Won't Choose : 26. Cause of Terror

482 61 12
                                    

Ryujin sekarang sudah sampai di apartemen Julia, karena tidak tega membangunkannya jadi Ryujin memutuskan menggendong Julia.

Bukannya terusik Julia malah menenggelamkan wajahnya di dada Ryujin, dan mengeratkan tangannya yang melingkar di leher Ryujin.

Ryujin hanya bisa tersenyum melihat Julia tertidur di dekapannya.

Bip!

Sesampainya di unit milik Julia, Ryujin segera membaringkan Julia ke kamarnya. Sepertinya Julia sangat lelah sudah berpindah tempat pun tidurnya hanya terusik sedikit. Hal itu membuat Ryujin lega, itu tandanya ia tidak mengganggu istirahat Julia.

Ryujin kembali ke basement untuk membawa barang-barang Julia, setelah itu ia harus bergegas ke rumah orangtuanya.

Makanan yang dipesan Ryujin pun sudah sampai ke unit Julia, tandanya sekarang Ryujin harus segera pulang.

"Julia aku pulang dulu ya, aku sudah memesankan makanan nanti tinggal kau hangatkan. Maaf aku tidak bisa memasak untukmu. Bye, rest well" Ryujin meninggalkan kecupan di kening Julia

"Hmm, bye hati-hati Ryu, jangan mengebut" ucap Julia masih setengah sadar

"Neee"

***
Sekarang Ryujin sudah berada di rumah orangtuanya, meskipun sebenarnya badannya sangat lelah ditambah ia minum banyak semalaman sekarang ia merasa tidak enak badan. Namun, ya namanya panggilan orangtua tidak boleh ditunda.

Untung saja saat sampai Ryujin disambut dengan sup tahu hangat yang dapat menyegarkan badannya.

"Ryujin-ah kau sudah siap kan bertunangan dengan Julia?" Tanya appanya di meja makan

Uhuk

Ryujin langsung tersedak mendengar perkataan ayahnya

Wah ternyata omongan ibunya benar-benar tidak main-main, Ryujin kira hal itu hanya keinginan eommanya saja tapi ternyata tidak.

"Sebentar lagi perusahaan kita akan membuka proyek baru, departement store besar yang tentunya kerjasama dengan perusahaan orangtua Julia. Oleh karena itu, kau harus cepat bertunangan, agar beritanya cepat dirilis"

"Setelah dirilis, appa yakin saham kedua belah pihak akan melonjak" appanya menunjukan senyum di akhir kalimatnya

"Arraseo appa, aku siap bertunangan dengan Julia. Kapan penyelenggaraannya?" Tanya Ryujin

"Lusa"

Sekali lagi Ryujin tersedak, kali ini air putih.

"Pelan-pelan saja Ryu, calm down" ucap eommanya

"Aku harus meyakinkan Julia terlebih dahulu appa, kami juga belum tentu bisa mengobrol serius dalam waktu dekat ini. Pekerjaanku menumpuk dan pasti Julia juga sibuk" protes Ryujin

Appanya hanya menggeleng.

"Kau tidak usah pusing untuk meyakinkan Julia, appa sudah beritahu pada Jinwoo ahjussi untuk menyegerakan pertunangan kalian"

"Tidak usah pakai pesta, kita lakukan makan malam keluarga saja bersama dan tukar cincin sebagai simbolisasi. Mudah kan?" Ucap appanya

Ryujin hanya menghela nafas. Secepat itu? Apakah Julia akan menerimanya?

***
Kembali ke rutinitasnya, pagi-pagi sekali Julia sudah bersiap untuk ke kantor sehabis olahraga.

Julia pun turun ke basement untuk mengambil mobilnya, namun ternyata disana sudah ada yang menunggunya.

"Julia!" Orang itu melambaikan tangan pada Julia

"Yeji?"

Sebelum Julia sampai ke hadapan Yeji, Yeji sudah terlebih dahulu melempar sebuah helm. Untung saja reflek Julia bagus jadi helm tersebut aman mendarat di pelukan Julia.

i won't choose. [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora