Black Bodyguard - 14

3.5K 116 25
                                    

Helo~ BB updetoooo!!! Makin kesini makin gajelas. Haha.. Yasudah langsung saja deh. Seperti biasa, tanpa baca ulang, edit dan pasti banyak typo.

***

“Hoaammm…” aku menguap pelan sambil merenggangkan badanku. Ini sudah pagi dan jam menunjukkan pukul 5. Mungkin karena kemarin-kemarin aku terbiasa bangun pagi akibat dari ujian kenaikan kelas.

Sekelebat ingatan semalam muncul begitu saja, aku menggeleng tak percaya. Apa semalam mimpi? Tapi…

“Ehem!” deheman seseorang mengagetkanku, dan segera mungkin melihat ke arah suara itu.

“Pagi, Fero.” dia, Ervin menyapa dengan senyuman menyebalkannya.

“Jangan kira semalam mimpi,” katanya sambil berjalan mendekat dan sejak kapan dia berdiri di pintu yah? Apa dia punya aura yang bisa membuat dirinya tidak kasat mata, Ihhhh itu menyeramkan.

“Karena..” jaraknya semakin dekat denganku, ini membuatku berdebar, Oh! Pagi-pagi Ervin sudah senang sekali menggodaku.

“Aku..” tidak! Aku tidak ingin mendengar Ervin mengatakan apapun yang pasti membuatku sesak nafas.

“STOP!!!” teriakku tepat wajah Ervin sejengkal di depan wajahku. Dia tersenyum miring, dan secepat kilat bibir penuh pesonanya menempel kilat pada bibirku. A-apa!? C-ciuuumankuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu telah melayang.

“Ahahaha…” Ervin tertawa setelahnya dan henti, dia malah semakin menjadi-jadi karena, mungkin ekspresi yang aku tidak dapat bayangkan muncul di wajahku. Aku ingin tenggelam sajaaaaaaaaaaaa!!!!

*ERVIN POV*

 

Aku tersenyum senang saat melihat wajah Fero yang imut dengan tampang cemberutnya sedang sarapan. Tadi pagi sekali sungguh acara menggoda yang tidak kusangka aku bisa melakukannya, ya walaupun aku tidak tahan ingin mengecupnya, maafkan aku, Fero.

“Sudah selesai?” aku bertanya masih dengan senyuman menggoda. Dia terlihat salah tingkah dan segera membuang muka dengan kasar. Kan? Lihat, dia sungguh imut dengan sikap malu-malunya.

“Baiklah, ayo kita berangkat.” aku mengandeng tangan Fero, dia sedikit protes walaupun sudah pasti tidak berhasil, kekuatan lelaki lebih besar pemirsa, ingat itu baik-baik. Haha, maaf aku terlalu senang jadi keluarlah karakter asli dari seorang Ervin Gempaka.

“Lepas.” satu kata Fero pagi ini setelah aku menciumnya.

“Tidak.”

“Lepas, Ervin.” kali ini dia lebih tegas.

“Tidak mau.”

“Ervin, kamu itu bodyguardku. Jadi lepas sekarang juga!” dia kelihatan lebih kesal dari tadi.

“Tidak mau, dan aku bukan bodyguardmu. Tapi tunanganmu!” aku mengikuti gayanya saat bicara tadi. Dia mendengus kesal.

“Jangan bercanda, tidak ada bukti kuat. Jadi lepas sekarang.” Hah.. aku mengalah, kulepaskan tangannya dan Fero segera berjalan cepat ke mobil. Aku hanya menggeleng karena kekerasan kepalanya. Malam itu dia benar-benar tak mengubris pernyataan cintaku, ya aku tahu jika dia juga suka padaku, tapi tetap saja aku ingin sekali Fero mengakui mencintaiku. Hah… Tante Nisa cepatlah pulang, dan buat pertunangan resmi secepatnya. Aku tidak tahan ingin Fero jadi milikku. ARGH! Ini aneh.

*FERO POV*

Sial-sial-sialllllllll… pagi-pagi sudah sial itu rasanya bakal sial beruntutan. Ini semua gara-gara Ervin. Jelas banget aku tidak ingin membahas ungkapan cintanya yang belum tentu benar, apalagi tentang tunangan-tunangan itu. Aku harus meminta penjelasan pada Ibuku, dan sialnya beliau akan pulang 3 minggu lagi. Dan itu artinya aku akan liburan selama seminggu bersama Ervin, errrr aku-aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

Tadi pagi saja, dia sudah berani menggodaku dengan ciuman kilatnya, kilat tapi membekas banget di bibir, di mata, juga di hati. Oke, aku mulai lebay. Itu baru terjadi pasca dia bilang kalau dia tunanganku. Dan dalam semalam Ervin yang kaku dengan sikap malu-malunya hilang seketika. Yang ada hanya Ervin si penggoda yang menyebalkan.

Menyebalkan level tinggi karena membuatku tidak fokus melakukan apapun karena konsentrasiku buyar terbagi-bagi untuk berdebar-debar, cemberut untuk menutupi salah tingkah, dan sesak nafas setiap aku di dekatnya. Gila kan? Benar-benar gila! Apa perasaan ini yang dimaksud Ervin? Jika iya, berarti…… aku jatuh cinta padanya dong? Eh? Iya tidak sih? HA!!!!!.. sial, aku jadi terlihat bodoh.

Dan sekarang, dimana orang yang dari tadi mengganggu pikiranku ini. Aku melihat jam pukul 11 siang, tepat istirahat. Dan Ervin sudah menghilang entah kemana, mungkin ini efek samping memikirnya jadi aku tidak sadar jika dia pergi dan tumben sekali dia berani meninggalkanku. Huh..

Baiklah, aku lebih baik ke kantin, jajan sekali-kali tanpa Ervin. Bolehlah dicoba. Aku berjalan ke kantin, melewati koridor sekolah yang sudah pasti ramai sekali. Ketika aku tidak sengaja mengalihkan mataku melihat lapangan. Bukan lapangannya tapi seseorang yang sedang berada di sana, di bawah pohon besar bersama cewek yang aku tidak salah ingat sekelas denganku, jangan tanya siapa namanya, aku tidak ingat.

Uhh.. melihat mereka berdua, tiba-tiba membuatku kesal. Dan kesal kali ini berbeda dari rasa yang Ervin kasih setiap dia usil. Ini lebih ke apa yah.. aduh, nyutt gitu deh rasanya, apalagi melihat Ervin yang nepuk-nepuk kepala tuh cewek sambil senyum manis banget. Huh.. aku kira itu senyuman cuma buat aku. Oke, aku berlebihan dan karena tidak ingin lama-lama lihat adegan yang nyaris pengen banget pergi ke lokasi kejadian dan marah-marah tidak jelas ke Ervin cuma gegara cewek. Itu gak banget deh.

“Ke kantin ajalah. Ngapain Ervin dipikirin.” aku berbicara sendiri, sudah kaya orang gila nyasar deh.

***

 

“Uhh..” aku mengeluh saat ingin memesan makanan, gila. Ini kantin atau pasar sih, sumpeknya minta ampun. Badanku langsung tersenggol saat siswa gendut datang main serobotan. Aku nyaris jatuh jika tidak ada tangan yang kini menyangga tubuhku dengan kedua tangannya dipinggangku. Aku menoleh dan… dia Ervin, sejak kapan!?

“Hati-hati..” katanya sambil senyum, senyumnya manis banget, tapi begitu ingat adegan nepuk-nepuk cewek tadi malah jadi sebel.

“Hm.” aku segera melepaskan tangannya dan berjalan ke meja kantin. Ervin kembali memesan, yeah dia tahu tugasnya. Aku duduk sambil menunggunya, err dan aku malah nambah sebel lihat dia perhatian banget sama cewek lain dari cewek lapangan tadi. Dia ngambil pesenannya lah, tuh sok baik banget sihhh…

Kayanya ini sudah batas maksimal aku sabar deh. Jadi tidak mood makan, males mending ke kelas, eh tapi entar Ervin tetep bawa makanannya ke kelas, ke atap juga dia tahu banget kalau aku tidak ada di kelas pasti ke atap. Pergi kemana yah…Hm.. yang pasti gak bakal Ervin tahu, sepintas ide muncul. Boleh juga deh di sana, pasti dia gak bakal ngira aku di sana, lagian sudah pasti dia gak berani masuk, dan bolehlah sekali-kali denger gosip gak mutu. Kalian pasti tahu dimana aku ngumpet, gak elit sih cuma amanlah. Kekekeke~~

________________

Jangan lupa votementnya xD Tidak bosannya mengingatkan^^/ -21-01-15-

Black BodyguardWhere stories live. Discover now