Empat

43 10 18
                                    

"Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit." - Confucius
*
*
*
*

Aquilla terpaksa keluar dari kelas dan menuju ke lapang untuk menjalani hukumannya. Di perjalanan menuju ke lapang Aquilla terus saja menggerutu gak jelas.

"Gila tuh guru, gue lagi enak-enak tidur di bikin kaget setengah mati" gerutu Aquilla.

Di lapangan terlihat kelas 11 IPS 1 sedang pelajaran olahraga. Aquilla terus saja berjalan sampai akhirnya ia melakukan apa yang di suruh Bu Tuti. Ia tidak perduli jika harus di perhatikan orang lain, ia hanya bodo amat ada orang yang mencibirnya karena Aquilla baru saja masuk sekolah sudah di hukum.

Di arah lain terlihat ke tujuh most wanted itu berjalan ke arah murid-murid lain yang sedang melakukan pemanasan. Jeno melihat ke arah gadis yang sedang berdiri menghadap tiang bendera, ia merasa sangat tidak asing dengan cewek itu tetapi ia tidak mengingat siapa cewek itu. Sampai terdengar suara peluit yang menginstruksikan untuk segera berkumpul.

"Gilaaa panas banget, mana gue aus lagi" gumam Aquilla."Apa gue kabur ke kantin aja kali yaa?" Lanjutnya."oke deh gue kabur aja dari pada gue mati kahausan disini" ucapnya lagi.

Saat Aquilla hendak berbalik dan melangkah ke arah dimana kantin berada terhentikan ketika ada suara teriakan cempreng dari Bu Tuti.

"Rachell Aquilla, mau kemana kamu? Kamu belum menyelesaikan hukuman dari ibu. Kamu harus berdiri sampai bel tanda jam pelajaran ibu selesai!" Teriak Bu Tuti. Sambil berjalan ke arah Aquilla.

"Tapi bu, itukan masih lama" ucap Aquilla.

"Siapa suruh kamu tidur di kelas!" Kata Bu Tuti.

"Karena saya ngantuk bu, jadi saya tidur" ujar Aquilla yang sangat santai.

"Kamu berani sama saya?" Tanya Bu Tuti

"Bera.. ehh ngga, saya mana berani sama ibu" hampir saja Aquilla keceplosan, kalo sampai keceplosan habis sudah dia akan mendapat hukuman tambahan lagi.

"Kamu lanjutkan kembali hukuman kamu, setelah itu kamu boleh kembali lagi ke kelas" kata Bu Tuti.

Dan di arah yang berbeda ke tujuh most wanted itu terus memperhatikan gadis yang sedang di omeli oleh Bu Tuti.

"Gila tuh cewek berani banget" ucap Haechan.

"Iyah parah tuh cewek bisa ngelawan Macan Betina" sambung Chenle.

"Siapa tuh cewek ya?" Tanya Jisung.

"Mana gue tau cung, gue bukan bapaknya!" Jawab Renjun ngegas.

"Ya siapa tau kan lo tauu gitu" ucap Jisung.

"Kayaknya dia murid baru deh"ujar Mark.

"Iyah hyung, gue juga baru Liat" ucap Jaemin yang mulai bersuara karena sejak tadi ia hanya menyimak saja.

Sedangkan Jeno, ia sama sekali tidak ada niatan untuk berkomentar apapun. Ketika teman-temannya sedang sibuk bergosip tentang cewek yang sedang di hukum. Jeno berdiri dari duduknya lalu ia pergi ke kantin tanpa mengucapkan sepatah dua patah kata.

Jeno yang sejak tadi melihat bahwa cewek itu terus saja mengusap keringat di kepalanya dan terlihat kalo cewek itu sedang merasa haus dari sejak 30 menit yang lalu. Jeno pun pergi ke kantin dan membeli satu botol air minum, setelah membayar jeno kembali ke lapangan. Jeno bukan menghampiri teman-temannya tapi ia malah melangkah ke arah gadis yang sedang di hukum. Teman-temannya pun merasa heran kenapa Jeno malah melangkah ke arah cewek itu, ada apa dengannya?

"Nih" ucap Jeno sambil menyodorkan botol air minum.

"Ehh" ucap Aquilla merasa kaget ketika ada seseorang yang menyodorkan botol air minum ke arahnya. Lalu ia melihat siapa orang yang membelikannya minum.

Jeno juga kaget siapa cewek yang sekarang ada di hadapannya itu, tapi ia pun menyembunyikannya rasa keterkejutannya itu.

"Nih Ambil" ucap jeno sekali lagi.

"Buat Gue?" Tanya Aquilla.

"Ck, lama lo". Jeno mengambil tangan Aquilla, lalu ia  menaruhnya di tangan Aquilla dan pergi dari hadapan Aquilla. Sedangkan Aquilla ia terbengong seketika dan ia pun tersadar dari keterkejutannya.

Jeno yang melihat tingkah laku Aquilla membuat ia merasa gemas, ia ingin sekali mencubit kedua pipinya itu. Tapi ia mengurungkan niat nya untuk tidak melakukan hal konyol itu.

Bel pertanda pulang sekolah berbunyi, akhirnya Aquilla terbebas dari hukuman dari guru galak itu. Untung saja tadi ada cowok yang ngasih minuman, kalo nggak sudah lah gue mungkin bakal mati kehausan.

Aquilla segera pergi dari lapangan menuju kelas nya untuk mengambil Tas sekolahnya. Ia belom memiliki teman yang bisa Aquilla percaya. Karena motto hidup Aquilla ' kalo sendiri bisa bahagia? kenapa harus punya banyak teman'.

Setelah mengambil Tas dan ia pun bergegas untuk cepat sampai di rumah. Saat ia sedang menunggu angkutan umum ada 4 motor ninja yang berhenti tepat di depannya. Aquilla mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang berhenti tepat di depannya itu.

"Ayo naik" ucap cowok yang memakai motor ninja hijau, karena motor yang lain sudah penuh boncengannya dan tersisa motor si cowok yang baru saja menawarkan Aquilla naik motornya. Ralat bukan menawarkan tetapi memerintahnya untuk naik motornya dia.

"Ngga. makasih" tolak Aquilla dengan nada yang terkesan dingin dan penuh dengan penekanan itu.

Aquilla yang melihat angkutan umum langsung saja pergi dari hadapan motor yang baru saja menghampirinya.

Jangan lupa vote!

Troublemaker Girl || NCTWhere stories live. Discover now