Black Bodyguard - 18

4.6K 150 47
                                    

Terimakasih yang udah mau menunggu (yang komen, yang pm, yang nge-wall). Saya jadi gak enak, padahal dulu iseng buatnya.. hehehehe.. (Langsung aja ya, dan seperti biasa banyak typo tanpa edit)

Sekali terimakasih dan maaf buat nunggu..


-Happy reading, guys!-



(AUTHOR POV)

 

Mendung di pagi hari menjadi pembuka cerita sang gadis cuek dengan si bodyguard yang sebentar lagi akan menyandang suami istri, -uhuk- tapi masih lama pemirsa, mereka baru saja naik kelas 3 SMA dan liburan telah usai, selama liburan mereka sama sekali tidak bicara, tidak menatap, apalagi bertemu. Fero, si gadis cuek malu-malu tapi mau ini mengadakan syarat untuk tidak bertemu dengannya selama liburan dikarenakan Fero, merasa terancam dengan hawa keberadaan Ervin yang sudah pasti bisa membuat banyak kaum hawa ngiler dan akhirnya tergoda. Fero tahu dosa, jadi begitulah syarat yang diberikan pada sang bodyguard sekaligus calon tunangan.

"Ferooooooooooo!!!!!" teriak bodyguard dengan tangannya yang sudah melebar, terlihat pose yang seakan ingin memeluk dan yang dipanggil pun hanya melirik sekilas kemudian berlalu.

"Fero! Kamu kok cuekin aku sih." mendengar nada Ervin yang terkesan imut itu membuat kuping Fero panas seketika, ah apalagi yang akan dilakukan bodyguardnya yang akhir-akhir ini sungguh-sungguh dan sungguh-sungguh berlebihan a.k.a LEBAY! –maap penulis juga tertular/plak-

"Apa?" kata Fero ketus. Terlalu malas mendengar ocehan sok imut Ervin jadi dengan terpaksa Fero menanggapi.

"Kenapa sih kok kamu makin dingin gitu? Aku ada salah ya?" kali ini suara Ervin cukup normal.

"Bukan cuek, tapi malas. Dan lagi, Ervin, tolong jadi normal kembali, aku terganggu dengan sikap berlebihanmu. Err.."

"Sama saja. Dan juga, Aku. Masih. Normal." lihat? Bukankah ini tidak normal? Ya ya.. anggap saja ini efek Ervin klepek-klepek jadi sifatnya agak miring.

 


(ERVIN POV)

 


Liburan. Satu kata yang sudah pasti membuatku menderita. Gila saja, aku dilarang bertemu dengan Fero, padahal nyaris sudah kami saling mesra, mesra disini bukan mesum pemirsa, sungguh aku bukan orang seperti itu. Hari pertama liburan, aku sempat nekat mengajaknya kencan, padahal sudah pasti jawaban dari Fero kalian tahu. Begini ceritanya.

"Fero, ayo kencan."

"Hn?" dia hanya bergumam dan menatapku dengan pandangan, 'Hei, jangan bercanda.'

"Aku tidak bercanda." kali ini dia menatapku heran, mungkin dia masih tidak terbiasa dengan cara yang kugunakan agar bisa mengerti perilaku cueknya, jelas mata membaca semuanya. Aku tahu apa yang dipikirkan Fero.

"Tidak." katanya singkat. Dan kembali menatap keluar jendela. Kami sedang di mobil menuju rumah setelah pembagian rapot dan niatku mengajaknya kencan langsung sirna karena satu kata yang keluar dari bibirnya yang –uhum- imut tapi sadis.

"Bukan sekarang, aku mengajakmu besok." Fero masih diam, setelah beberapa detik dia menatapku yang dapat kulihat dari sudut mataku karena aku sedang sibuk menyetir.

"Fokus, atau aku mati."

Glek. Kan, Fero memang benar-benar sadis. Aku tahu fokus saat menyetir jadi mana mungkin aku akan membahayakan istriku ini. Maaf, calon istri sebenarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Black BodyguardWhere stories live. Discover now