan nafasku yang memburu karena ketakutan. Ingin rasanya pindah dari kamarku.

"Tidak ada apa-apa ma, aku hanya kaget karena mama tiba-tiba masuk ke kamarku!" Jawab yang berusaha bersikap tenang kembali.

"Mama bawakan susu hangat untukmu agar kau bisa nyaman tidur malam ini. Bukannya kau sering bermimpi buruk, segelas susu akan merilekskan tubuh dan pikiranmu!" Seru mama memberikan segelas susu di atas nampan itu padaku.

"Kenapa repot-repot ma, aku bukan anak kecik lagi!" Tolakku karena tidak biasanya aku minim susu sebelum tidur.

"Mama tahu, bibi Stella habis panen susu sapi dan memberi lumayan banyak. Makanya mama buatkan untukmu juga, mama takut susunya cepat basi. Minumlah keburu dingin!" Ucap mama meyakinkanku. Aku heran sejak kapan bibi Stella punya ternak.

"Taruh di meja saja ma nanti biar aku minum." Kataku menyuruh mama meletakan susu itu di atas meja.

"Minumlah sekarang, biar mama cuci sekalian gelasnya! Ayolah papa sudah menunggu di bawah hehehe." Paksa mama, yahh pasti papa dan mama tidak sabaran untuk melakukannya. Kenapa tidak melakukanya saja tidak perlu memberikanku susu terlebih dahulu.

Flower From The Hell[TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora