GARUDA〰48 [END]

Bắt đầu từ đầu
                                    

Berdebar rasanya mendengar riuh senang semua siswa kala mendengarkan kepala sekolah berbicara didepan sana mengumumkan siapa saja yang lulus.

Daffin, cowok itu sudah seminggu berdoa dan melaksanakan sholat meminta kepada Allah SWT agar ia lulus dan bisa membanggakan sang ibu.

"Selamat siang," sapa sang kepsek pak Rudi.

"SIANG PAK..." sapa riuhan seluruh siswa yang hadir dalam acara kelulusan.

"Apa kabar?"

"ALHAMDULILAH, SEHAT.."

"Lama kita tidak bertemu, sudah hampir dua minggu lamanya ya. Oke, kali bapak akan menyampaikan salam perpisahan."

Hening, semua keadaan hening kembali mendengar kata 'perpisahan' yang keluar dari mulut pak Rudi.

Mereka semua tak menyangka bahwa sebentar lagi mereka semua akan berpisah menuju jalan yang berbeda. Siap tidak siap mereka harus siap dan menerima semua kenyataan.

Tiga tahun bersekolah di SMA menjadi kenangan terindah dalam hidup mereka masing-masing. Masa paling indah adalah masa SMA yang selalu dinantikan banyak orang.

Dan kini masa SMA itu telah mereka lewati dengan masa indah, manis dan pahitnya kisah cinta masa SMA telah mereka rasakan.

Grizella, gadis itu menangis mengingat kenangan nya bersama Azri. Cowok berlesung pipit itu sampai kini masih menjadi orang terkhusus dalam hatinya.

Andaikan Azri ada disini dan berdiri didepan di samping kepala sekolah mengumumkan kelulusan mereka seperti yang cowok itu impikan.

Berati delapan sudah Azri meninggalkan mereka semua, tepat pada delapan bulan lalu cowok itu meminta masa indah pada remajanya tetapi itu tak berjalan dengan mulus.

Kenangan bersama Azri akan terus teringat dalam diri Grizella. Karena Azri adalah orang terkhusus dalam dirinya dan sebagai sahabat cowok terbaik.

"Hey, kenapa nangis?" Garuda menghapus air mata Grizella yang mengalir dengan sendirinya.

"Aku keinget Azri," lirih Grizella. 

"Azri udah tenang, jangan diinget lagi kasian dia sedih liat kamu," ujar Garuda menenangkan.

"Dia pernah bilang sama aku kalau dia mau ikut kelulusan terus dia juga mau nikmatin masa remajanya...hiks..." ucap Grizella semakin menjadi. 

Uri mencubit lengan Garuda menanyai Grizella yang menangis, dengan isyarat dagu yang menunjuk Grizella, Garuda pun menjawab dengan isyarat bibir. "Keinget Azri." Uri pun jadi terlihat sedih.

"Jangan nangis, Griz," ujar Uri.

Grizella menggeleng tanda ia tak menangis lagi. "A ku nggak nangis kok."

"Baik anak-anak, langsung saja saya menyampaikan bahwa kalian....."

Seluruh siswa bergetar mendengar kelanjutan ucapan pak Rudi yang menggantungkan.

Cukup lama mereka menanti namun pak Rudi tak lanjut mengucapkan kata-katanya.

Zayyan berdecak kesal "PAK JANGAN DI GANTUNGIN UCAPAN BAPAK, CUKUP SI DIA YANG NGEGANTUNG PAK," teriak Zayyan.

Lantas semuanya tertawa mendengar teriakan Zayyan. Mungkin ini adalah teriakan terakhir yang akan mereka dengar dari Zayyan.

"Kalian semua..." Pak Rudi melirik mereka semuanya bergantian.

"CK, ELAH. KANG BAPAK CEPATAN DAH. KAGAK SABAR GUE DENGAR KABAR BAHWA GUE KAGA LULUS," ujar Daffin.

"Daffin kamu ngga lulus," ucap pak Rudi.

GARUDA (END) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ