Won't Choose : 22. Breakfast Together and Stay by My Side

473 61 9
                                    

Seperti biasa Yeji sudah bangun pagi sekali walaupun semalam ia tidak bisa tidur nyenyak. Apalagi setelah ia mengobrol dengan kakaknya via telepon.

Yesterday

Setelah kejadian di ruang meeting tadi, sesampainya di kamar hotel Yeji langsung menghubungi kakaknya untuk meminta kejelasan mengapa ayahnya bisa sampai disini.

"Yeoboseyo hyung"

"Yeji-ah maafkan aku tidak bisa menjaga rahasia" Seulgi terdengar merasa sangat bersalah pada Yeji.

"Tidak apa-apa hyung, aku juga sudah tahu jika akhirnya aku akan ketahuan oleh appa. Kami bekerja di bidang yang sama. Jadi bagaimana bisa appa sampai kesini?"

"3 hari yang lalu aku memang sudah mendapatkan undangan dari Choi sajangnim untuk meninjau mengenai proyek besar Glory Corp. Namun saat itu sekretarisku Park Sooyoung mengetahui bahwa kau juga bekerja disana, akhirnya ia bercerita kalau kau bekerja di Glory Corp pada karyawan lain dan berakhir beritanya menyebar sampai ke telinga appa"

"Oh geurae, lalu kan seharusnya hyung yang menghadiri rapat disana"

"Appa menahanku di kamar hotel, ya seperti biasanya ia hampir saja memukuliku jika tidak ada Irene disana aku sudah habis"

"Appa masih saja bersikap egois"

"Aku mengkhawatirkanmu, bagaimana kau baik-baik saja kan? Appa tidak melakukan apapun padamu kan"

"Hmm, appa tidak melakukan apa-apa. Namun aku khawatir appa akan kembali menyerang orang disekitarku"

"Pokoknya jika ada apa-apa kabari hyung, aku akan sebisa mungkin mengendalikan situasi disini" ucap Seulgi

"Arraseo hyung, gomawo"

"Hmm"

Sambungan telepon pun terputus. Semenjak Yeji pergi dari rumah, satu-satunya keluarga yang masih memihaknya hingga saat ini hanyalah Seulgi kakaknya.

Flashback Off

Sekarang Yeji harus bersiap untuk selalu menjaga Julia disisinya.

***
Pagi ini Ryujin terbangun lebih dahulu daripada Julia, ia merasakan sedikit pening di kepalanya. Terlihat infus dan masker oksigen yang tadinya terpasang pada tubuhnya sudah dilepas. Ryujin pun beranjak dari ranjangnya menghampiri Julia yang tidur di sofa kamar Ryujin.

Sejenak Ryujin mengamati wajah Julia yang sedang tertidur, terukir senyum di wajah Ryujin. Akhirnya Ryujin pun memindahkan Julia ke kasurnya lalu memakaikan selimut pada Julia.

Selama proses tersebut, tidur Julia sama sekali tidak terganggu. Mungkin karena ia terlalu lelah. Seperti biasa Ryujin pun bersiap-siap menyiapkan sarapan untuk Julia.

2 jam berlalu, sekarang jam menunjukkan pukul 7 pagi. Julia mulai menggeliat, ia terbangun.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Ryujin yang sudah duduk dengan setelan rapi, menyesap secangkir kopi sambil menatap pada tabletnya. Aroma pancake juga menyapa indra penciuman Julia.

"You're awake? How was your sleep?" Ryujin menyadari Julia yang sudah terbangun, lalu Ryujin pun mendudukan dirinya di pinggir ranjang

"Hm, tidurku nyenyak. Jam berapa kau bangun?"

"Sekitar jam setengah 5 pagi mungkin"

"Tumben sekali kau bisa bangun pagi, sekarang jam berapa?"

"Sekarang jam 7, belum terlambat untukmu bekerja. Bersiap-siaplah aku akan mengantarmu"

Julia sedikit panik, bagaimana bisa ia tertidur selama itu. Ia pun segera beranjak dan bersiap untuk mandi.

i won't choose. [✔]Where stories live. Discover now