29

4.7K 1K 102
                                    

"ayah, maafin ni-ki. kalo ayah mau bangun lagi, ni-ki janji bakal nge restuin ayah nikah sama tante irene. bangun, yah. ni-ki gak punya siapa-siapa lagi selain ayah. "

gue usap air mata gue yang jatuh kesekian kalinya. hari ini, hari pemakaman om yuta. iya, om yuta milih untuk berhenti berjuang dari masa kritisnya.

"ni-ki, udah ya. kita pukang yuk, " ajak salah satu tantenya ni-ki.

ni-ki gelengin kepala. dia masih meluk nisan ayahnya daritadi.

"ni-ki, jangan nangis kaya gini nanti ayah sedih lihat kamu. pulang yuk, kita do'ain ayah sama-sama, " giliran mama yang ngebujuk ni-ki.

ni-ki berdiri terus meluk mama irene. "tante, maafin ni-ki. ni-ki gak punya orang tua lagi. ni-ki jahat banget ya sama ayah makanya ayah ninggalin ni-ki. "

mama balas pelukan ni-ki. beliau nepuk-nepuk bahu ni-ki buat nenangin.

setelah ni-ki mau dibujuk, kita semua mutusin buat pulang dan ngadain doa bersama.

"ayah, ni-ki pamit ya. nanti ni-ki bakal sering jenguk ayah. ni-ki janji gak bakal jadi anak nakal, jadi ayah yang tenang disana. titip salam buat bunda ya, yah. "

🌈🌈🌈

saat ini gue lagi ada di kamar ni-ki. sehabis doa bersama, ni-ki ngurung diri di kamar.

"ki, makan yuk. gue suapin mau? " gue elus rambut ni-ki yang berantakan dan ada beberapa tanah yang nempel.

ni-ki menggeleng. hati gue sakit banget lihat ni-ki yang kaya gini. gak ada ni-ki yang ceria kaya dulu gue kenal. ni-ki natap lurus dengan air mata yang terus menetes.

"masa jagoannya om yuta nangis sih. jangan cengeng dong, " gue ngusap air mata ni-ki dan ngasih beberapa candaan berharap ni-ki bakal senyum.

ni-ki ngelihat ke gue dengan mata sendunya. "kak, " panggil ni-ki lirih.
"mau peluk boleh? "

gue ngangguk dan ngerentangin tangan. ni-ki meluk gue erat banget. bisa gue lihat, bahu ni-ki bergetar nandain kalo dia nangis.

"kak, bener kata lo kalo gue egois. coba aja gue nerima pernikahan ayah dan tante irene pasti gak bakal gini. coba aja kemarin gue gak kabur-kaburan, pasti ayah masih ada di samping gue. "

gue biarin ni-ki ngeluarin semua unek-uneknya. sesekali gue elus punggung ni-ki.

"ayah meninggal itu salah gue. gue emang gak berguna banget di dunia ini. dulu bunda pergi karena lahirin gue. sekarang ayah juga pergi gara-gara gue, " ni-ki nangis makin kejer dan jambakin rambutnya.

gue lepasin pelukan dan nepis tangan ni-ki yang berusaha buat nyakitin dirinya sendiri.

"ni-ki, jangan nyakitin diri lo kaya gini. jangan siksa tubuh lo dengan ngurung diri di kamar. lo mau lihat om yuta nangis? nggak kan. buktiin ke om yuta kalo lo bisa buat beliau bahagia. jangan bikin om yuta dan bunda lo sedih disana.

gue minta maaf karena ngatain lo egois. jangan nyalahin diri lo atas semua ini. karena ini itu takdir yang digariskan tuhan, " gue berusaha ngasih ni-ki pengertian.

ni-ki gelengin kepalanya. "ini semua salah gue. AYAH PERGI ITU SALAH GUE KAK. GUE GAK GUNA BANGET JADI ANAK, " gue meluk ni-ki lagi yang sekarang emosinya masih naik turun.

"gue jahat sama ayah. gue jahat sama tante irene. gue bikin ayah men—" lirih ni-ki dalam pelukan tapi gue sela.

"sst, udah jangan nyalahin diri lo sendiri. "

padahal semua ini itu takdir, tapi kenapa nyalahin dirinya sendiri. setiap orang yang diciptakan pasti akan kembali ke sang pencipta.

"kak, gue mau kita break buat beberapa waktu. gue pengen nenangin diri. lo mau kan? "

🌈🌈🌈

kayanya bentar lagi ending

padahal awalnya mau buat cuma 20 chap kenapa malah hampir 30-an😭

moga aja ngefeel

tbc

adkel ; ni-ki ✔Where stories live. Discover now