🌼 DUA PULUH DUA

219 26 0
                                    

Apa itu yang kamu sebut cinta?

An. Karin Putri Hartanto

🍃🍃🍃

Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia
Tak usah tanyakan apa
Aku Cuma punya hati

(Aku cuma punya hati - Mytha Lestari)

Karin menghembuskan nafas kasar setelah menyanyikan lagu yang di lantunkan oleh penyanyi Mytha Lestari tersebut. Ia merasakan sesak di dadanya, tak tahu mengapa ia merasa sangat sakit.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Karin mengumpat dalam hati. Ia sebenarnya sangat sedang tak ingin di ganggu, namun ia hanya memastikan bahwa yang mengetuk pintu kamarnya bukanElfan.

Karin berjalan pelan menuju pintu dengan setengah hati, saat sampai di depan pintu, ia langsung membukanya dan menemukan Mamahnya sedang tersenyum manis dengan tangan yang memegang nampan berisikan makanan dan teh hangat.

Awalnya ia sangat kesal karena mamahnya membawa makanan untuknya, namun saat mencium wangi makanan kesukaannya yang di bawa mamahnya membuat perut, otak dan hidung Karin amat tergoda.

Dengan segera Karin mengambil alih nampan tersebut dan langsung membawanya masuk ke dalam kamar. Mamahnya tertawa kecil melihat kelakuan putri semata wayangnya yang sudah menjadi gadis cantik, namun kelakuannya masih seperti anak kecil.

Karin memakan makanan tersebut dengan lahap dan sedikit…. Rakus? Hal tersebut membuat Mamahnya langsung menegur Karin, “Makannya pelan-pelan, Nak. Ntar kamu keselek, loh.”

Bukannya mendengarkan ucapan Mamahnya, ia malah makin lahap memakan makanan tersebut. Mamahnya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anaknya tersebut.

Mamahnya keluar dari kamar Karin, dan itu membuat Karin makin bisa leluasa menikmati makanannya dengan hikmat dan nyaman. Karena sangat semangat, ia sampai meyuapkan tak henti-henti untuk masuk ke mulutnya, dan itu membuatnya tersedak.

Uhuk, uhuk!”

Karin terbatuk-batuk karena tersedak, sebuah tangan tiba-tiba menyodorkan segelas air putih dan itu membuat Karin tanpa fikir panjang langsung merebut gelas tersebut dan langsung menenggak Air di dalamnya sampai tandas, tak tersisa.

Saat tenggorokannya sudah agak lega, Karin mendongak dan matanya sukses membulat saat tahu siapa yang menyodorinya air. Jatungnya berdetak tak karuan seirama dengan nafasnya yang memburu. Elfan yang melihat ada yang mengganjal pada ekspresi wajah Karin langsung saja menyentuh lengan Karin dan menggenggamnya.

Karin menatap wajah Elfan yang tampak khawatir, tatapan khawatir Elfan membuat Karin  terhenyuk sesaat dan malah mengagumi ketampanan Elfan.

Dengan fikiran tersebut Karin menggeleng-geleng untuk menghilangkan fikirannya tersebut. Sementara Karin sedang bertarung dengan fikirannya yang tak bisa diajak kompromi, Elfan malah makin khawatir karena melihat Karin yang geleng-geleng kepala sambil menutup mata, hal tersebut membuat Elfan berfikir bahwa Karin sedang sakit kepala.

Karin yang masih sibuk mengendalikan fikirannya tak memperhatikan Elfan, dan Elfan yang merasa ada sesuatu yang terjadi pada Karin membuatnya reflek menggendong Karin ala bridal style, karena terkejut, Karin reflek mengalungkan tangannya kebelakang leher Elfan. Karin langsung memusatkan perhatian pada wajah Elfan yang tampak sangat khawatir.

“Lo sakit?” Tanya Elfan.

Karin menggeleng, “Nggak, gue gak papa, kok.”

Elfan mengerenyit, “Terus tadi kenapa elo geleng-geleng kepala sambil nutup mata? Bukannya kalo gitu elo lagi pusing, ya?”

Karin terkekeh pelan, “Gue gak papa, Fan. Elo kok sebegitunya banget, sih?”

“Gue khawatir sama lo. Gue gak mau istri gue sampe kenapa-napa.”

Pipi Karin bersemu merah, dan hal itu membuat Elfan terkekeh geli melhatnya. Karin yang sangat galak itu bisa blushing hanya dengan kata-kata murah darinya.

Namun memang yang di katakan Elfan adalah yang sebenarnya, ia memang sangat khawatir pada Karin, maka dari itu ia tak mau sampai Karin kenapa-kenapa. Dengan gerakan cepat, Elfan menidurkan Karin di ranjang.

Dengan posisi sedekat itu, membuat Karin terpaksa menahan nafas untuk menghilangkan rasa gugupnya. Namun, bukannya ia merasa tenang, ia malah semakin gugup dan otomatis itu membuat jantungnya bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya.

Elfan menjauhkan tubuhnya dari Karin saat selesai menidurkan Karin dengan benar. Dan kesempatan tersebut dipakai Karin untuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Saat Elfan hendak turun dari ranjang, tak sengaja kakinya tersandung kaki Karin dan dengan spontan Elfan terjatuh kembali keatas ranjang dengan posisi dirinya diatas Karin.

Karin menahan nafas saat kembali mendapat kejadian seperti ini. Matanya sukses membulat dengan nafas yang memburu dan wajah yang memerah padam. Elfan yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

Namun, bukannya menyingkir, Elfan malah makin merapatkan tubuhnya dengan Karin, dan hal itu membuat Karin makin berdebar. Debaran jantung Karin terdengar sampai telinga Elfan, dan debaran jantung Karin tersebut membuat Elfan sangat terhibur dan ingin membuat debaran tersebut menjadi lebih kencang lagi dan makin terdengar.

Elfan mendekatkan wajahnya ke wajah Karin, dan hal itu membuat Karin takut dan memutuskan untuk menutup matanya. Seakan tahu apa yang hendak Elfan perbuat, Karin memejamkan mata dan memonyongkan bibirnya seakan hendak mencium orang lain.

Elfan mengerenyit melihat Karin yang menutup mata sambil memonyongkan bibirnya. Karin yang merasa bahwa apa yang ia fikirkan tak terjadi juga, ia memutuskan untuk membuka mata dan saat matanya terbuka, tampaklah Elfan dengan seringaian jahilnya.

“Lo fikir gue mau nyium lo, ya!” tuduh Elfan.

Wajah Karin memerah salah tingkah. Bagaimana bisa Karin berfikiran seperti itu, karena tak mungkin Juga jika Elfan akan menciumnya.  Dengan cepat Karin menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Elfan, ia malu seklai, ia tak mau menatap Elfan, ia malu dan sangat-sangat-sangat malu. Ingat, MALU!

Elfan terkekeh melihat Karin yang menyembunyikan wajahnya di dada bidang miliknya, ia merasa nyaman dan merasa damai saat Karin begitu dekat dengannya. Karin mencoba menutup matanya, dan lama-kelamaan, Karin pun tertidur dalam pelukkan Elfan.

***

Tok tok tok

Ketukan pintu yang cukup keras membuat Karin menggeliatkan tubuhnya. Namun, ia merasakan beban berat yang ada di perut dan pundaknya. Ternyata, Elfan memeluk Karin saat tidur.

Pipi Karin memanas menandakan bahwa dirinya blushing. Karin menatap wajah Elfan yang sangat dekat dengan wajahnya, ia pun mengusap lembut pipi Elfan, ia sangat menyayangi suaminya, ia tak mau suaminya ini pergi dari hidupnya.

Saat sedang asyik memerhatikan wajah Elfan dari dekat, Karin mendadak kaget dengan suara ketukan yang semakin kencang saja.

Tok tok tok

Karena terkejut, tak sengaja Karin memajukan wajah dan akhirnya terjadilah, ciuman tak di harapkan oleh Karin. Awalnya Karin merasa tenang karena Elfan masih tertidur, namun saat ciuman tersebut di balas oleh Elfan, Karin langsung gelagapan mencari cara untuk melepaskan diri.

Bukannya lepas, Elfan malah menarik Karin makin dalam kepelukkannya. Karin sangat terkejut karena ciuman tak sengaja darinya di balas oleh Elfan. Awalnya Karin merasa malu, namun lama kelamaan ia ikut terhanyut dengan permainan Elfan.

***

Helloooo!! Aku balik hehe... Gimana chapter ini? Sebenarnya kalian kesel gak sih sama karakter Elfan? Jujur aja aku sebel banget sama Elfan.

Dan akhirnya aku memutuskan buat update setiap hari Selasa sama Jum'at oke.... Jadi stay toon di dua hari itu oke?

See you soon!!

Kenzalert12

Minggu, 10 Januari 2021

FAKE OR TRUE [Nanonprim] ✔️Where stories live. Discover now