#Track 11: Photograph

327 49 12
                                    

We keep this love in a photograph
We make these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still.

Photograph by Ed Sheeran

"Ini," kata Jinyoung sambil menyodorkan satu burger pada Nayeon, sementara satu tangan lainnya memegang paper bag yang berisi burger miliknya sendiri dan minuman untuk mereka berdua.

Nayeon yang tadi sibuk menundukkan kepala untuk membaca pesan di ponselnya, kini tersenyum sambil menengadah dan menatap Jinyoung, menyambut bungkusan burger itu dan terkejut dengan aroma burger yang tercium. Dibukanya bungkusan itu, lalu Nayeon terkejut dengan apa yang ada di hadapannya.

"Wah, kelihatannya enak," dengan mata berbinar, Nayeon menatap lapisan burger yang tampaknya sangat nikmat itu. Daging cincang dalam bentukan patty dengan caramelized onion di atasnya, lelehan keju, diapit di antara dua roti burger yang kelihatannya sangat empuk.

"Memang enak. Ini salah satu burger terbaik di sini," kata Jinyoung lagi, kali ini sudah duduk di samping Nayeon dan menyantap burgernya.

Mereka sedang berada di Washington Square Park, salah satu taman paling terkenal di New York, dengan Washington Arch yang terletak di pintu utara sebagai ikonnya. Taman ini terdiri dari hamparan bunga yang luas dan pepohonan, jalanan untuk para pejalan kaki yang masing-masing menuju ke area lingkaran dengan air mancur di tengahnya, dan terletak tepat di hadapan Washington Arch. Sepanjang jalan, terdapat bangku taman, area bermain, jalur untuk anjing dan peliharaan lainnnya, juga patung-patung peringatan dengan latar belakang sejarah berbeda-beda.

Orang-orang juga datang ke sini dengan tujuan yang pastinya tidak sama. Ada yang sekedar berjalan santai, ada yang membawa permadani dan seperangkat alat piknik lalu mereka menghamparkannya di tengah-tengah lapangan rumput kemudian bersantai di atasnya, ada yang bermain catur, bersepeda, bahkan bermain musik. Tidak jauh dari tempat Nayeon dan Jinyoung duduk, seorang pria sedang memainkan biolanya dengan lihai. Nayeon tidak tahu banyak tentang lagu klasik, tapi ia menikmati melodi indah yang dimainkan pria itu di telinganya.

Nayeon menyantap burgernya dalam satu gigitan besar pertama, "Hmm!" gumamnya dengan mulut penuh ketika perpaduan roti yang crispy dan rasa gurih dari patty dan onion meleleh di dalam mulutnya.

"Wah, aku tidak pernah makan burger seenak ini!" seru Nayeon saat ia sudah berhasil menelan gigitan pertamanya.

Jinyoung tersenyum bangga, "Sudah kubilang, ini burger terenak yang pernah kucoba."

"Kuakui ini juga burger paling enak yang pernah kucoba," Nayeon setuju lalu melanjutkan santapannya, "Setelah ini kita kemana?"

"Hmm, aku ada urusan di kantor. Kau mau ikut?"

"Boleh," Nayeon mengangguk, "Aku juga penasaran dengan tempat kerjamu sekarang."

Jinyoung mengedikkan bahu, "Sebenarnya tidak bisa dibilang tempat kerja juga. Aku jarang ke sana. Hanya kalau ada panggilan untuk sesuatu yang penting."

"Jadi sekarang ada hal penting?"

"Tidak juga, cuma beberapa cross-check sebelum eksibisi. Anne memintaku untuk datang." jelas Jinyoung.

"Anne?" kening Nayeon mengernyit, nama itu terdengar asing baginya.

"Anne, editorku. Dia juga membantuku untuk keperluan book launch dan eksibisi. Seperti manajer. Nanti kukenalkan padanya,"

Mixtape of LoveWhere stories live. Discover now