Athalla Rafael; 21

Start from the beginning
                                    

Rafael membayangkan bagaimana wajah Kelvin saat ini. Pasti, wajah dia akan memerah karena marah. Membayangkan itu, membuat Rafael terkekeh.

"Gue kira ada kuntil yang sedang ketawa dekat rumah gue. Eh ternyata elo"ujar Zeevana yang keluar dari kamarnya, menuju balkon Rafael.

"Mana ada kuntil setampan gue. Dan, mon maap nih ya. Kuntil itu perempuan. Berarti lo masih bisa jadi calon kuntil"ucap Rafael kepada Zeevana, yang dibalas Zeevana dengan sinis.

Zeevana duduk disamping Rafael. Lalu matanya menatap kearah langit. "Malam ini langitnya Indah ya"

"Iyaa. Karena lengkap ada bintangnya"ujar Rafael yang menatap ke arah langit juga.

"Kenapa lo belum tidur?"tanya Rafael.

"Ga ngantuk"jawab Zeevana.

"Lo aja yang ga coba untuk tidur"ucap Rafael. "Ada masalah?"

Ah, biasanya jika Zeevana tidak mau tidur karena menunggu Calze, kalau tidak ya karena memikirkan sesuatu.

"Bukan masalah berat sih. Tapi, gue lagi membayangkan meet sama Caleo Zeael"kata Zeevana.

"Segitu sukanya ya lo sama Caleo Zeael?"tanya Rafael.

Zeevana melihat kearah Rafael. "Banget. Siapa yang ga suka sama cowok kek dia. Gue tebak aslinya ganteng"

Rafael menatap balik mata Zeevana. "Dari mana lo tau?"

"Semua orang tau. Kalau Caleo Zeael aslinya ganteng. Liat aja dari tangannya. Kekar gitu."

Rafael mengangguk faham. Lalu, dia tersenyum. Ternyata sahabatnya ini sangat menyukai dirinya. "Kayak gue kan"

"Apa an?"tanya Zeevana bingung.

"Gantengnya. Mirip gue ye ga"kata Rafael dengan percaya diri.

"Kaga. Dari matanya aja lo beda jauh. Iris mata Caleo Zeael itu hijau. Lah, lo hitam"

Zeevana tidak tahu bahwa dirinya memakai soflen. Aslinya mah warna iris matanya hijau.

•SARAP•

pagi ini Rafael berangkat kesekolah dengan Zeevana menggunakan motor sport nya. Tidak lupa dia mengambil susu ultramilk di kulkasnya tadi, sebelum menjemput Zeevana ke rumahnya.

"Pasangin, El"ujar Zeevana yang ke susahan memakai helm.

Rafael dengan telaten memakaikan helm kepada Zeevana. Lalu membantu Zeevana naik ke motornya. Setelah itu dia menjalankan motornya ke arah sekolah.

Perjalanan mereka diiringi dengan ketawa. Tentu saja Rafael yang membuat lelucon supaya Zeevana tertawa.

"Jangan lebar banget ketawa lo. Masuk lalat mampus"ucap Rafael mengejek Zeevana. "Oh iya. Gue lupa. Lalat kan ga mau masuk dimulut lo. Karna mulut lo bau"

Zeevana memukul pelan lengan Rafael. "Jangan ngadi-ngadi lo. Harum gini"

"Ah masaa"

"Iyaa"

"Ga percaya. Masih betah duduk di motor gue? Gue pergi duluan nih"

Sarap!!(END)Where stories live. Discover now