Duapuluhdua

394 28 6
                                    

Proses revisi!

"Kenapa kamu lakuin ini?"

Leon pun hanya tersenyum manis sambil membelai pipi Ale lembutn, namun seketika kesal karena Ale langsung menggigit tangannya hingga berdarah hingga Leon berteriak kesakitan."Aaaa.... anjir cewek setan."

karena kesal Leon pun segera menampar pipi Ale hingga sudut bibirnya robek dan berdarah. Tidak sampai itu, Leon pun menjambak rambutnya hingga Ale meringis kesakitan."Bangsat! Berani lo sama gua bitch!"

Bukannya ketakutan Ale pun segera meludahi leon hingga dirinya kembali mendapatkan tamparan.

"Lo mau gua bunuh. Hah!?!"

"Bunuh aja. Kalo aku jadi hantu, kamu yang duluan aku datengin."  Ale berucap datar.

Leon yang mendengar itupun menyergai sinis."Gak jadi deh. Gimana kalo gua nikmatin dulu tubuh lo, terus baru gua bunuh." Ale yang mendengar itupun langsung takut. Leon yang melihatnya merasa puas.

Tiba-tiba ada seorang perempuan masuk kedalam ruangan. Ale yang melihat itu terkejut.

"Citra," lirihnya

Citra hanya tersenyum miring dan mendekati Ale.

"Lo terkejut? Masa sih? Bukannya lo tahu gue benci banget sama lo." Ale menggeleng lemah dan menatap Citra dengan datar."

"Aku gak tahu aja, kalo kamu bisa setega ini."

Citra yang mendengar itu tertawa dengan keras dan menatap tajam kearah Ale.

"Gue akan lakuin apapun, kalo membuat hati gue puas. Dengan kematian elo!"

"Sudah deh, kapan gue bisa rasain nih cewek?   Buat membalaskan dendam gue sama si Rafa, brengsek sialan itu!" Leon berucap dengan nada kesal. Citra tertawa dan memeluk pinggang Leon." Sabar dong sayang, kalo gue sudah puas. Nanti giliran lo mau lakuin apapun sama jalang sialan ini."

Ale sangat ketakutan sebenarnya. Berpikir bagaimana kah keadaannya kalo para sahabatnya terlambat menyelamatkannya.

Al, Ale rasanya ingin menangis, namun dengan sekuat tenaga dirinya tahan, karena kalo melakukan hal itu, pasti akan membuat Citra dan Leon merasa puas.

Ale harus menahan sakit, karena siksaan yang diberikan oleh Citra.

"Coba aja, lo terima Varo dan pergi dari hidup Al, mungkin gue gak akan lakuin hal ini."

"Al cuma sayang sama aku. Kamu gak akan bisa milikin dia!"

Plak

Citra menampar pipi Ale dengan kuat. Kemarahan yang tidak bisa ditahan lagi.

"Gue sudah lama cinta sama Al! Dan lo dengan seenaknya ngambil perhatiannya dan buat dia  lupa sama gue!" Citra berteriak marah, membuat Ale tersentak.

"Aku gak tahu apa-apa Cit. Aku aja baru kenal sama kamu saat diCafe Angkasa."

Citra berdecih dan menarik rambut Ale dengan kuat."Gue sudah suka sama Al saat pertama kali melihatnya di Cafe. Disitu, gue yang gak pernah suka sama orang... tiba-tiba aja merasa tertarik. Dan lo cewek jalang! Tiba-tiba datang dan mengambil semua perhatian Al sampai dia gak notice gue sama sekali! Sampai-sampai gue harus berlari kearah mobil Al yang melaju buat dapat perhatian dan lo tahu... dia malah ninggalin gue setan!" Ale terkejut mendengar semua yang Citra katakan.

Sambil menahan sakit, Ale mencoba berbicara dengan Citra." Lo cuma terobsesi Cit, kalo lo benar-benar cinta sama Al, pasti akan relakan dengan siapa saja dia-- akhhh"

Citra menambah tarikan dirambut Ale." Lo pikir gue akan begitu? Gue benar-benar cinta sama Al bangsat! Gak akan gue biarkan dia dekat dengan siapapun!"

Al untuk Ale (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang