🌼 DUA PULUH

243 26 3
                                    

Apa lo tau kalo gue cukup dekat dengan lo aja udah bikin gue bahagia. Gue gak perlu memaksa agar lo jadi milik gue, karena menurut gue, cukup punya tempat tersendiri di hati lo aja udah bikin gue bahagia. Walaupun bukan sebagai kekasih ataupun pendamping hidup lo.

A.n Karin Putri Hartanto.

💕💞💕

"Apa? Gue gak denger lo ngomong apa?" Tanya Elfan.

Karin makin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Elfan. Ia sangat malu bahkan melebihi kata malu, kata apa yang cocok menggambarkan perasaan Karin saat ini?

"Ayo ngomong lagi yang keras!"

Karin tak mendengarkan perkataan Elfan, ia sibuk mengatur detak jantungnya agar tak terus-terusan berdetak cepat di atas rata-rata. Ia seperti sehabis olahraga maraton.

Karin merasakan hembusan di telinganya. Ternyata Elfan sedang menyelipkan helai rambutnya yang yang di depan kebelakang telinga Karin. Namun ternyata, Elfan membisikkan sesuatu, "Detak jantung lo kenceng banget. Sampe-sampe gue aja denger. Dan badan gue bahkan sampe getar karena detak jantung lo,"

Karin membulatkan matanya, ia berusaha melepaskan pelukkan Elfan padanya, namun nihil usahanya gagal karena kekuatan Elfan lebih kuat di banding dirinya. Karin hanya bisa berharap ada malaikat penyelamat yang akan menyelamatkan dirinya.

"Elfan?"

Panggilan tersebut membuat Elfan melepaskan pelukkannya dari Karin dan langsung berbalik menatap gadis yang memanggilnya barusan. Karin awalnya bernafas lega, saat melihat yang memanggil Elfan adalah Tika, jantungnya kembali berpacu dengan cepatnya.

Tika berjalan kearah Elfan dengan senyum yang mengembang. Betapa bahagianya ia saat melihat senyuman lebar Elfan.

Senyum di wajah Karin pudar, ternyata Elfan bukan hanya akan tersenyum lebar pada dirinya, tapi Juga pada Tika. Bilang saja jika Karin lebay, tapi memang itulah yang di rasakan oleh Karin. Ia kecewa untuk ke sekian kalinya.

"Waktu itu seru deh makan malamnya. Gue seneng,"

Apa katanya? Karin langsung memicingkan pendengarannya agar ia tak salah dengar. Tadi malam? Apa mungkin jika Elfan pergi tanpa minta izin padanya karena Elfan pergi bersama Tika??

Karin sibuk bergelut dengan fikirannya. Ia mencoba berfikir positif, mana mungkin Tika makan malam dengan Elfan, karena Tika dan Elfan kan baru kenal.

"Pokoknya gue seneng deh makan malem bareng elo tadi malam. Lain kali ajak gue lagi, ya! Makanannya juga nagih banget, sampe gue bawa pulang karena pengen makan lagi di rumah,"

Terdengar kekehan yang bersahutan antara Elfan dan Tika. Karin hanya bisa menatap kedua manusia di depannya dengan tatapan menyelidik. Karin kembali sakit, ia tak tahu mengapa bisa kembali sakit saat tahu bahwa Elfan pergi tanpa mengabarinya karena sedang dinner dengan Tika. Karin melangkahkan kakinya meninggalkan Elfan dan Tika yang sedang mengobrol seru.

***

Karin mendudukkan bokongnya di tembok pembatas rooftop. Ia sangat kecewa, ia kembali kecewa untuk kesekian kalinya. Awalnya ia mengira bahwa Elfan pergi tanpa mengabarinya karena ia sedang dengan sahabatnya, tapi ternyata dugaannya salah besar, Elfan pergi dengan Tika, berdua makan malam di restoran romantis.

Karin menghela nafas, ia tak boleh menangis, karena ia tak mau melihat sahabat-sahabatnya dan orang tuanya sedih. Fakta baru yang menyakitkan membuat Karin seakan tak mau lagi berjuang karena sakit. Tapi ia ingat dengan sebuah kata-kata 'Usaha tak akan menyalahi hasil' jika ia belum berhasil, berarti usahanya belum cukup.

Karin menatap pemandangan di depannya. Ia merasakan kesegaran dan juga kenyamanan berada di rooftop. Ia berencana hendak membolos pelajaran, namun ia ingat bahwa niat ia bersekolah untuk menggapai cita-cita dan membahagiakan kedua orang tuanya.

Karin langsung turun ke bawah dan langsung masuk ke kelasnya. Ia tak mau terlambat masuk kelas. Saat masuk kelas, ternyata ada pemandangan lain, bukan Tika yang duduk di sebelahnya melainkan Andra. Karin langsung duduk di sebelah Andra.

"Lo kok pindah kesini?"

Pertanyaan Karin membuat Andra mendongakkan kepalanya, "Oh, gue pindah kesini karena Tika yang minta. Dia pindah ketempat gue karena katanya dia kurang nyaman duduk di depan. Dia lebih suka duduk di belakang."

Karin mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Beberapa menit setelah itu guru masuk karena memang bel masuk sudah berbunyi.

"Selamat pagi,"

"Pagi, Bu."

"Ibu mau kasih tugas sama kalian. Karena ibu akan cuti selama dua minggu, dan waktu dua minggu itu kalian gunakan untuk mengerjakan apa yang ibu perintahkan. Jadi, ibu mau kalian membuat sebuah pertunjukan drama. Ibu tidak mematok tema, jadi kalian pilih sendiri tema yang akan kalian bawakan. Jadi sekarang ibu akan membacakan pembagian kelompoknya."

Karin menggaruk kepalanya. Kenapa harus drama? Drama adalah hal yang paling Karin benci, karena menurut Karin hidupnya sudah penuh dengan drama, untuk apa lagi ia membuat drama.

"Kelompok pertama, Karin, Andra, Okan, Salsa dan Tika,"

Karin membulatkan matanya tak percaya. Bagaimana bisa Bu Ajeng mengelompokkan dirinya dengan Tika dan Salsa. Ah, bisa hancur mood nya.

Namun apa boleh di kata? Memangnya bisa membantah perkataan dari guru killer macam Bu Ajeng. Tikus saja segan ingin lewat di depannya.

Karin memijat pelipisnya. Ia pusing, mengapa cobaan datang bertubi-tubi? Seakan dirinya tak di beri kesempatan untuk bahagia walau hanya sesaat saja. Padahal baru saja kemarin ia baikkan dengan Elfan, dan hari ini, ada saja hal yang membuat hubungannya dengan Elfan merenggang walau hanya sedikit. Karin pusing, pusing sekali.

***

Elfan memasukkan kepalan tangannya kedalam saku celana sekolahnya. Ia sedang menunggu Karin keluar dari kelasnya. Saat ini Elfan sedang berada di depan kelas Karin.

Banyak siswi dari kelas lain yang sudah keluar memekik melihat gaya cool Elfan yang kelewat cool. Seakan Elfan adalah tontonan gratis yang sayang untuk di lewatkan, sampai-sampai mereka mengintip gerak-gerik Elfan dari balik tembok.

Tak lama Elfan melihat Pak Anto keluar dari kelas Karin. Pada saat itu Elfan langsung masuk kedalam kelas Karin, dan berjalan menuju Karin. Tinggal beberapa langkah lagi Elfan tepat di depan Karin suara Tika mengintruksi gerakan Elfan, "Fan, sini!"

Kepala Elfan tergerak untuk mencari sumber suara dan menemukan Tika sedang tersenyum lebar kepadanya. Hal itu membuat Elfan langsung berbelok arah menuju Tika. Karin kecewa bukan main saat Elfan mengubah arah menjadi mendekati Tika, bukan dirinya.

Karin menatap kearah Elfan dan Tika yang sedang berbincang. Tanpa sadar air mata Karin jatuh untuk kesekian kalinya. Bilang saja Karin cengeng, namun apa yang ia rasakan sekarang memanglah menyakitkan.

Apa perlu dirinya berlari kencang meninggalkan tempat ini jauh-jauh, lalu bersembunyi dari kenyataan pahit yang menimpanya?

"You broke me but I'm still love you, Fan."

***

Heyyo!! Ketemu lagi sama aku guys!! Selamat tahun baru 2021!! Semoga kita selalu sehat dan mendapat berkah yang banyak di tahun yang baru ini!! Dan harapan terbesar semua orang, Semoga Corona cepat pergi dari muka bumi ini.

Sampai jumpa lagi kapan-kapan!! Karena aku gak tau kapan bisa update lagi. Karena udah mau masuk sekolah lagi cuy!! But, aku usahakan tetep update 2 kali seminggu oke

Kenzalert12

Jum'at, 01 Januari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant