12,5 - the past memory

2.2K 294 125
                                    

Draco Malfoy menghela nafasnya begitu berhasil membaringkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya. Hari ini dia merasa sangat senang karena sudah berhasil membuat perempuan yang dia sayangi menjadi miliknya.

"Anj kenapa gue senyum-senyum terus kek orang gila." Draco mengacak rambutnya yang berantakan lalu mengubah posisi tubuhnya menjadi menelengkup di atas ranjang. Lelaki itu segera mengeluarkan ponselnya dan menatapnya dengan seksama. Lalu kemudian dia kembali tersenyum setelah melihat pesan terakhir yang baru saja masuk.

From Si Bar2 cantik:

'Iya, gue udah sampe rumah. Good night, Dre~"

Draco Kembali tersenyum begitu melihat isi pesan yang dikirim oleh seseorang yang baru saja menjadi pacarnya enam jam yang lalu. Dia pun melempar ponselnya dengan asal dan baru saja ingin memejamkan matanya untuk tidur saat sebuah suara tiba-tiba saja terdengar lagi---sangat dekat di telinganya.

"Master, Malfoy."

"Anj Dobby!" Malfoy terkejut sambil berteriak dan dengan reflek menjauh dari sumber suara itu. Ternyata Dobby---House elf yang bekerja di keluarganya tengah berdiri di samping ranjang Malfoy sambil menundukkan kepala.

"Maaf, tuan. Ibu tuan menyuruh Dobby buat manggil tuan."

"Ya ga usah di depan muka gue juga gblg."

"Maaf, tuan."

"Udah sana pergi, lu!" Dobby pun segera berlari meninggalkan kamar tuannya sambil sibuk membawa kemoceng yang ia simpan di bawah lengan.

"Ganggu aja." Draco pun kembali memejamkan matanya saat sebuah suara tiba-tiba saja kembali mengusik ketenangannya.

"Draco! Cepet ke bawah! Makan dulu! Kalo ga hp nya mum ambil!" Draco dengan cepat berjingkat dari kasurnya dan segera turun kebawah. Ia sangat kaget saat ibu nya memanggil. Dia harus segera turun kebawah supaya hp nya tidak di rampas. Karena jika hp nya sampai di rampas oleh ibunya, itu artinya ibunya akan tau tentang hubungannya dengan Rosie. Dan, Draco tidak mau kalau hal itu sampai terjadi. Terutama jika ayahnya---Lucius mengetahui hal ini. Kedua orang tuanya tidak boleh mengetahui jika ia berpacaran dengan penyihir berdarah campuran---atau tidak, Draco jamin pasti dia diminta untuk mengakhiri hubungannya dengan Rosie di hari itu juga.

Draco senang karena besok adalah waktunya kembali ke Hogwarts. Dan dia tidak sabar untuk segera kesana. Dia akan berada di Hogwarts selama 6 bulan---itu artinya dia akan bisa bertemu dengan Rosie selama 6 bulan juga. Dan mungkin setiap hari, setiap jam, setiap detik, dan setiap saat.

Karena Rosie adalah miliknya.

*

"Yah, bubar gais ada Dean!" sahut Daphne ketika Dean baru saja membuka pintu kabin kereta yang diisi oleh dia dan juga teman-temannya.

"Buset, udah penuh banget, emang gue bakal muat ya?" Dean terkejut saat masuk dan melihat betapa penuhnya isi kabin ini. Disebelah kiri, Rosie duduk di sebelah jendela, lalu disampingnya ada Draco dan Blaise. Sementara di sebrang nya, ada Daphne yang duduk di dekat jendela, lalu disebelahnya ada Theo dan juga Adrian pucey---yang Dean kenal sebagai murid tahun kelima, berasal dari Slytherin dan memiliki posisi sebagai Chaser di team Quidditch Slytherin.

"Gue duduk dimana anjir." Dean menatap bingung kearah teman-temannya.

"Sini gue gendong, beb." Canda Blaise sambil merentakan kedua tangannya.

"NAJIS." Sahut Dean yang membuat mereka semua yang ada di ruangan ini tertawa puas.

"Duduk sini aja, Dean." Ucap Adrian sambil berusaha menggeser duduknya, membuat Theo semakin merapat kearah Daphne.

Hogwarts Social Media  (DracoxReader) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang