Won't Choose : 25. Mad

488 64 12
                                    

Keesokan paginya Ryujin terbangun paling duluan, karena cahaya matahari yang sudah mulai meninggi menyorot melewati pintu kaca ruang tengah villa tersebut.

Hal pertama yang ia rasakan adalah kepalanya berdenyut, sepertinya ia terlalu banyak minum kemarin ditambah posisi tidurnya yang tidak nyaman.

Ryujin pun mencari air untuk melepas dahaganya. Seketika ia baru sadar, matahari sudah tinggi namun kenapa belum ada tanda-tanda Julia sudah bangun.

"Juliaa" panggil Ryujin

Sekarang villanya benar-benar hening, seluruh penghuninya masih terlelap akibat pesta besar-besaran kemarin.

"Juliiaa"

Ryujin mencari ke kamar yang ada di lantai bawah, dan ternyata itu kamar Yuna.

"Yunaa dimana Julia?"

"Kenapa kau tanya padaku? Cari saja sendiri" ucap Yuna dengan suara paraunya setengah sadar.

"Dasar sepupu tidak berguna" umpat Ryujin

"Semalam ia mengantar Yeji oppa kekamar ujung, cari saja" lanjut Yuna

Mendengar hal tersebut Ryujin pun mempercepat langkahnya ke kamar yang ada di ujung.

Cklek

Bingo!

Ryujin menemukan Julia disana.

Duduk sambil tertidur menggenggam tangan Yeji.

Setelah berjilid-jilid kesabaran Ryujin untuk Julia, kali ini emosinya berhasil tersulut. Namun Ryujin berusaha meredamnya saat melihat posisi tidur Julia yang sambil duduk, rasa marah tersebut tergantikan oleh rasa kasihan.

Ryujin pun berusaha melepaskan genggaman tangan Yeji dari Julia dengan pergerakan seminimal mungkin, namun gagal Julia terbangun.

"Eoh Ryujin-ah" Julia agak kaget dengan kehadiran Ryujin saat ini.

"Maaf membangunkanmu, ayo kita pindah ke kamarku. Badanmu pasti sakit" nada suara Ryujin terdengar lebih dingin dari biasanya.

Ryujin pun menggendong Julia ala bridal style untuk memindahkan ke kamarnya di lantai 2.

"Ti- tidak usah Ryu--"

"Tidak ada penolakan, jangan membantah" Ryujin memotong ucapan Julia.

Terlihat ada sorot amarah di tatapan Ryujin, sedari tadi Ryujin menghindari kontak mata dengan Julia. Dan Julia menyadari itu.

Ryujin membuka pintu kamarnya menggunakan kaki, suasana di kamar Ryujin memang berbeda kamarnya sangatlah sejuk dan udaranya terasa sangat bersih.

Ryujin membaringkan Julia di kasurnya, tidak lupa menyelimutinya. Lalu menutup gorden abu-abu yang ada di kamarnya, membuat kamar itu gelap sekarang.

"Ryu aku tidak per---"

"Kau harus tidur, masih ada waktu sekitar 2 atau 3 jam lagi" Ryujin memotong omongan Julia, lagi. Dengan nada yang datar.

Julia menyadari tingkah Ryujin saat ini menunjukan bahwa ia marah padanya.

Ryujin pun membalikkan badannya hendak turun ke bawah namun Julia kembali memanggilnya.

"Ryu, kau marah? Semalam aku---"

"Jangan bicarakan hal yang tidak penting, tidurlah. Kubangunkan 2 atau 3 jam kedepan" lagi-lagi perkataan Julia dipotong.

Ryujin obviously mad

Julia hanya bisa menghela nafasnya.

***
Ryujin turun ke bawah lalu ia segera mendial nomor sekretarisnya.

i won't choose. [✔]Where stories live. Discover now