Won't Choose 34 : Already Gone (Last)

1.1K 72 22
                                    

Julia berjalan gontai memasuki kamarnya, setelah pulang dari rumah sakit Julia benar-benar tidak ingin berbicara dengan siapapun.

Julia membuka pintu yang menuju ke arah balkon kamarnya. Suhu di Korea sekarang bahkan sudah mencapai minus. Namun di hari yang sudah cukup larut ini Julia butuh ketenangan.

Kesedihan melanda Julia bertubi-tubi, kecelakaan yang menimpa Ryujin sudah cukup menamparnya, ia butuh sandaran yang kokoh dan pelukan yang hangat. Namun semua itu hanya bisa jadi harapan Julia sekarang. Julia tahu seorang Hwang Yeji tidak akan tega mengkhianatinya hanya karena perusahaan milik ayahnya, jikalau Yeji menyangkal dan meminta maaf Julia pasti memaafkannya. Sekarang, kenapa Yeji harus memilih pergi?

"Yeji-ah kenapa kau memilih untuk pergi?"

"Setidaknya kenapa kau tidak memilih untuk tinggal meski alasannya bukan aku"

"Ah, sekarang Ryujin butuh rangkulan dari sahabat terbaiknya. Kenapa kau malah pergi?"

"Why Yeji, why? Why you should leave me?"

Begitulah lirihan hati Julia, ia tenggelam dalam pikiran dan tangisannya malam ini.

***
Sedangkan setelah pulang dari rumah sakit orangtua Julia belum tidur, mereka memilih makan ramyeon terlebih dahulu.

"Yeobo, bagaimana kita membicarakannya pada Julia?" Tanya Suzy pada suaminya

"Nanti saja, Julia terlihat sangat sedih hari ini" jawab Jinwoo sambil menyeruput ramyeonnya

"But we have no time Jinu-ya"

Jinwoo hanya menghela nafas.

"Kita bicarakan besok pagi, mudah-mudahan pesawatnya masih bisa dikejar" ucap Jinwoo pada Suzy

"Julia pasti sangat sedih mendengar berita ini" batin Suzy

***
Pagi-pagi sekali Julia sudah terbangun dari tidurnya, meskipun kepalanya pening karena menangis semalaman Julia tetap harus bangun. Ia akan melihat Ryujin lagi hari ini.

Saat Julia meneguk air di dapur tiba-tiba ayahnya menghampiri Julia.

"Kenapa bangun pagi sekali?" Tanya ayahnya masih dengan suaranya yang parau.

"Aku harus bersiap ke rumah sakit appa, semakin awal aku datang semakin banyak waktuku dengan Ryujin" ucap Julia

Julia menaruh gelasnya lalu beralih menuju kamarnya lagi untuk bersiap-siap.

Namun tangan ayahnya menahannya.

"Julia, ada yang ingin appa bicarakan. Duduklah sebentar"

Sekarang Julia sedang menatap ayahnya yang sedang membuat teh di pantry. Setelah selesai ayahnya menyimpan cangkir teh di hadapan Julia.

Julia agak bingung tidak biasanya ayahnya melakukan hal seperti ini.

"Julia" ayahnya menggenggam tangan Julia.

"Ne appa" Julia merasa kikuk, suasana macam apa ini obrolannya pasti akan sangat berat.

"Sebelum ini janji pada appa kau harus ikhlas, okay?"

"Ne arraseo"

Jinwoo menelan salivanya.

"Tn. Shin memutuskan pertunanganmu dengan Ryujin"

Deg

Julia membulatkan matanya.

"Kenapa? Apa proyek kalian tidak berhasil? Kami bisa mempertahankannya sampai akhir atau ke jenjang yang lebih ja--"

i won't choose. [✔]Where stories live. Discover now