🌼 EPILOG

547 36 0
                                    

Sudah setahun berlalu, dan itu berarti anak yang di kandung oleh Salsa telah di lahirkan. Tanpa mereka ketahui ternyata Salsa mengandung anak kembar, dan anak kembar tersebut adalah Anastasia Galessa dan Yovanda Edwand.

Saat itu, Salsa dan Andra di keluarkan dari sekolah karena hal tersebut, dan terpaksa Andra dan Salsa harus melakukan home schooling. Namun hal tersebut tak membuat mereka menyerah begitu saja.

Hari ini adalah hari pernikahan Hanpyo dan Caca. Ya, mereka memutuskan menikah karena sudah saling menyayangi satu sama lain, dan juga Caca dan Hanpyo yang sama-sama menginginkan memiliki anak seperti Andra dan Salsa.

Tak banyak tamu yang di undang, hanya teman-teman satu angkatan dan juga guru-guru sekolah serta rekan kerja ayah Hanpyo dan Caca. Tika yang sudah menikah sejak dua bulan lalu pun sudah tampak hamil, walaupun belum tampak membesar, namun sudah cukup kelihatan dari luar dress ketat yang ia pakai.

Kenan dan Nessa yang masih berpacaran hanya bisa berharap semoga mereka bisa cepat-cepat menyusul teman-teman mereka yang lain untuk menikah. Sejujurnya mereka sudah mulai membicarakan pernikahan mereka, namun karena resepsi pernikahan mereka yang akan di adakan di Korea membuat mereka harus menyiapkan dengan matang.

Karin dan Elfan tampak baik-baik saja, namun bedanya, sampai sekarang mereka belum mempunyai anak. Itu karena Elfan yang masih mau berduaan saja dengan Karin, karena ia masih belum siap atau lebih tepatnya belum mau jika perhatian Karin akan lebih besar pada anak-anak mereka nanti, bukan pada dirinya lagi.

Kini, Karin tampak merengek kearah Elfan karena sedang menggendong anak perempuan Salsa dan Andra, “Elfan! Gue pengen punya anak, Fan. Kenapa, sih? Kenapa elo belum mau? Gue kan mau kayak mereka, Fan. Lo gak mau punya anak apa, gak paham banget sama kemauan gue.”

Salsa dengan santainya membantu Karin untuk meyakinkan Elfan, “Iya, Fan. Lagian elo gak usah khawatir, mau elo punya anak berapa juga, Karin bakal tetep sayang sama lo, jangan berfikir kalo Karin bakalan cuma sayang ke anak lo. Lo coba aja liat gue sama Andra yang gak kenapa-napa walau kita punya anak. Gue masih sempat menyiapkan keperluan Andra kalo mau berangkat kerja, dan itu berarti elo juga harus kayak gitu, jangan berfikiran kalo Karin bakal berpaling dari lo.”

“Boleh ya, Fan?” mohon Karin.

Dengan helaan nafas yang cukup kasar Elfan mengangguk, “Iya, deh. Yang penting elo harus janji sama gue gak boleh elo sampai lebih perhatian ke anak daripada ke gue. Pokoknya gue harus nomor satu di hati lo.”

Dengan senyuman girangnya Karin memeluk Elfan, “Iya, deh janji. Love you, Fan.”

***

Karin memandang Elfan yang tengah terbaring dengan mata menahan kantuknya, dengan segera Karin menghampiri Elfan dan langsung memeluk Elfan, “Ayo, Fan.”

Elfan yang mengantuk pun tak faham dengan apa yang di mau oleh Karin, “Apa, sih, Rin? Gue ngantuk sama capek banget, loh.”

Karin cemberut, namun ide jahil muncul di kepalanya, dengan segera Karin mengelus-elus dada juga perut Elfan, dan hal tersebut membuat mata Elfan perlahan terbuka, saat mata Elfan baru terbuka, Karin langsung menyumpalkan bibirnya ke bibir Elfan. Dengan cepat Karin memainkan lidahnya di dalam mulut Elfan, dengan kantuk yang masih terasa, Elfan mencoba membalas apa yang di lakukan Karin padanya.

Karin perlahan naik keatas tubuh Elfan dalam keadaan masih mencium Elfan, ia tak mau melepaskan ciuman mereka, walaupun Elfan sudah berusaha melepaskannya, Namun Karin tetap mempertahankan ciuman mereka. Bibir Elfan sudah terkena gigitan-gigitan kecil yang terasa menyengat tubuhnya.

Dan hal tersebut mampu membuat nafsu mulai muncul di dalam diri Elfan. Dengan segera Elfan terus mengikuti permainan Karin yang makin panas. Dengan keadaan masih mencium tanpa ada niat melepaskannya, Karin membuka kancing kemeja Elfan satu persatu, dan setelah terbuka semua, tampaklah dada bidang Elfan yang tak tertutupi apapun lagi.

Tampak enam kotak muncul di bagian perut Elfan, dan itu membuat Karin melepaskan ciumannya. Mereka sibuk mengatur nafas, namun tak lama, Karin kembali beraksi dengan mengusap-usap dada Elfan yang sudah shirtless, dan hal tersebut membuat nafsu makin membara pada diri Elfan.

Karin mengecup-ngecup dada juga perut Elfan, sampai akhirnya ia sampai pada bagian celana bahan yang Elfan gunakan. Dengan pelan Karin membuka dan menurunkan celana tersebut sampai terlepas dari kaki Elfan. Sekarang Elfan sudah hampir dalam keadaan telanjang, karena masih ada brief putih yang menutupinya.

Karin yang masih saja memancing agar nafsu Elfan makin memuncak memutuskan untuk duduk di atas junior Elfan. Awalnya Elfan mengira-ngira apa yang akan di lakukan Karin, namun saat melihat Karin menggesek-gesekkan bokongnya ke junior Elfan, hal itu membuat Elfan mendesis sambil menutup mata. Ia merasa nikmat juga sekaligus makin nafsu.

Dan malam itu, mereka berdua melakukannya, bahkan sampai tiga kali lebih, dan setelah itu mereka tertidur.

***

Karin menggeliatkan tubuhnya yang terasa lelah, ia perlahan membuka matanya seraya mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang mulai masuk kedalam matanya. Karin langsung menoleh kearah Elfan yang masih tertidur dengan pulas setelah olahraga malam yang mereka lakukan untuk pertama kalinya. Selangkangan Karin yang terasa agak sakit membuat Karin memutuskan untuk menemani suaminya tidur saja.

Karin memandangi setiap inchi wajah Elfan dengan serius dan teliti, ia begitu mengagumi ketampanan suaminya ini, saat sedang asyik melihat wajah suaminya, tiba-tiba matanya menatap bibir Elfan, saat menatap bibir Elfan membuat Karin kembali mengingat kejadian tadi malam, ia yang menjadi sangat mesum dengan usaha-usaha untuk membangkitkan nafsu Elfan.

Karin memegangi pipinya yang memanas, ia merasa sangat malu jika harus mengingat kejadian semalam, ia merasa sangat mesum di bandingkan Elfan.

Inilah hidup mereka sekarang, Elfan yang menjadi penerus perusahaan orang tuanya dan juga orang tua Karin membuatnya tak perlu harus kuliah, dan kini mereka sudah tinggal di rumah mereka sendiri yang Elfan bangun untuk membahagiakan Karin.

Karena rumah mereka sendiri terletak di tengah hutan rindang yang indah dan juga ada danau dan dekat dengan pegunungan. Cukup jauh dari kota, dan itu membuat mereka harus menghabiskan cukup banyak waktu untuk menuju kota.

Elfan menggeliatkan tubuhnya dan langsung menatap Karin yang tengah menatapnya intens, “Ada apa, sayang?”

Karin menggeleng, “Gue cuma bahagia aja elo akhirnya mau juga ikutin permintaan gue.”

Elfan tersenyum, “Mulai kali ini kalo elo ngajak, pasti gue lakuin, karena enaena ternyata…… hihihi…”

Karin sedikit malu mendengar pengakuan Elfan, “Apaan, sih.”

“Gak usah malu, dong. Gue ini suami lo, loh. Harusnya elo malu tadi malam saat elo berubah jadi mesum karena pengen enaena sama gue.”

Karin memukul dada Elfan pelan, “Elfan ahhh!”

Karin menutup wajahnya, namun Elfan mencegahnya, “Don’t close you’re beautiful face, babe. I Love you. Morning kiss?”

Elfan menunjuk bibirnya, dengan senyuman mengembang, Karin memajukan wajahnya dan langsung menempelkan bibirnya dengan bibir Elfan, lalu mereka saling melumat dengan senyuman yang mengembang.

END

Hello guys.... Ini beneran udah tamat ya..... Aku sih sebenarnya niat pengen bikin sequel. Cuma kalau cerita ini berhasil capai seribu vote. Baru aku bikinin sequel ya....

Kenzalert12

Jum'at, 26 Februari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Where stories live. Discover now