PART 7 - Harapan

660 86 17
                                    

Octavian melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul lima sore, saatnya dia membuka rekaman CCTV melalui laptopnya, terkadang dia memang memeriksa apa yang sedang terjadi atau sudah terjadi di butiknya melalui rekaman CCTV yang terpasang. Tidak setiap hari Octavian membukanya, jika dirinya memiliki waktu lebih maka dia akan membuka rekaman CCTV itu.

Octavian memeriksa rekaman CCTV mulai dari lantai dasar, lalu naik ke lantai satu, lantai dua, lantai tiga... Netra Octavian terpaku saat melihat rekaman CCTV yang terjadi di lantai tiga, lebih tepatnya di ruangan Corry dan team. Dia melihat Corry, Marina, dan Norrie yang memeluk Rossa bersamaan.

"Ada apa dengan mereka?" gumam Octavian

Diperbesarnya layar rekaman CCTV, hingga membuatnya cukup terkejut karena melihat Rossa yang menangis.

"Waktu kejadian sekitar 1 jam yang lalu, kenapa Rossa menangis? Apa ada masalah dengannya?"

Octavian segera menghubungi line intercom Rossa, dan dia menjawabnya. Diperhatikannya wajah Rossa melalui CCTV saat ini. Rossa terlihat nervous saat tau sang boss yang menghubunginya sambil mengedarkan pandangannya kepada Corry, Marina, dan Norrie.

"Ocha, sebelum pulang, datang ke ruangan saya lebih dulu." perintah Octavian

"Ba-baik, Miss." jawab Rossa terdengar gugup

"Tiga puluh menit lagi, saya tunggu kamu di ruangan saya." ucap Octavian

"Baik, Miss." jawab Rossa lagi seraya bertukar pandang dengan Corry, Marina dan Norrie

Octavian menutup telepon itu, dan juga menutup rekaman CCTV. Dia berdiri dari kursi kerjanya, dan berjalan menghampiri sketsa wedding dress yang sedang dirancangnya untuk acara fashion show yang akan diadakan dua hari lagi. Octavian bersedekap sambil memandangi sketsa itu, berpikir apa yang harus diperbaiki atau diubah olehnya. Dia mengambil pensil dan mulai menggoreskannya pada kertas sketsa. Saat Octavian berkonsentrasi dengan sketsa gaun pengantin, dirasakannya ada tangan yang melingkar di pinggangnya, memeluknya mesra dan mencium pipinya dari samping. Siapa lagi yang berani melakukan itu jika bukan kekasihnya, Alden.

"Kamu masih sibuk, sayang?" tanya Alden

Octavian meletakkan pensil yang digunakannya, membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Alden, kemudian mengalungkan tangannya di leher kekasihnya seraya tersenyum manis. "Sedikit lagi selesai, babe."

Alden menundukkan wajahnya ke ceruk leher Octavian, dan menciumnya gemas. "Belakangan ini kamu terlalu sibuk dengan urusan fashion show kamu babe, hingga tidak ada waktu untukku." ucapnya manja

Octavian menatapnya dengan perasaan rindu, memang benar beberapa hari ini, ralat maksudnya sudah hampir satu bulan ini dia sibuk dengan urusan pagelaran busana, dan waktunya paling banyak dihabiskan dengan Rossa. Ah! Kenapa tiba-tiba nama gadis itu muncul di pikiran Octavian.

"I'm sorry babe, but you know how perfect I am, jika berkaitan dengan fashion show." jelas Octavian seraya mengusap rahang Alden lalu turun ke dadanya yang bidang

Alden melihat sketsa wedding dress yang sudah selesai dibuat oleh Octavian, "How beautiful." pujinya, "Apakah wedding dress ini akan dipertunjukkan saat fashion show nanti, sayang?"

"Yes, wedding dress ini akan menjadi highlight dari acara tersebut. Tapi, aku belum mendapatkan model yang pantas untuk memakai wedding dress ini." jelas Octavian

"Pilih saja salah satu modelnya, bagiku semua wanita terlihat sama jika memakai gaun pengantin." seloroh Alden

"Tidak bisa begitu, sayang. Aku tidak ingin sembarangan memilih modelnya."

ROSSA (ON GOING)Where stories live. Discover now