Rossa menatap takjub ketika melihat deretan gaun-gaun pengantin yang sangat cantik dan berkemilau. Semuanya di design langsung oleh sang desainer, Octavian Larson.

"Wow." hanya satu kata itu yang dapat Rossa ungkapkan

"Apabila ada pesanan gaun pengantin, tapi memiliki design berbeda dengan yang ada di lantai ini, maka Miss Ocha sendiri yang mendesainnya sesuai dengan permintaan pelanggan. Biasanya, Miss Ocha akan meeting terlebih dahulu dengan calon pengantinnya di meeting room kecil, yang ada di lantai satu." kata Risma yang menambah rasa kagum Rossa terhadap sang desainer

Rossa dan Risma kembali menaiki anak-anak tangga hingga keduanya tiba di lantai tiga. Lantai inilah yang dijadikan office room. Risma memperkenalkan Rossa dengan rekan-rekan kerja sesuai divisi mereka masing-masing, dan Rossa terlihat bahagia, karena rekan-rekan kerjanya sangat welcome dengannya. Hingga akhirnya, mereka memasuki ruangan kerja yang cukup besar, di sana terlihat ada tiga orang wanita yang akan menjadi satu team dengan Rossa.

"Selamat pagi teman-teman." sapa Risma dengan senyum ceria

"Pagi, Ris." jawab ketiganya kompak

"Perkenalkan, rekan kerja yang baru, namanya Rossa, panggilannya Ocha."

"Hallo Ocha." sapa ketiganya dengan senyum ramah

"Kenalkan, saya Rossa, atau saya biasa dipanggil, Ocha." ucap Rossa seraya menjabat tangan mereka bertiga

"Gue, Corry Forsythia. Panggil gue, mba Corry atau cici Corry saja. Semoga betah sama kita-kita di sini yang terkenal team heboh." selorohnya dengan senyum sumringah

Corry, wanita berkulit putih, memiliki mata sipit sangat jelas terlihat dia keturunan Chinese, dia juga memiliki senyum yang ramah dan hangat.

"Gue, Marina Azalea. Panggil gue teteh Marina atau mba Marina juga boleh. Welcome to our team." ucapnya dengan senyum ramah

Marina, wanita berkacamata dengan rambut bergelombang, dia terlihat smart dan pandai beradu argumen. Dari nada bicaranya, terdengar aksen bahasa Sunda.

"Gue, Lily Norrie. Cukup panggil gue, mba Norrie. Selamat datang, siap-siap diribetin sama gue ya." candanya

Norrie, wanita cantik berambut pendek, memiliki bola mata yang besar dan menggunakan contact lens berwarna cokelat, mungkin dia tidak nyaman jika menggunakan kacamata. Wajahnya terlihat jutek, tapi itu hanya terlihat dari luarnya saja, sifat aslinya pasti baik.

Rossa yakin, ketiganya sudah menikah, karena dia melihat cincin yang terpasang di jari manis ketiganya.

"Alright, Ocha here's your staff ID Card, use it to unlock the office's door, and also for clocking in and out." jelas Risma seraya menyerahkan staff ID Card kepada Rossa

"Noted, Miss Risma."

"Jika ada hal yang ingin kamu tanyakan mengenai pekerjaan, silahkan bertanya kepada ibu-ibu di sini ya. Oh iya, Corry adalah leader di team ini. Jadi, kamu juga bisa bertanya mengenai detail pekerjaan kamu dengannya." ujar Risma

"Ralat, ibu-ibu milenial." kata Norrie

Risma menghela napas jengah, "Whatever, Nor." selorohnya, "Oh iya Cha, jangan panggil saya dengan Miss Risma atau Ibu Risma, panggil saja saya Risma, atau kak Risma, atau mba Risma, atau senyamannya kamu saja. Tapi yang pasti, jangan panggil saya dengan sebutan Ibu. Saya belum setua itu untuk dipanggil Ibu." jelasnya sambil tersenyum simpul

"Baik, mba Risma." kata Rossa mengikuti kemauan Risma

"Ibu-ibu, gue balik ke ruangan gue ya. Inget, jangan galak-galak sama anak baru." celoteh Risma

"Yee bocah, dipanggil Ibu ngga mau, tapi manggil kita ibu-ibu." seloroh Marina

Risma tertawa lepas, lalu melambaikan tangannya dan keluar dari ruangan mereka. Marina memanggil Rossa dan memintanya untuk duduk di sampingnya. Meja kerja Rossa memang berada tepat di samping Marina.

"Nama panggilan Ocha bisa samaan gitu yaa sama boss." kata Norrie

"Kebetulan saja sama mba, aku sendiri juga kaget bisa sama begitu dengan boss." ujar Rossa

"Well guys, back to work again. Gue akan jelaskan beberapa pekerjaan yang akan lo handle ya Cha, dan jangan malu-malu untuk bertanya sama ketiga emak-emak di ruangan ini." ucap Corry seraya terkekeh, hingga mendapatkan tatapan tajam dari Norrie dan Marina. "Gue kan bilang, ketiga emak-emak, artinya termasuk gue, gengs." lanjutnya

Corry memberikan Rossa beberapa kertas bergambar design pakaian wanita untuk musim panas ini. Dia menjelaskan pekerjaan apa yang harus dilakukannya hari ini. Rossa harus melakukan product research terhadap gaya dan harga untuk design pakaian tersebut. Jam empat sore ini akan ada meeting dengan sang boss, jadi data research itu harus dapat diselesaikan dalam waktu lima jam ke depan oleh Rossa.

"Jika ada kesulitan, jangan sungkan untuk tanya ke gue ya, Cha. Dan siap-siap bertemu dengan boss kita, Miss Ocha sore ini."

"Baik, mba." jawab Rossa

Satu hal yang Rossa kagumi dari sosok sang leader, Corry sangat detail dalam memberikan informasi pekerjaan. Jadi, penjelasan darinya sangat membantu Rossa untuk melakukan pekerjaannya. Setelah menjelaskan semuanya, Corry kembali ke tempatnya, dan Rossa memulai pekerjaannya.

Di dalam hatinya, Rossa sungguh tidak sabar menunggu sampai jam empat sore untuk dapat bertemu dengan sosok pria yang ia kagumi. Sudah dua tahun Rossa tidak berjumpa dengannya, dan dia sangat merindukan sosok sang desainer. 


To be continued

*****

Aku merindukannya, karena aku mengaguminya. Bukan berarti aku merasakan yang lebih dari kata kagum. - Rossa

ROSSA (ON GOING)Where stories live. Discover now