UI VERSI NOVEL PART 3

1.3K 67 12
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

©Ardita
Lampung Selatan, Minggu 01 November 2020.

________

Udah tiga part aja nih yang aku publish. Tabungan kalian gimana? Lancar? Aku doakan lancar ya! Dan semoga aku juga revisi naskahnya lancar wkwk aaminnn! Kalian bayangkan saja 65 part itu kek bener-bener diubah dan jatohnya aku kaya nulis ulang:)

Tapi gapapa, demi kalian...

Oh iya aku mau kasih tahu nama Bayu diganti jadi Alex. Oke?

Happy Reading guys, semoga suka!

[]

“Besok tepat satu bulan kamu merawat saya. Jadi saya ingin kamu menuruti semua permintaan saya hari ini, paham?” Tanpa Maira jawab pun Alvin sudah tahu jawabannya, jadi Maira memilih diam saja.

“Temani saya makan malam.”

Uhuk! Uhuk!

Maira tersedak mendengar Alvin berbicara seperti itu, dia tidak salah dengar kah? Ada apa dengan Alvin yang tiba-tiba mengajak Maira makan malam?

“Jangan terlalu percaya diri, saya hanya ingin makan malam di luar. Ibu sama Ayah pergi ke luar kota, Rasyid menginap di rumah Rizal. Jadi saya harus makan sama siapa lagi kalau bukan sama kamu?” Untuk apa dia menjelaskan semuanya? Toh kalau Maira menolak dia akan tetap memaksanya.

Tanpa sepengetahuan Maira, Alvin sudah menyiapkan tempat makan malam yang indah khusus hari ini. Alvin hanya ingin perpisahan mereka berkesan baik setelah satu bulan lamanya. Ah tidak, tidak lama. Satu bulan terasa seperti satu minggu, ingin rasanya Alvin meminta Maira untuk menjaganya lagi, tapi tidak mungkin dia mengatakan hal itu bisa jatuh harga dirinya di depan Maira.

“Wahhh indah bangettttt restorannya!” girang Maira melihat-lihat keindahan tempat ini. Banyak lampu-lampu yang terpasang di pepohonan, dan lagi kolam berenangnya dihias dengan bunga-bunga berwarna merah. Maira merasa ini memang sengaja dihias, tapi apakah Alvin yang melakukannya? Ah tidak mungkin sekali!

“Dasar katro!” ceplos Alvin yang membuat Maira mendengus kesal. Dia tidak bisa apa melihat Maira bahagia? Hist merusak suasana!

“Kamu mau pesan apa?” tanya Alvin, dia menahan untuk tidak tertawa melihat wajah cemberut Maira.

“Terserah.”

“Gak ada makanan terserah Maira,” protes Alvin.

“Ya abisnya Bapak ngeselin! Iya tau saya katro tapi ya gak usah disebutin juga!” kesal Maira menggebu-gebu dan Alvin hanya bisa memasang wajah datar, padahal aslinya dia ingin sekali tertawa kencang. Sungguh, gengsinya memang lebih besar dari apa pun.

“Pak Tejo sama Mbok Sum mau makan apa?” tanya Maira kepada suami istri yang sudah tidak muda lagi itu, mereka pekerja rumah Alvin. Maira sangat bersyukur Alvin mengajak Pak Tejo dan Mbok Sum, jadi dia tidak akan khawatir hanya berduaan.

“Apa saja terserah Ndok,” jawab Mbok Sum, Maira pun mengangguk sambil memilih-milih makanan yang menurutnya tidak terlalu mahal tapi enak.

Setelah selesai makan Maira pergi ke ujung kolam karena di sana pemandangan malamnya sangat bagus, Maira memotret menggunakan ponselnya dan hasilnya benar-benar bagus. Tak lama dari itu seorang pelayan wanita menghampiri Maira, dia menyodorkan kotak berwarna merah.

Untukmu ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang