Black Bodyguard - 6

4.1K 163 5
                                    

Helo. BB telah update. Thank sudah baca dan votenya. Gatau deh ini masih nyambung ato malah ngawur. Sumpah yah gak baca sebelum-sebelumnya jadi gatau aneh apa gak, dan tanpa edit jadi pasti typo banyak dah.

Happy reading, guys!

***

“Aw, sakit..” rintihanku membuktikan bahwa perbuatan Ervin sungguh mengandung unsur kekerasan. Dia dengan teganya menyeretku keluar dari club dan –JRENG- menjewer telingaku dengan kerasnya sampai rasanya hampir copot. Ha! Dan sekarang, mau ditaruh mana mukaku, ini benar-benar memalukan dan untuk beberapa hari ini aku tidak akan pergi ke club ini, aku tidak ingin orang-orang mengingatku.

“Ervin, lepas..” aku tidak ingin telingaku benar-benar copot. Aku, seorang Fero yang cantik dan angkuh tidak punya telinga? Ha, itu pelecehan. Tidak akan terjadi, sampai Ervin si biang bencana datang, awas saja dia, akan kuadukan pada Ibu.

“Nona, jika Anda ingin mengadu, Anda akan sakit hati sendiri.” katanya sambil tersenyum jahat, dan bagaimana bisa dia membaca niatanku itu, dasar mahkluk aneh.

“Raut wajah Anda yang membuat saya bisa tahu.” seakan tahu dia menjawab pertanyaan dalam pikiranku. Ah! Ya, terimakasih Ervin, kau telah mengingatkanku, karena kau, aku jadi terlalu banyak mengeluarkan ekspresiku. Sial.

“Lepas.” kataku sedikit lebih tegas dari rintihan tadi. Ervin melepaskannya. Dan aku segera melangkah panjang, segera menuju mobil dan lagi-lagi menuruti perintah Ervin. Aku sudah tidak bisa berbuat apapun jika dia mengancam. Sial-sial. Aku harus mencari cara bagaimana mengalahkannya, dia pasti punya kelemahan.

“Nona,” panggilnya membuatku menoleh sambil memasang wajah sebal, aish lagi-lagi aku mengeluarkan ekspresiku.

“Apa?” kataku ketus. Sial, karena terlalu emosi, aku jadi susah mengendalikan diri.

“Mobil kita di sini.” katanya tersenyum manis. Ukhhh… ini menjengkelkan, karena lagi-lagi aku dibuat malu. Aku mau tenggelam sajaaaaaaaaaa..

***

“Mengapa Anda kabur?” Ervin. Ya, dia sudah memulai introgasinya setelah kami sampai rumah, bahkan sebelum aku duduk. Aku memutar bola mata dengan jengahnya, dia pikir kenapa aku kabur? Tentu saja karena dia, dasar bodoh.

“Kamu tahu jawabannya.” kataku malas.

“Apa karena saya?” tanyanya lagi.

“Jangan tanyakan hal yang sudah pasti jawabannya,” kataku masih terdengar malas.

“Baik. Satu pertanyaan lagi.” tiba-tiba raut wajah Ervin berubah menjadi  serius. Aku jadi takut, dia orang yang nekat.

“Apa saya terlalu mengekang Anda?” aku mengerjap, apa katanya? Dia bertanya dan tidak sadar bahwa dia benar-benar mengekang? Astaga. Kepalaku.

Aku memejamkan mata, berusaha tenang menjawab pertanyaannya. “Ervin, itu jelas sekali terlihat. Aku terkekang.” Aku kesal.

“Apa ada sesuatu yang bisa saya lakukan agar membuat Anda bisa nyaman?” kali ini aku mengernyit heran, ada apa dengan perubahan sikapnya. Dia tidak biasanya begini, dia tidak akan mau mendengarkanku dan yeah ini aneh.

“Oke, ada banyak sekali.” Aku tersenyum senang, biarlah, ini saatnya pembalasan.

“Baik, saya akan mencobanya. Silakan Anda sebutkan, nona.”

“Pertama, kamu terlalu kaku, Ervin. Aku di sini tidak nyaman dan merasa kamu benar-benar bodyguard.” Aku berhenti melihatnya bereaksi, dia diam dan mengangguk seakan mengerti. Kemudian aku melanjutkan, “Kedua, aku ingin kamu menjadi temanku, dengan pakaian biasa, tidak formal. Dan hilangkan kata saya dan Anda, itu menjengkelkan, Ah! Terutama nona muda. Aku ingin suasana berbeda dengan di rumah, cukup panggil aku Fero.” Dia sedikit gelisah.

“Apa itu tidak berlebihan dengan status saya yang sekarang? Saya pikir, itu bukanlah sopan santun bodyguard pada nonanya.” Aku mendengus.

“Tidak. Aku tidak apa-apa dengan statusmu. Dan kamu bilang ingin membuatku nyaman?” dia diam kemudian mengangguk.

“Dan terakhir, aku ingin tahu. sebenarnya alasan Ibuku memperkerjakan kamu itu apa? Aku bukan anak pejabat yang sedang diburu mafia, aku tidak mengerti, memang aku sedikit nakal, aku sering bolos karena bosan, aku sering ke club juga karena bosan, aku bosan sendirian.” Aku tanpa sadar malah mengucapkan perasaanku yang telah lama kupendam. Aku memang kesepian, teman-temanku hanya mempermainkanku karena aku kaya, oleh sebab itu aku suka sekali seenaknya dan tidak peduli. Bukan salahku bukan?

“Baik. Saya akan memulai proses penyamanan ini. Dan untuk alasan Nyonya, saya tidak bisa bicara sekarang. Saya harus meminta izin atau setidaknya jika ada sesuatu terjadi.”

“Dan berhentilah memakai kata saya. Aku tidak ingin mendengarnya lagi.” Dia mengangguk paham. Dan kemudian menggiringku masuk ke dalam kamar.

“Baiklah, aku minta maaf, sekarang tidurlah.” Aku mengangguk dan segera mungkin mengganti pakaianku dengan piayama dan tidur dengan nyenyaknya, setidaknya aku menantikan bagaimana perubahan Ervin.

_______________________________

Jangan lupa Votementnya^^ -29-12-14-

Black BodyguardWhere stories live. Discover now