Ff

17.7K 1.8K 271
                                    

Kamu: Kau tidak rindu padaku?
Dia: Katakan itu pada hakim!

"Kenapa Qi?" tanya Gana menatap lembut pacarnya. "Yaa jalan aja, udah lamakan kita gak kaya gini?" balas Qialla yang hanya dibalas anggukan Gana.

Hari ini Qialla meminta Gana untuk menjemputnya, tumbenkan? Itu pikiran Gana. Mungkin ia lupa setiap hari sebelum pindah sekolah Qialla sering melakukan itu.

"Tumben banget," kekeh Gana membuat Qialla memincing. "Mungkin kamu lupa, aku gak tumben kaya gini. Tapi kamu yang lupa gimana kita dulu."

Deg.
Skakmat.

"Kamu marah? Kenapa?" tanya Gana to the point. "Siapa yang marah? Aku gak papa," balas Qialla menatap hamparan laut di depannya.

"Jujur Qialla!" desak Gana membuat Qialla menghela nafas.

"Aku bodohkan Gan? Hiks aku bodoh," ujar Qialla dengan nada sendu menatap Gana yang juga ikut menatapnya dengan raut terkejut.

Gana menggeleng dengan panik. "Kamu gak bodoh sayang, kamu ngomong apa?" tanya Gana. "Aku bodoh! Aku bodoh karena rasa aku ke kamu biarin aja kamu selingkuh sama Triana dan terang-terangan pacaran AKU DIEM AJA!"

"Apa kurangnya aku Gan? Hikss aku hiks gak secantik dia? Tapi ... hiks seenggaknya aku setia sama kamu," isak Qialla yang kini sudah Gana peluk.

Qialla sontak memukuli punggung Gana yang merengkuhnya. "Aku pengen kita putus Kak," ujar Qialla mempertahankan nada sendunya saat berhasil melepaskan pelukan penuh sesal Gana.

"Qii ... aku gak mau! Kamu taukan aku gak pernah punya rasa sama Triana? aku sukanya sama kamu Qi," aku Gana jujur, memang Gana tak pernah mempunyai rasa pada Triana, ia malah merasa terganggu dengan sikap Triana dan semakin membuatnya membenci Triana.

"Dan tadi kamu panggil aku 'kak', segitu kecewanya kamu Qi?" tanya Gana menatap Qialla dengan tatapan berubah sendu.

Qialla menggeleng. "Hiks ... aku kasih semuanya ke Kakak! Aku setia, aku nunggu Kakak, aku sabar ngadepin sifat Triana. Tapi ...." Qialla berubah sendu, menatap lautan yang terus membuat ombak-ombak menghantam karang.

"Kakak liat karang itu? Dia awalnya kuat, sempurna merasa pasir menopangnya. Tapi, ternyata ombak mengalahkannya dan membawa pasir ikut serta. Perlahan ia terkikis. Gak ada topangan. Kayanya itu aku," ujar Qialla sembari mengusap air matanya kasar.

"Qi, kamu." Gana kehabisan kata-kata. Ia benar-benar memiliki perasaan perempuan yang kini hancur karenanya.

"Gana ijinin kita cuma jadi teman ... aku gak tau kenapa aku naif gini. Tapi aku udah gak kuat," ujar Qialla membuat Gana menunduk menyesal.

Andai dulu ia tak wellcome membawa Triana ke kota tua, membayarkan shoppe-paynya atau bersikap masih biasa saja saat tau Triana mengejarnya. Ini semua tidak akan terjadi, Qialla tidak akan meminta putus.

Tiba-tiba Gana teringat sesuatu dan berkata, "apa karena cowok yang kamu gandeng di trotoar yang Cakra liat?"

"Enggak sama sekali! Dia Grittin, sepupuku," balas Qialla kini menatap kecewa pada Gana. "Sejak kapan kamu gak percaya sama aku Gan?" tanyanya lirih.

"Qi, a-aku gak bermaksud tapi-"
"Udah ya Gan, stop nyakitin aku. Bahagia sama Triana," ujar Qialla membuat Gana tertegun.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Where stories live. Discover now