[66] Jalan-jalan

Mulai dari awal
                                    

Terlalu lama merangkai kata-kata, membuat Lea dan yang lain merasa pegal berdiri. Keempat perempuan itu memilih duduk lesehan didekat kolam. Tidak peduli dengan yang punya ponsel apakah lagi mencari ponselnya ataukah tidak.

"Hari-hari aku sama kamu berjalan mulus. Sampe akhirnya pagi itu aku ketemu sama Dona dipinggir jalan. Dia lagi nunggu angkot."

Bianca terkekeh, sudah bisa menebak. "Terus lo ngangkut dia, terus kalian deket?"

"Maaf, Ca. Aku minta maaf."

"Bukan salah siapa-siapa. Hubungan gue sama lo emang nggak ditakdirin untuk selamanya."

"Ca, please, aku minta maaf. Aku mau ngejauhin dia tadinya, tapi beberapa hari ini kamu kayak menjauh, jadi aku butuh pelampiasan, Ca."

"Halah sia boy!" gumam Leo pelan, seperti angin lalu.

"Gue ngejauh pun punya alesan, Yan," Bianca menghapus air matanya. "Udahan aja ya?"

"Ca, aku minta maaf. Aku bakal ngej---"

"Nggak Sean. Aku minta maaf kalau selama ini bikin kamu nggak nyaman. Makasih untuk beberapa minggunya."

"Ca, Ca kamu----"

Tut.

Bianca menyimpan ponsel Dona diatas lantai. Gadis itu menyembunyikan wajahnya disela-sela lipatan tangannya yang memeluk kedua lutut. Punggungnya yang bergetar membuat semuanya tahu jika dirinya sedang menangis.

Leo mengeluarkan ponselnya, kedua ibu jarinya mengetik lincah diatas layar.

Lea gemes😻

K dpr bw hp dona |
Nnti aku balikin ke yg pnya |


Read.

Leo tahu jika dirinya sudah ikut campur dengan urusan Bianca. Ia hanya tidak ingin Dona datang mengambil ponsel tapi malah bertemu Bianca, dan malah terjadi hal yang tidak-tidak.

***

Dipagi hari yang sejuk ini, siswa-siswi dan para guru sedang jalan sehat mengelilingi kebun teh yang terletak tidak jauh dari villa.

Lea dengan keempat temannya berjalan bersisian dibarisan kelas, dibelakang mereka terdapat kelompok Leo dan para teman-temannya yang lain.

Jalanan yang sepi dan lebar tidak dilalui oleh kendaraan beroda dua apalagi beroda empat. Jadi semakin kesini, barisan mereka semakin tidak tahu aturan. Ada yang kejar-kejaran, ada yang memilih untuk duduk menyelonjorkan kakinya, ada yang sempat-sempatnya berselfie ditengah-tengah kebun, dan ada yang nyasar ke sebuah warung gorengan.

"Bu! Bu Nana!" panggil Zalik selaku ketua kelas, tetapi memilih ikut berbaris bersama Leo dan yang lainnya.

Bu Nana yang berjalan bersama wali kelas Mipa 1, sejajar dengan kelompok Lea pun menoleh kebelakang, tanpa menghentikan langkahnya.

"Kenapa Zalik?" panggilnya lembut. Leo berdecak dalam hati.

Giliran sama yang rada soft baru jinak. Cibirnya.

"Sarapan jam berapa, Bu?" tanya Zalik.

"Jam tujuh kayaknya, Lik. Habis ini kita senam sebentar, baru sarapan terus acara bebas sampe siang."

Aqilla yang memang ikut jalan sehat pun bertanya. "Abis itu pulang, Bu?"

Bu Nana mengangguk. "Kita pulang jam setengah satu katanya, setelah sholat Dzuhur."

Arranged Marriage [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang