Part 22

15.1K 957 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Part 22

“Jangan tergesa dalam melakukan sesuatu, pikirkan terlebih dahulu."

•Assalamu'alaikum Cinta•
•by Animulyani21•

|Happy Reading|

<Typo Bertebaran>

∆∆∆

Waktu terus berjalan dengan cepatnya, rindu itu bahkan telah memuncak dengan hebatnya. Sekarang memasuki bulan ke lima, dimana ia telah pergi meninggalkan sang suami.

Perutnya semakin membesar, dan si jabang bayi juga bisa merasakan apa yang ia rasakan. Merindukan seseorang yang sama.

“Adel,” ucap Agnes menghampiri Azizah.

Azizah tersenyum, membalas genggaman tangan Kakak sepupunya. “Tidur gih, udara di kota Bandung kalau malam dingin, apalagi rumah Kakak di pelosok,” kekehnya membuat Azizah juga ikut terkekeh.

Wanita itu menggeleng, “Nanti ah Mbak, aku ingin disini dulu.”

Agnes menghela nafasnya ia memeluk Azizah dari samping, membuat wanita itu menoleh menatapnya. “Kamu tahu tidak, bahwa kalau seseorang yang merindukan kekasih halalnya, ia akan memejamkan mata. Lalu mengucapkan dalam hati, bahwa ia merindukan orang itu,” kata Agnes memandang bintang yang bersinar di langit.

Azizah tersenyum, ia juga ikut menatap bintang tersebut, memejamkan mata, menikmati setiap hembusan angin yang mengenai wajahnya.

“Coba deh,” ujar Agnes menoleh pada Azizah.

Wanita tersebut menaikkan alisnya, terkekeh geli. Namun tak urung, ia melakukan apa yang dikatakan Kakak sepupunya.

Ia mencoba menarik nafas terlebih dahulu, lantas menghembuskannya pelan, lalu menutup matanya. Ia seketika bisa merasakan bahwa orang itu berada di dekatnya. Azizah tersenyum, dan berucap dalam hati.

“Aku merindukanmu Mas Rangga, anak kita juga. Andai, waktu mengizinkan kita untuk sekali saja bertemu, aku akan sangat bahagia.”

Setelah mengatakan itu, Azizah membuka matanya. Ia menatap Agnes yang tersenyum menatapnya. “Bagaimana? Sudah enakkan?”

Azizah tersenyum tipis, lalu mengangguk. “Alhamdulillah sudah lebih baik Mbak, terimakasih.”

Agnes tersenyum, ia mengusap pucuk kepala Azizah yang tertutup khimar berwarna biru muda. “Kembali kasih sayang, yaudah Mbak keluar dulu ya. Kamu jangan malam-malam tidurnya, inget anak kamu.” Azizah mengangguk. Ia bisa melihat Kakak sepupunya menutup pintu kamarnya.

Ia merasa beruntung memiliki Kakak sepupu yang mengerti dan berusaha melindunginya. Walau ia berpisah tempat tinggal dengan laki-laki tersebut, Azizah masih bersyukur mempunyai orang-orang yang menyayanginya dengan tulus.

Dulu, ia berpikir bahwa setelah kepergian kedua orang tuanya, ia akan hidup sendiri. namun, ekspetasi tersebut tidak menjadi kenyataan. Sebab, sekarang ia di kelilingi oleh orang-orang mencintainya.

©©©

“Bagaimana? Belum ketemu juga?” Tanya Reano di seberang telepon.

“…”

“Yasudah, berusaha lagi. Saya juga akan berusaha mencarinya dengan teman saya.”

Reano mengakhiri telepon tersebut, ia duduk di kursi kebesarannya. Menghela nafas pelan. “Kamu telah berhasil membuat aku dan suamimu hampir gila Lia,” gumamnya seraya memijit pelipisnya.

Assalamu'alaikum Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang