PART 13 - A 'Good'bye

304 85 28
                                    

Ashley menarik napasnya sejenak, lalu dia membuka surat dari Rossa. Perlahan, kata demi kata yang tertulis di sana dibacanya.

To the most beautiful memories in my life.

Hai Mas Octavian (Aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan ini, maaf jika kamu tidak menyukainya), apa kabar? Aku harap mas dalam keadaan sehat selalu. Hmmm... ini pertama kalinya aku menulis surat untuk seorang pria yang aku cintai. Pria yang berhasil membuat diriku terusik, dan merasakan jatuh cinta dengannya. Meskipun kamu tidak akan pernah membalas cintaku, mas.

Banyak orang berkata, cinta adalah hadiah terindah yang pernah ada. Tapi, terkadang anda harus mengorbankan sesuatu untuk hadiah yang indah ini. Seperti yang pernah aku ungkapkan ke kamu mas, aku sangat mencintai kamu. Kebaikanmu, ketulusanmu, semua tentang dirimu membuat aku jatuh cinta. I am very grateful, that I got to know you as Octavian Larson. The times we spent together, I was happy. I knew that your love was the only gift that I ever wanted. But, I realized that is impossible. So, I give up. I have to accept the fact that I will never get the chance to be together with you. Jadi, aku hanya bisa menuliskannya di sini, dan menyimpan semua kenangan indah yang sudah kamu berikan di sudut hatiku yang paling dalam. I know it's not easy for me to forget you, but I will try my best to forget you and also my feelings.

Terima kasih, karena sudah memberikan kesempatan kepadaku untuk dapat merasakan satu hari berharga sebagai seorang wanita yang dicintai. And now, I've made up my mind, it's time to me to go. Going far away to forget you.

Sejujurnya, sangat sulit untukku menuliskan surat ini, karena terasa sakit, mas. Tapi kamu tau mas, sakit yang aku rasakan tidak sama dengan rasa sakit yang kamu rasakan ketika mewujudkan keinginan kamu. Baiklah, saatnya aku berhenti memanggil kamu dengan sebutan mas, karena waktu satu hari yang berharga untukku sudah lama usai.

Saya dengan tulus mengucapkan selamat datang, Miss. Anda bukanlah anda yang dulu lagi. Saat ini, anda sudah memiliki identitas yang baru, keinginan anda sudah tercapai. Anda tau, bahwa saya adalah salah satu orang yang mengharapkan anda tetap sama, tidak melakukan perubahan apapun pada tubuh anda. Tapi, siapalah saya yang dapat melarang anda untuk mewujudkan keinginan anda.

Saya bukanlah Tuhan, yang dapat mengetahui semua rencana hidup anda yang sudah anda siapkan. Saya bukanlah hakim, yang dapat menghakimi anda atas pilihan hidup anda. Saya bukanlah jaksa, yang dapat menuntut anda untuk merubah pilihan hidup anda. Saya bukanlah pengacara, yang dapat membela anda akan pilihan hidup yang sudah anda putuskan. Saya hanya seorang wanita yang mencintai anda, dan berharap anda tidak berubah. Namun pilihan, tetap berada di tangan anda.

Dengan identitas anda yang baru, saya harap anda selalu berbahagia. Saya harap anda lebih banyak mendapatkan ide-ide terbaru dan fresh untuk koleksi selanjutnya. Jangan pernah berhenti untuk memperkenalkan kain-kain terindah asal Indonesia kepada banyak orang. I wish you the best for your life.

Satu permintaan saya Miss, jangan pernah mencari saya. Saya pastikan, saya akan hidup bahagia. Dan, jika memang takdir kembali mempertemukan saya dengan anda, saya akan menganggap itu adalah pertemuan pertama saya dengan anda, karena identitas anda yang baru. Maafkan saya untuk segala sesuatu yang sudah saya lakukan, yang mungkin membuat anda kecewa.

As the end of this letter, always be happy and see you again.

Selesai membaca surat itu, Ashley menghapus air matanya yang tanpa disadarinya mengalir dari sudut matanya. Dia menengadahkan kepalanya, menarik napas sekuatnya, berusaha menetralkan gejolak emosi yang dirasanya. Perasaannya campur aduk setelah membaca surat Rossa. Ada perasaan kecewa, marah, sedih, tapi yang paling ia rasakan adalah kehilangan. Ia merasa kehilangan seorang adik yang disayang olehnya.

Ashley melipat rapi surat dari Rossa, disimpannya surat itu di dalam brankas yang berada di dalam lemari kerjanya. Surat yang sangat berharga baginya. Di dalam hati kecilnya, dia sangat berharap dapat bertemu kembali dengan Rossa. Dia akan mengikuti permintaan Rossa untuk tidak mencarinya, hidup berbahagia dengan identitasnya yang baru, dan terus berkarya di dunia fashion.

*****

6 Years Later (6 Tahun Kemudian)

Seorang gadis cilik berusia lima tahun yang memiliki wajah manis, netra berwarna cokelat muda, serta rambut hitam legamnya yang tergerai indah, terlihat ceria seraya menggandeng tangan sang Bunda berjalan bersama menyusuri pedestrian. Gadis cilik itu tersenyum manis kepada sang Bunda, senyumannya bak malaikat yang dapat meluluhkan hati siapa pun yang melihatnya.

Sang Bunda melepaskan tangan sang gadis cilik, ketika didengarnya ponsel yang berada di dalam tasnya berbunyi, dan mengharuskannya menjawab panggilan itu.

"Sebentar ya sayang, mama harus menjawab panggilan dari papa." ucap sang Bunda

Sang gadis cilik mengangguk patuh, lalu menunggu sang Bunda yang sedang berbicara dengan sang Ayah dari gadis cilik itu melalui ponselnya. Sambil menunggu, pandangan sang gadis cilik menjelajahi toko-toko yang berada di sekitar pedestrian. Tiba-tiba gadis cilik itu berjalan menuju salah satu butik yang menarik perhatiannya. Gadis cilik itu mendongakkan kepalanya, melihat sebuah gaun pengantin yang menurutnya sangat cantik yang terpajang di etalase butik tersebut.

Seorang wanita bertubuh tinggi dan langsing bak seorang model keluar dari dalam butik, dan tersenyum hangat kepada sang gadis cilik.

"Hai, sweet girl. What can I help you?" tanyanya sambil menurunkan tubuhnya agar dapat menyesuaikan tingginya dengan sang gadis cilik

"I like this dress." jawab gadis cilik itu dengan mata berbinar, seraya menunjuk ke gaun pengantin yang terpajang, dan membalas senyum hangat sang wanita

"Kamu mempunyai selera yang sangat bagus, gadis manis." ucap sang wanita

"Samantha Delano. Oh my God! You really make me scared, dear." ucap sang Bunda dengan wajah khawatir sambil mengusap sayang kepala sang gadis cilik

Samantha Delano Reichard, nama sang gadis cilik. Samantha menggenggam tangan sang Bunda seraya tersenyum tenang.

"Mom, I like this dress. Can I have this dress, mom?" tanya Samantha sambil menunjuk gaun pengantin yang ada di depannya

Sang Bunda melihat gaun pengantin yang ditunjuk oleh Samantha, dan seketika membuat dirinya tertegun. Perlahan, dia menolehkan kepalanya kepada sang wanita yang sedaritadi menatapnya. Tubuhnya sontak menegang, tatkala pandangan keduanya bertemu. Kedua wanita itu terdiam sejenak, seraya saling menatap lekat. Terlihat jelas ada rasa penuh kerinduan di mata sang wanita, lalu dia menyunggingkan senyum hangat kepada Bunda dari sang gadis cilik.

"Hai, Rossa. Long time no see." sapa sang wanita, Ashley.

"Who are you?" tanya Bunda dari Samantha, Rossa.

To be continued

*****

Aku pastikan, aku akan hidup bahagia. Saatnya untuk diriku memulai lembaran yang baru.  Rossa

ROSSA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang