Part 5

12.6K 983 9
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Part 5

“Seharusnya perasaan ini, menjadi fitrah suci, apabila bisa di realisasikan dengan segenap hati. Bukan malah berharap padanya, yang berujung kekecewaan yang diterima.”

•Assalamu'alaikum Cinta•
by Animulyani21

|Happy Reading|

<Typo Bertebaran>

∆∆∆

Di ruangan, seorang laki-laki tidur dengan bulir keringat membasahi wajahnya, ia merasa resah dalam tidurnya.

“Nano, jangan tinggalin Lia,” lirihnya seraya menarik pelan jaket sang cowok yang hanya diam menatap gadis kecil di depannya.

Cowok yang dipanggil Nano tersenyum manis menatapnya, dengan gerakan tangan penuh kelembutan, cowok itu mengusap pucuk kepala sang gadis kecil yang tertutup khimar.

“Tunggu aku, beberapa tahun kedepan. Aku akan segera datang melamar.”

“Astaghfirullah, Zia …” lirihnya seraya menyeka bulir keringat yang melewati kelopak matanya.

“Ya Allah, mengapa aku memimpikan dia …” gumamnya, ia beranjak dari ranjang, dan menatap jam dinding. Pukul setengah dua dini hari, ia segera memasuki kamar mandi, mengambil wudhu dan melaksanan sholat di sepertiga malam.

Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa : Pada tiap sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit dunia lalu, ia berfirman :

“Barang siapa yang menyeru—ku, akan aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta permintaanya. Dan, barang siapa meminta ampunan kepada—ku, aku ampuni dia.”

Setelah melaksanakan sholat sepertiga malam, Reano lantas membuka Al-qur’an. Lalu membacanya, sembari menunggu adzan shubuh berkumandang.

©©©

“Wah, Pak Baskoro dan Bu Tina sudah datang. Mari duduk Pak, Bu,” ujar Om Ari seraya mempersilahkan tamunya untuk duduk.

Kedua orang paruh baya itu, tersenyum seraya duduk di kursi ruang tamu. Manik mata mereka menjelajah sekitar rumah. Masih dengan senyum yang terpatri, Pak Baskoro berkata. “Padahal, Putra tunggal saya ingin saya jodohkan dengan keponakan Bapak,” ucapnya.

Om Ari menatap segan mereka, “Maaf Pak, Bu. Tapi, Pak Bagas. Anaknya sudah mengkhitbah Azizah dua bulan yang lalu, bahkan besok pernikahan mereka.”

Pak Baskoro dan Bu Tina, hanya mampu tersenyum. Seraya menatap Azizah yang sibuk berbincang dengan sahabatnya.

“Keponakan kamu cantik juga ya,” kata Bu Tina, seraya menatap Om Ari yang juga tersenyum menangapinya.

Tante Tika yang duduk di samping suaminya, mengeluarkan suara seraya berkata. “Azizah memang perempuan baik dan cantik. Tapi, sayang. Dia … anak yatim piatu.”

Kedua orang paruh baya tersebut seketika menatap Tante Tika yang menatap Azizah sendu.  “Kami turut berduka cita Bu, Maaf waktu itu, keluaraga saya sedang berada di luar kota. Jadi, tidak bisa datang.”

Tante Tika mengalihkan perhatiannya, ia mengangguk lantas berkata, “Tidak apa-apa Pak, saya juga memaklumi itu.”

“Eum, maaf Pak, Bu. Boleh panggilkan Azizah sebentar? Saya ingin berbincang sedikit dengannya,” ujar Bu Tina seraya menatap lembut wajah Azizah.

Assalamu'alaikum Cinta [END]Where stories live. Discover now