26

4.6K 1K 115
                                    

song : how can i love the heartbreak, you're the one i love (AKMU)

"jadi gini, kalian kayanya cocok banget jadi kakak adek. ekhem-saya dan irene meminta restu ke kalian berdua karena kami berniat untuk menuju jenjang pelaminan. "

ni-ki bangkit dari duduknya terus keluar dari rumah gue tanpa sepatah kata. bisa gue lihat wajah ni-ki yang marah.

"mas, ni-ki gak mau aku jadi bundanya ya? " mama irene natap kepergian ni-ki dengan ekspresi sendu.

om yuta ngedeket ke arah mama. "nggak kok, mungkin dia shock. biar aku yang ngomong sama ni-ki. "

om yuta mau berdiri tapi gue cegah. "biar bella aja, om. om yuta tenangin mama aja. "

gue keluar rumah dan ngelihat ni-ki yang lagi duduk di atas motornya. gue nyamperin ni-ki.

"ikut gue, " gue narik ni-ki buat pergi ke halaman belakang biar mama dan om yuta gak dengar.

"lo apa-apaan sih kak, " suara ni-ki agak meninggi. bisa gue lihat matanya merah antara marah dan nahan tangis.

ni-ki ngelepas cekalan tangan gue, kasar. fiks ini bener-bener marah. lebih seram daripada pas di warung bubur.

"lo yang apa-apaan. seenaknya pergi kaya tadi. gak sopan tau nggak, " gue berusaha buat sesabar mungkin.

ni-ki smirk. "gak sopan? buat apa gue sopan. "

gue gelengin kepala. "dia itu ayah lo, ni-ki. orang yang ngebesarin lo. kasih kesempatan buat ayah lo bahagia. "

ni-ki natap gue tajam. dia megang kedua bahu gue, hampir meremas. gue meringis karena pegangan ni-ki di bahu gue sakit banget.

"biarin ayah bahagia sementara gue sendiri nggak bahagia, gitu? iya? GITU MAKSUD LO HAH? GUE NGANGGAP TANTE IRENE KAYA BUNDA GUE SENDIRI TAPI BUKAN BERARTI DIA HARUS NIKAH SAMA AYAH. GUE CINTA SAMA LO, KAK. GUE GAK MAU JADI ADEK LO. "

gue mulai emosi. gue gak terima, disini kesannya ni-ki kaya nyalahin mama gue.

gue balas natap ni-ki dengan mata berkaca-kaca. "GUE JUGA GAK MAU PUNYA AYAH BARU. TAPI DEMI ORANG TUA KITA BAHAGIA, GUE RELA NGALAH. GUE RELA NGELEPASIN STATUS KITA. GUE RELA NGANGGAP LO SEBAGAI ADEK, BUKAN SEBAGAI COWOK, " gue nangis sambil mukul dada ni-ki.

"JANGAN EGOIS, KI. UDAH TUGAS KITA SEBAGAI ANAK BUAT NGASIH KEBAHAGIAAN KE ORANG TUA. MUNGKIN INI SAATNYA BUAT KITA BERBAKTI. DENGAN INI ANGGAP AJA SEBAGAI RASA TERIMA KASIH KARENA ORANG TUA KITA UDAH NGERAWAT KITA, " gue beneran kalut. rasanya campur aduk antara marah, kecewa, sedih.

gue emang gak mau punya ayah baru, tapi kalo emang itu bisa buat mama bahagia, gue bakal lakuin apapun demi mama. gue bakal relain cinta gue buat kebahagiaan cinta mama dan om yuta.

setetes air jatuh dari mata ni-ki, tapi buru-buru dia usap. "TAPI GUE GAK MAU KEHILANGAN LO KAK. SEKALI AJA GUE PENGEN EGOIS, TAPI GUE GAK BISA. GUE—g-gue takut kehilangan lo buat yang kedua kalinya, " suara ni-ki perlahan melirih.

ni-ki meluk tubuh gue. numpahin semua tangisannya. gue balas pelukan ni-ki dan kita berdua sama-sama nangis. rasanya berat banget. pengen rasanya buat egois tapi gue sadar, gue terlalu banyak nyusahin mama. mungkin ini saatnya gue balas budi.

"gue gak mau relain rasa yang udah gue perjuangin selama ini. gue gak mau kehilangan lo gitu aja, " racau ni-ki yang buat hati gue sakit.

gak, gue gak boleh egois. gue harus bisa tegas sama diri gue sendiri. mama udah banyak menderita semenjak kepergian papa. gue harus ngalah demi senyuman manis mama.

gue mengeratkan pelukan. tangis ni-ki tambah kejer. gue berbisik tepat di telinga ni-ki.

"kita ditakdirkan bertemu buat berpisah. gue mohon sama lo, kita harus ngalah demi orang tua masing-masing. seenggaknya kita masih bisa saling sayang walau sebatas adek kakak. "

rasanya dilema. keadaan memaksa gue memilih, menomorsatukan masalah hati atau kewajiban untuk berbakti.

🌈🌈🌈

gak tau ini ngefeel atau nggak di kalian.

aku bingung mau sad ending atau happy ending?


tbc

adkel ; ni-ki ✔Where stories live. Discover now